Jenis Plasenta Previa
Plasenta previa terbagi menjadi 4 jenis yaitu:
- Sebagian (parsial), posisi plasenta menutupi sebagian leher rahim atau jalan lahir untuk keluarnya bayi.
- Rendah (low-lying), posisi plasenta berada di samping atau tepi leher rahim (serviks), sehingga masih punya kemungkinan untuk melahirkan normal.
- Marginal, posisi plasenta berada di bagian bawah atau ujung rahim. Plasenta memang biasanya akan sedikit menekan serviks, tetapi tidak akan sampai menutupinya.
- Total (major), posisi plasenta yang menutupi seluruh leher rahim (serviks).
Penyebab Plasenta Previa
Mommies ada beberapa faktor saat hamil yang menyebabkan terjadinya plasenta previa. Apa saja sih Moms kira-kira penyebabnya?
- Berusia 35 tahun atau lebih.
- Merokok saat hamil atau menyalahgunakan kokain.
- Memiliki bentuk rahim yang tidak normal.
- Bukan kehamilan pertama.
- Kehamilan sebelumnya juga mengalami plasenta previa.
- Posisi janin tidak normal, misalnya sungsang atau lintang.
- Hamil bayi kembar.
- Pernah mengalami keguguran.
- Pernah menjalani operasi pada rahim, seperti kuret, pengangkatan miom, atau operasi caesar.
Jika Moms memiliki salah satu atau lebih faktor yang tadi disebutkan, sepertinya Moms harus lebih waspada. Agar tidak terjadi hal-hal yang fatal.
Gejala Plasenta Previa
Biasanya gejala yang ditimbulkan jika Moms mengalami plasenta previa adalah pendarahan yang keluar dari vagina. Darah yang keluar berupa darah segar, dengan atau tanpa nyeri perut. Pendarahan ini biasa terjadi pada usia kehamilan 20 minggu ke atas. Jadi kenali gejalanya ya, Moms. Jika Moms mengalami gejala-gejala seperti yang disebutkan berikut ini, sebaiknya Moms segera pergi ke dokter kandungan Mommies.
- Perdarahan yang berlangsung beberapa hari hingga beberapa minggu.
- Perdarahan terjadi terjadi setelah hubungan seksual.
- Menimbulkan kram atau rasa nyeri yang parah.
- Perdarahan selama paruh kedua kehamilan.
Tapi jangan khawatir Moms, pendarahan yang timbul karena plasenta previa tidak membahayakan ibu dan janin. Namun jika perdarahan sangat banyak, plasenta previa bisa mengancam nyawa ibu dan janin. Jadi kenali betul-betul gejalanya ya Moms, agar cepat dilakukan penanganan.
Cara Mengatasi Plasenta Previa
Untuk mengatasi plasenta previa, sebelum dokter kandungan harus mendiagnosis terlebih dahulu. Ada tiga cara diagnosis yang bisa dilakukan dokter, yaitu USG transvaginal, USG panggul, dan MRI (magnetic resonance imaging). Biasanya dari dagnosis ini maka dokter baru bisa menyimpulkan apakah plasenta previa yang Moms alami termasuk dalam kategori parah atau tidak.
- Pendarahan Sedikit atau Tidak Sama Sekali, biasanya jika Moms mengalami plasenta previa dengan pendarahan sedikit, maka dokter akan menganjurkan Moms untuk banyak beristirahat. Selama masa pengobatan ini Moms akan disarankan menghindari berbagai kegiatan yang bisa memicu timbulnya perdarahan. Misalnya olahraga dan berhubungan seks.
- Pendarahan Banyak, jika Moms mengalami plasenta previa dengan pendarahan banyak, dokter akan menyarankan Moms untuk diobservasi di rumah sakit. Hal ini bertujuan agar dokter mengetahui, Moms membutuhkan transfusi darah atau tidak. Biasanya dokter akan menyarankan untuk melakukan metode kelahiran caesar saat usia kehamilan menginjak 36 minggu agar bayi dalam kandungan tetap sehat.
- Pendarahan Tidak Berhenti, jika Moms mengalami pendarahan yang tidak kunjung berhenti karena plasenta previa, maka dokter kemungkinan akan mengambil langkah operasi caesar agar bayi tidak terancam keselamatannya.
Nah Moms itu tadi informasi seputar plasenta previa. Jika Moms saat ini sedang hamil dan merasa mengalami salah satu atau lebih gejala plasenta previa yang disebutkan tadi, sebaiknya segera pergi ke dokter ya, Moms. Agar Moms tenang saat hamil. Happy pregnancy, Mommies.