Dampak Menakut-Nakuti Anak yang Perlu Diketahui
Bila anak sering ditakut-takuti akan muncul dampak buruk bagi anak tersebut. Dampak yang terjadi bisa berbeda pada setiap usia anak, yaitu:
- Dampak menakut-nakuti anak pada usia bayi dibawah 12 bulan
- Dampak menakut-nakuti anak pada usia batita (bayi tiga tahun)
- Dampak menakut-nakuti anak pada usia balita (bawah lima tahun)
- Dampak menakut-nakuti anak pada usia 6 – 9 tahun
- Dampak menakut-nakuti anak pada usia 9 – 12 tahun
Jika anak pada usia ini memiliki rasa takut yang berlebihan akan memberikan efek yang negatif, yaitu ia akan susah berkonsentrasi saat belajar. Energi yang dimilikinya akan terbuang percuma karena memelihara rasa takutnya yang berlebihan. Hal ini dapat mengganggu proses belajarnya di sekolah maupun dalam berkehidupan sehari-hari.
Melihat betapa buruknya dampak yang akan terjadi pada anak, maka dari itu, Moms sebagai orang tua sebaiknya perlu menghilangkan kebiasaan menakut-nakuti anak.
Cara Menghilangkan Kebiasaan Menakut-Nakuti Anak
Sebenarnya, untuk membuat anak menurut pada aturan Moms tidak perlu menakuti-nakutinya yang justru malah akan menumbuhkan rasa takut dalam dirinya. Meskipun pada dasarnya ketakutan adalah kondisi alamiah yang membantu anak untuk menghadapi pengalaman baru yang juga merupakan insting melindungi diri dari bahaya, namun tetap saja orang tua harus bisa memahami ketakutan anak dan mengatasinya.
Ada banyak cara yang bisa dilakukan untuk menghilangkan kebiasaan tesebut, diantaranya yaitu;
- Beri anak penjelasan secara rasional atas alasan aturan yang diberikan ketimbang menakuti-nakutinya.
- Sebaiknya berikan pengertian kepada anak dengan berkata yang sejujurnya. Sesungguhnya anak-anak juga bisa berpikir dewasa, tinggal bagaimana orang tuanya mengarahkan pikiran anaknya.
- Sudah tugas dari orang tua untuk mengkondisikan suasana lingkungan yang kondusif pada anak, maka sebaiknya bujuk dan ajak anak dengan kata-kata lemah dan lembut.
- Kontrol diri untuk tidak menakut-nakuti anak. Ada baiknya pula bila Moms tidak membiarkan anak mengatasi rasa takutnya sendiri. Doronglah anak untuk mengekspresikan perasaannya.
Meskipun orangtua menakut-nakuti anak dengan tujuannya ingin melindungi anak agar tidak terjadi hal-hal yang bisa menyakitinya, tapi dengan terlalu sering menakut-nakutinya akan justru memberikan dampak negatif yang malah dapat menganggu perbuatan, kreativitas, dan kemandirian anak. Maka dari itu, sebaiknya orang tua lebih bijak lagi dalam membimbing anaknya.