1. Memaksa Anak Makan
Banyak orangtua yang berpikir bahwa makan banyak adalah kunci untuk tubuh anak yang sehat. Sayangnya, hal ini tidak diikuti dengan pemberian makanan yang baik. Kebanyakan dari mereka memberikan makan dengan suasana yang tidak enak, seperti paksaan hingga kemarahan. Tidak jarang waktu makan menjadi momen penuh drama dan air mata.
2. Mengikuti Kemauan Anak
Ada pula orangtua yang selalu menyerah dengan cepat setelah melalui drama dan segala air mata dan memberikan apa yang diinginkan anak. Misalnya saat anak tidak mau makan sayur dan ia ingin makan es krim, Mommy pada akhirnya menyerah dan memberikan es krim yang diinginkannya. Hal ini sangat berisiko membuat anak menjadi semakin pemilih untuk makan. Mogok makan dan mengamuk akan menjadi andalannya agar Mommy luluh.
3. Selalu Menyajikan Camilan Setelah Makan
Kebiasaan menyajikan camilan setelah makan ternyata dapat membentuk kebiasaan buruk anak. Mereka akan menantikan jam atau waktu makan camilan hingga mogok makan di waktu makan yang sesungguhnya. Jadi, pastikan untuk membuat camilan manis sebagai makanan spesial yang hanya bisa dimakan di waktu-waktu tertentu dan tidak pasti. Dengan begitu anak tidak akan selalu menantikan waktu camilan itu.
4. Membedakan Makanan Anak dan Orangtua
Anak-anak kerap mendapatkan makanan dengan variasi dan rasa yang berbeda dengan orangtua. Tentu alasannya adalah demi kesehatan dan kebaikannya. Namun, hal ini akan membuatnya tidak terima dan memilih untuk mogok makan. Jadi, cobalah untuk menyamakan menu makanan orangtua dan anak. Dalam hal ini Mommy juga harus mengonsumsi makanan-makanan sehat.
5. Menyiapkan Makanan Terlalu Banyak
Makan yang banyak agar sehat. Itu adalah prinsip dasar yang diberikan orangtua di zaman kita kecil dulu. Tanpa sadar, sebagian besar orangtua saat ini juga mengikuti pemikiran itu. Padahal yang terpenting adalah makan cukup dan bergizi. Jadi, fokuslah pada kandungan makanan yang disajikan, bukan pada kuantitas makanan yang dihabiskan si kecil.