Dilakukan oleh Profesional
Sebelum melakukan waxing, Moms wajib konsultasi dulu dengan dokter, ya. Dokter dapat menjelaskan apa saja baik dan buruknya melakukan waxing ketika hamil. Jika Moms sudah memahami baik buruknya dan yakin akan tetap melakukan waxing, lakukanlah dengan bantuan seorang profesional di salon atau spa. Sebelum waxing, pastikan rambut tumbuh sekitar 1/2 inci sehingga lilin akan menempel dengan baik. Saat hamil darah yang mengalir ke kulit lebih banyak sehingga kulit akan terasa lebih sensitif, terutama di bagian Miss V.
Pilih Bahan yang Tepat
Nah, Moms akan menggunakan bantuan profesional untuk waxing. Tapi pastikan lagi bahan-bahan untuk waxing merupakan bahan alami yang tidak berbahaya bagi ibu hamil, ya. Antiseptik pun pastikan dari bahan alami karena dapat mencegah kulit memerah karena iritasi.
Ada dua jenis lilin, lunak dan keras. Lilin lunak dioleskan merata di area yang ditumbuhi rambut tipis. Strip kain ditempatkan di atas lilin dan digosok, lalu dengan cepat disobek ke arah yang berlawanan sehingga rambutnya terlepas dengan mudah.
Lilin keras dioleskan di lapisan yang lebih tebal dan kemudian dibiarkan mengering sampai mengeras. Lalu lilin itu sendiri terlepas ke arah yang berlawanan sehingga rambutnya terlepas. Lilin keras tidak menempel pada kulit sama seperti lilin lunak, jadi sering digunakan di daerah yang lebih sensitif, seperti garis bikini atau di bawah lengan.
Aesthetician Berlisensi
Waxing selama kehamilan umumnya dianggap aman. Tapi ada pastikan untuk memakai jasa aesthetician yang berpengalaman dan berlisensi. Tanyakan tentang sejarah dan pelatihan kerja mereka. Associated Skin Care Professionals memiliki database yang membantu kamu menemukan profesional berlisensi di wilayah kamu.
Kebersihan
Kamu juga harus memeriksa untuk memastikan bahwa fasilitas dan alat yang digunakan steril dan tidak menggunakan kembali lilin atau strip secara berulang dari klien lain. Dengan melakukan itu, kamu bisa berisiko terkena infeksi bakteri. Menggunakan kembali aplikator atau "mencelupkan dua kali" ke dalam lilin juga meningkatkan risiko infeksi bagi kamu.
Dan ingatlah bahwa waxing bisa membuat kulit teriritasi, bengkak, berpotensi menyebabkan jerawat, folikulitis, dan rambut tumbuh ke dalam. Kulit yang rusak memiliki kemungkinan kecil terkena infeksi kulit lokal, yang biasanya bisa ditangani dengan antibiotik topikal.
Sensitivitas Selama Kehamilan
Tubuh kamu memproduksi darah ekstra dan cairan untuk menunjang pertumbuhan bayi. Akibatnya, kulit kamu mungkin lebih sensitif dari biasanya, sehingga akan menyakitkan saat waxing. Jika kamu belum pernah waxing sebelumnya, mungkin bukan ide yang baik untuk memulainya saat hamil. Tapi Moms bisa melakukan hal ini sebelumm melakukan waxing:
- Tes Waxing pada Secarik Rambut
Beritahu profesional perawatan kulit bahwa kamu ingin melakukan tes pada secarik rambut kecil. Setidaknya kamu tahu bagaimana rasanya saat proses waxing dan seperti apa reaksi kulit kamu. Jika terlalu menyakitkan, kamu bisa berhenti sebelum waxing di area yang lebih luas.
- Gunakan Minyak Esensial
Cobalah mengoleskan beberapa tetes minyak esensial yang aman selama kehamilan setelah waxing untuk menenangkan kulit, dan membunuh bakteri.
Alternatif
Jika kulit kamu terlalu sensitif untuk waxing selama kehamilan, ada pilihan lain untuk menghilangkan rambut. Moms mungkin bisa menggunakan pinset saja. Ini yang terbaik untuk daerah yang lebih kecil seperti alis atau puting susu.
Mencukur adalah cara teraman untuk menghilangkan rambut saat hamil. Tapi kamu mungkin merasa sulit mencukur beberapa area saat kehamilan berlangsung. Maka, mintalah bantuan pasangan kamu untuk mencukur area yang tidak diinginkan. Hindari menggunakan pemutih dan depilatori kimia karena bisa berbahaya bagi kehamilan. Bicaralah dengan dokter kamu sebelum mencoba hal ini.
Perawatan Kulit Setelah Waxing
Segera setelah waxing, hindari sinar matahari. Selama 24 jam, kamu sebaiknya jangan berolahraga dan hindari produk dengan bahan kimia, parfum, dan pewarna. Kamu bisa mengoleskan pelembab kehamilan yang aman keesokan harinya.