Saat dinyatakan hamil, sebagian besar wanita akan mengalami banyak perubahan di dalam tubuhnya seperti mual muntah di pagi hari, pusing, hingga cepat lelah. Sedangkan sebagian kecil akan mengalami gejala kehamilan yang tidak umum, seperti energi bertambah, serta nafsu makan dan gairah seks meningkat.
Perbedaan gejala kehamilan pada wanita tersebut dipengaruhi oleh reaksi hormon pada tubuh setiap ibu hamil yang berbeda-beda. Tapi ternyata ada juga lho ibu hamil yang tidak merasakan gejala apapun pada kehamilannya. Kondisi tersebut bisa saja disebabkan karena ibu hamil terserang sindrom impostor, apa itu?
Apa Itu Sindrom Impostor
Sindrom impostor merupakan masalah psikologi yang membuat seseorang merasa dirinya tidak pantas meraih kesuksesan atau prestasi yang diinginkan. Kondisi ini biasanya terjadi pada orang-orang yang memiliki kemampuan atau prestasi yang tinggi. Karena banyaknya capaian dalam hidup mereka, orang dengan sindrom impostor tidak dapat menginternalisasi dan menerima kesuksesan mereka.
Mereka akan lebih menghubungkan prestasinya pada keberuntungan daripada kemampuan, mereka juga akan berpikir bahwa orang lain bisa saja melihat kemampuan mereka sebagai sebuah penipuan. Perasaan ini sering kali disertai dengan rasa cemas berlebihan dan depresi.
Wanita yang Berisiko Terserang Sindrom Impostor
Wanita yang berisiko tinggi terserang hormon impostor adalah mereka yang menganggap bahwa kehamilan merupakan sebuah pencapaian penting dalam hidup mereka. Terlebih jika kehamilan yang terjadi tanpa disertai dengan gejala umum seperti pusing dan mual muntah di pagi hari. wanita hamil dengan sindrom impostor akan beranggapan kalau kehamilan yang dialami merupakan perasaan yang menipu.
Perasaan itu hadir karena wanita tersebut merasa belum siap menjadi ibu, sehingga sebagai bentuk perlindungan diri alam bawah sadar akan membentuk pemikiran dengan terus meragukan kehamilan yang terjadi. Beberapa wanita dengan sindrom impostor bahkan masih mempertanyakan kehamilannya saat usia kandungan sudah memasuki trisemester kedua atau ketiga.
Gejala Sindrom Impostor
Sindrom impostur sangat rentan menyerang wanita yang memiliki sifat perfeksionis, suka bekerja terlalu keras, terlalu takut salah dan gagal, selalu mengabaikan informasi atau pujian, mudah tertekan, dan yang selalu ragu akan informasi terkait kehamilan yang dialami. Mereka yang terserang sindrom impostur akan mengalami pemikiran seperti, "saya merasa palsu", "saya tak mungkin hamil/menjadi calon ibu" atau "saya hanya beruntung".
Penanganan Sindrom Impostor
Cara terbaik dalam menangani sindrom impostur adalah dengan menemukan orang yang bisa diajak bicara mengenai gangguan tersebut. Jika tidak memiliki teman atau keluarga yang bisa dipercaya, bisa dengan meminta bantuan pada psikolog profesional. Psikolog akan membantu wanita dengan sindrom impostor untuk membedakan antara persepsi dan kenyataan yang terjadi.
Terapi yang bisa dilakukan pada wanita dengan sindrom impostor yaitu dengan mendorong mereka untuk mengesampingkan keraguan diri dan banyak melihat data kedokteran seperti USG atau informasi kedokteran lain yang bisa mengingatkan mereka akan kehamilan yang sedang dialami.
Cara Mencegah Sindrom Impostor
Bagi wanita yang sudah menikah, agar nantinya tidak terserang sindrom impostor, sebaiknya sudah mempersiapkan diri jika sewaktu-waktu hamil dan berhasil menjadi calon ibu. Setiap wanita perlu menyadari bahwa sudah kodratnya untuk bisa hamil dan memiliki seorang anak, hal tersebut adalah kejadian yang normal. Atau untuk wanita yang memang belum siap hamil dan memiliki anak, sebaiknya membuat perencanaan kehamilan, agar nantinya lebih siap saat benar-benar menghadapi masa kehamilan.