1. Kandungan Methylmercury pada Makanan Laut
Methylmercury berasal dari merkuri di udara yang masuk ke dalam air laut atau sungai. Komposisi bakteri di laut berubah menjadi methylmercury yang bersifat racun. Hewan yang ada di laut berpotensi menyerap kandungan racun tersebut dari makanan yang mereka makan.
Methylmercury yang masuk ke tubuh ibu hamil menembus plasenta, masuk ke dalam peredaran darah. Menurut Enviromental Protection Agency (EPA), akan mengakibatkan gangguan perkembangan otak janin, gangguan sistem saraf pusat, dan gangguan fungsi kognitif. Lebih parah lagi, bisa menyebabkan gangguan bicara, gangguan motorik, gangguan penglihatan, ukuran kepala mengecil, cerebral palsy, dan retardasi mental.
Namun demikian, kandungan omega-3 dan protein pada makanan laut sangat penting bagi perkembangan janin, sehingga ibu hamil tidak disarankan untuk menghentikan asupan makanan laut. Solusinya adalah pilihlah makanan laut yag berkualitas baik dan pastikan telah diolah dengan matang dan benar.
2. Kandungan Fluoride pada Air Kemasan yang Tidak Memenuhi Standar
Fluoride terkandung dalam pasta gigi dan air minum yang kita konsumsi sehari-hari. Proses mineralisasi alami pada air tanah yang melewati pegunungan juga menghasilkan fluoride, namun tinggi rendahnya tergantung dari batuan dan mineral yang dilewati. Sesuai dengan ketentuan SNI, kadar fluoride dalam air kemasan harus di bawah 0,5 mg/L.
Jika lebih dari angka tersebut, bahayanya adalah dapat menyebabkan autisme atau kematian sel saraf dan perubahan biokimia pada otak yang sedang berkembang. Maka dari itu, mulai sekarang konsumsilah air mineral dalam kemasan yang memenuhi standar, ya!
3. Kandungan Arsenik pada Udara
Arsenik adalah zat kimia sangat beracun yang biasanya digunakan dalam pembuatan obat pembunuh serangga, pemberantas gulma, dan lainnya. Para peneliti dalam The Science of the Tota Environment tahun 2015 menemukan bahwa prevalensi autisme lebih tinggi berada di daerah yang paling dengan kawasan industri. Ini ada kaitannya dengan paparan arsenik pada polusi udara di kawasan industri.
4. Kandungan Toluen pada Cat Kuku, Lem, Bensin, Asap Rokok, dsb
Toluen pada umumnya terkandung dalam cat kuku, lem, bensin, asap rokok, wangi-wangian sintetis seperti dupa dan penyegar udara. Paparan toluene dalam dosis tinggi pada ibu hamil berbahaya bagi kesehatan janin. Ini dapat menyebabkan gangguan saraf dan gangguan organ janin. Jadi, selama hamil, usahakan untuk terhindar dari benda-benda tersebut, ya.
5. Kandungan Distruptor Endokrin pada Kemasan Plastik
Sistem tubuh manusia yang bertugas mengatur hormone bisa terganggu oleh distruptor endoktrin. Ini juga berpotensi mengganggu perkembangan janin. Kandungan ini terdapat di kemasan plastik yang biasa kita gunakan sebagai wadah minuman atau makanan. Kemasan yang aman adalah yang berlabel BPA Free.