1. Perbanyak Makanan Tinggi Antioksidan
Antioksidan seperti folat dan seng dapat meningkatkan kesuburan bagi pria dan wanita. Dalam hal ini, antioksidan berperan menonaktifkan radikal bebas dalam tubuh, yang dapat merusak sel sperma dan sel telur. Sebuah penelitian terhadap pria dewasa muda menemukan bahwa mengonsumsi 75 gram kenari kaya antioksidan per hari meningkatkan kualitas sperma.
Di sisi lain, studi lain yang meneliti 60 pasangan yang menjalani fertilisasi in-vitro menemukan bahwa mengonsumsi suplemen antioksidan menghasilkan 23% peluang konsepsi yang lebih besar. Untuk itu, perbanyak asupan seperti buah-buahan, sayuran, kacang-kacangan dan biji-bijian dikemas penuh dengan antioksidan bermanfaat seperti vitamin C dan E, folat, beta-karoten, dan lutein.
2. Hindari Asupan Lemak Trans
Makan lemak sehat setiap hari sebenarnya memang penting untuk meningkatkan kesuburan. Sayangnya, kebanyakan pasangan terjebak dengan makanan yang penuh dengan lemak jahat. Kandungan lemak trans erat dikaitkan dengan peningkatan risiko infertilitas ovulasi, karena efek negatifnya pada sensitivitas insulin. Lemak trans umumnya ditemukan dalam minyak sayur terhidrogenasi dan biasanya hadir dalam beberapa margarin, makanan yang digoreng, produk olahan dan makanan yang dipanggang.
3. Kurangi Asupan Karbohidrat
Mengikuti diet rendah karbohidrat sangat direkomendasikan untuk wanita dengan sindrom ovarium polikistik (PCOS). Pasalnya, diet rendah karbohidrat dapat membantu mempertahankan berat badan yang sehat, mengurangi kadar insulin dan mendorong penurunan lemak, semuanya sambil membantu keteraturan menstruasi. Satu penelitian observasional besar menemukan bahwa ketika asupan karbohidrat meningkat, risiko infertilitas juga meningkat.
4. Perbanyak Asupan Serat
Serat membantu tubuh membuang hormon berlebih dan menjaga keseimbangan gula darah. Beberapa contoh makanan tinggi serat adalah biji-bijian, buah-buahan, sayuran dan kacang-kacangan. Selain itu, sebuah studi menemukan bahwa makan 10 gram lebih banyak serat sereal per hari dikaitkan dengan menurunnya risiko infertilitas ingga 44% risiko lebih rendah di kalangan wanita yang lebih tua dari 32 tahun.
5. Mengganti Sumber Protein Harian
Mengganti beberapa sumber protein hewani (seperti daging, ikan, dan telur) dengan sumber protein nabati (seperti kacang-kacangan, kacang-kacangan dan biji-bijian) kerap dikaitkan dengan pengurangan risiko infertilitas. Sebuah penelitan menemukan bahwa asupan protein yang lebih tinggi dari daging dikaitkan dengan peluang 32% lebih tinggi untuk risiko infertilitas ovulasi. Di sisi lain, makan lebih banyak protein nabati dapat melindungi dari ketidaksuburan.
Sebuah penelitian menunjukkan bahwa ketika 5% dari total kalori berasal dari protein nabati daripada protein hewani, risiko infertilitas ovulasi menurun lebih dari 50%. Itulah sebabna, pertimbangkan mengganti beberapa protein daging dalam makanan harianmu dengan protein dari sayuran dan kacang-kacangan.