Dilansir Haibunda, Erin, begitu dia biasa disapa, terakhir bertemu sang suami, Mirul, pada akhir Oktober lalu. Saat itu dia pergi ke rumah orang tuanya untuk datang ke pernikahan teman.
"Ini pertama kali saya berjauhan dengan Mirul setelah kami menikah. Mirul tak ikut karena ada kerjaan di Johor Baru," kata Erin
Tanggal 6 November, Rabu Malam, Erin saat itu sedang bersama teman-temannya. Ia lalu menerima pesan dari sang ibu yang bilang kalau suaminya pingsan saat main futsal.
Mendengar berita ini, Erin sontak terkejut dan menghubungi ibu mertuanya. Tanpa tahu dengan jelas kondisi sang suami, Erin memutuskan untuk pulang.
"Jadi saya kirim pesan ke ibu mertua. Dia bilang Mirul pingsan tadi saat main futsal, sekarang di ICU," ujarnya.
Wanita 23 tahun ini pun kembali ke rumah orang tuanya sebelum memutuskan pulang menemui Mirul. Namun, dia justru melihat semua keluarganya sudah siap packing baju.
"Ibu saya menyuruh packing. Tepat saat itu, ibu mertua kirim pesan, 'Airin...Mirul sudah tidak ada'," katanya.
Waktu itu, Erin masih belum percaya. Saat ibu mertuanya menyuruh dia pulang dan mengatakan bahwa sang suami sudah di kamar mayat, barulah Erin percaya.
Mirul diketahui meninggal karena serangan jantung saat bermain futsal. Sebelum menghembuskan napas terakhir, Mirul juga sempat meminta maaf pada kedua orang tuanya.
Erin dan Mirul resmi menikah pada 7 September 2019. Keduanya pertama kali kenal di tempat kerja dan hanya bertemu 3 kali sebelum memutuskan menikah.
Kehilangan pasangan tentu merupakan hal yang menyakitkan, tidak peduli seberapa lama usia pernikahan, kehilangan tetap saja kehilangan, selalu menyakitkan. Terlebih jika harus ditinggalkan pasangan selama-lamanya seperti kisah Erin dan Mirul tadi.
Namun betapa pun pahitnya, kenyataan harus tetap diterima karena itu adalah ketentuan Sang Pencipta. Mungkin beberapa orang akan sulit menerimanya, tapi beberapa langkah berikut ini mungkin bisa membantu berdamai dengan duka yang terlanjur dalam.
- Jangan membohongi perasaan. Menangis dan berduka halal dilakukan untuk sementara waktu. Wajar jika kita merasa sedih saat harus berpisah dan kehilangan orang yang kita sayangi. Jangan sembunyikan kesedihan itu. Menangislah — keluarkan semua perasaan di dada.
- Ingatlah bahwa Moms tak sendirian. Ada keluarga dan teman-teman yang selalu bisa jadi sandaran.
- Yakinlah Tuhan adalah Pengatur waktu paling hebat dan Penguasa kehidupan paling adil. Di saat yang tepat rasa nyeri itu akan hilang dengan sendirinya.
- Jangan fokus pada pasangan yang telah tiada, lihatlah disekitar, misalnya anak dan orangtua. Syukurilah mereka yang masih ada.
- Buat diri merasa berguna sesering yang kamu bisa. Bergabung dengan kelompok yang bisa mendukung saat sedang berduka juga bisa menghibur. Kita tetap bisa menciptakan kehidupan yang baru namun tetap menghargai kenangan hubungan dengan pasangan
- Percayalah bahwa perpisahan bukan segalanya. Bertahanlah, karena ada sesuatu yang lebih manis menunggu di ujung sana.