Dilansir dari Haibunda, anak sulung laki-laki ini akhirnya terpaksa menjadi tulang punggung untuk adik-adiknya. Remaja yang bernama lengkap Mohamad Syahadam bersama kedua adik perempuannya dengan kondisi yang menyedihkan setelah kedua orangtua mereka meninggal dunia. Sangat berat memang jika membayangkan bagaimana anak yang masih remaja ini harus berjuang menghidupi diri dan adik-adiknya.

Diketahui ayah tirinya meninggal akibat dari serangan jantung enam bulan yang lalu. Yang lebih menyedihkan, ibu mereka pun akhirnya juga meninggal karena sakit diabetes, tepat tiga bulan setelah kepergian ayah mereka. Kepergian ayah dan ibu dalam jangka waktu yang relatif dekat menimbulkan duka yang mendalam bagi anak-anak ini.

Sepeninggal kedua orangtua mereka, Syahadam bersama dengan adik-adiknya masih tinggal di rumah orang tua mereka. Namun, rumah tersebut ternyata memiliki kondisi yang sangat tidak layak huni. Rumah tersebut hanyalah beratapkan seng, tanpa ada listrik, dan tidak memiliki aliran air bersih. Tiga bersaudara asal Kelantan, Malaysia itu akhirnya selalu mengandalkan air sungai untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Miris! Setelah Orangtua Meninggal, 3 Bersaudara ini Minum dan Makan dari Air Sungai
source: https://steemitimages.com/

Syahadam mengaku bahwa air sungai di belakang rumah mereka digunakan untuk segala kebutuhan rumah. Mulai dari memasak, mencuci pakaian, hingga mandi. Meskipn kondisi kehidupan mereka sangatlah berat, tiga bersaudara ini menjalaninya dengan hati yang sangat tegar. Bahkan, adik-adiknya pun tidak pernah mengeluh dengan kondisi prihatin yang mereka jalani. Sejak kecil, mereka memang sudah terbiasa dengan hidup yang penuh perjuangan di tengah-tengah kondisi serba kurang.

baca juga

Yang lebih mengharukan adalah sikap Syahadam yang tetap bersikeras untuk tidak meminta, meskipun mereka berada dalam kondisi yang sangat memprihatinkan. Ia sendiri pernah bersekolah hingga kelas lima. Namun, ia harus merelakan pendidikannya dan bekerja untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga dan adik-adiknya.

Syahadam sendiri bekerja sebagai buruh di ladang sawit. Setiap bulannya ia mendapatkan upah sebanyak RM700 (Rp2,3 juta). Baginya, uang yang didapatkannya itu sudah cukup untuk kebutuhan sehari-hari dirinya dan kedua adiknya. Di samping itu, berdasarkan kabar terakhir, pemerintah setempat menjanjikan akan memberikan bantuan untuk tiga kakak beradik setiap bulannya di mana mereka akan menerima uang bantuan sebesar RM300 (Rp1 juta).

Sebagai pelajaran, kita sebagai harus mempersiapkan dengan matang segala kebutuhan anak untuk kondisi-kondisi terburuk seperti meninggal dunia. Tentu Mommy tidak mengharapkan si kecil harus bersusah payah menghidupi diri sendiri saat Mommy sudah tiada.