1. Sejarah angkringan
Nama angkringan ini diambil dari Bahasa Jawa "ngangkring" yang berarti duduk dengan naiknya satu kaki. Dalam budaya Jawa, perilaku ini dianggap tidak sopan dan namun kerap dilakukan. Banyak masyarakat di Jawa kala itu menikmati makan dengan cara menaikkan kaki satu di atas kursi. Perilaku ini membuat aktivitas makan menjadi lebih nyaman walau dicap tidak sopan.
2. Menu angkringan
Angkringan identik dengan nasi kucing. Disebut nasi kucing, karena porsi nasinya sangat kecil, mirip dengan porsi makan kucing peliharaan. Karena porsinya yang kecil, beberapa orang tidak cukup hanya makan 1 bungkus. Biasanya nasi kucing terdiri dari orek tempe atau teri pedas di dalamnya.
Tak hanya itu, angkringan juga menyediakan makanan pelengkap untuk nasi kucing. Kebanyakan menyediakan menu sate, seperti sate usus, sate ati ampela, sate telur dan sate karang. Ada pula beragam gorengan dan tahu tempe bacem. Untuk minumannya, angkringan menyajikan minuman dari teh, jeruk, wedang jahe, kopi, hingga minuman sachet yang diseduh.
3. Wedang jahe dan kopi joss
Sedangkan kopi joss adalah kopi hitam yang dicelupkan arang di dalamnya. Walaupun terdengar aneh, namun rasa kopi joss ini ternyata enak. Arang pada kopi menambah cita rasa dan juga membuat kopi tetap hangat. Arang juga memiliki banyak manfaat untuk tubuh, salah satunya dalam melarutkan racun-racun dalam tubuh.
4. Tempat berkumpul
Saat ini cukup banyak angkringan yang bisa ditemui di kota seperti Jogja. Selain karena harganya yang murah dan lokasinya strategis, orang-orang betah 'ngangkring' karena suasananya yang nyaman. Ngobrol menjadi lebih santai dan rileks. Sekarang pun banyak angkringan yang menyediakan tempat yang lebih besar, seperti menyediakan meja dan kursi tambahan ataupun menggelar tikar yang cukup lebar.
5. Sampai ke Jepang
Tidak hanya gerobak angkringan saja, Jun menyediakan menu angkringan lengkap dengan makan dan minumnya. Bahkan orang-orang bisa bertransaksi dan menikmati hidangan di sini. Jun tertarik dengan konsep angkringan karena menurutnya angkringan adalah tempat makan unik. Di mana biasanya restoran memperlihatkan tempat makan atau menu makanannya, namun di angkringan, semuanya tertutup. Tapi di balik itu, sajian makanan lengkap dengan suasana yang nyaman. Jun mempelajari konsep angkringan ini selama ia tinggal di Jogja.