Penyebab keguguran berulang
Keguguran berulang adalah sebuah kondisi ketika wanita mengalami dua kali atau lebih keguguran sebelum usia kehamilan mencapai 20 minggu. Dan telah terjadi sebanyak 3 kali berturut-turut atau lebih. Apabila Moms mengalaminya, jangan berkecil hati. Dengan evaluasi dan pengobatan yang diberikan oleh dokter, masih ada kemungkinan kehamilan yang Moms inginkan bisa terwujud.
Untuk mencegah terjadinya keguguran berulang, Moms bisa memperhatikan beberapa penyebabnya berikut ini yang dikutip dari Reproductive Facts melalui Haibunda:
1. Kelainan genetik
Banyak keguguran dini yang terjadi pada usia 3 bulan awal kehamilan, yang berhubungan dengan genetik tidak normal pada embrio. Sebagian pasangan terbukti mengalami keguguran berulang akibat memiliki kromosom abnormal di dalam tubuhnya, sehingga menimbulkan gangguan perkembangan janin yang memicu keguguran.
2. Masalah anatomi pada rahim
Masalah pada bentuk rahim wanita dapat menyebabkan keguguran. Penyebab bentuk rahim tidak normal bisa karena genetik atau obat-obatan.
Penyebab anatomi lainnya yaitu memiliki pita jaringan di dalam rahim yang disebut septum. Ini bisa membuat bagian dalam rahim terlalu kecil. Wanita yang lahir dengan septum mungkin lebih sering mengalami keguguran.
3. Gaya hidup yang tidak sehat
Rokok, alkohol dan kafein adalah tiga hal yang sebaiknya Moms hindari saat hamil. Karena jika dikonsumsi cukup sering, ketiga hal tersebut dapat meningkatkan risiko terjadinya keguguran berulang.
Serta menggunakan obat-obatan tertentu, seperti kokain juga dapat menyebabkan keguguran. Hindari juga makanan siap saji terlalu sering, seperti junk food. Karena hal ini dapat membuat tubuh Moms cepat mengalami kegemukan dan memperlambat sistem kerja jantung yang akhirnya akan berpengaruh pada kesehatan janin.
4. Kelainan medis
Sindrom antifosfolipid (APS) dan Trombofilia merupakan kelainan medis yang diderita calon ibu dan dikenal sebagai sindrom darah kental. APS membuat darah cenderung menggumpal. Dari hasil penelitian, kasus APS ditemukan pada 15-20 persen wanita yang mengalami keguguran berulang.
Sedangkan trombofilia merupakan penyakit bawaan yang bersifat genetik. Pada kasus trombofilia, keguguran umumnya terjadi pada usia kehamilan 10 minggu, karena suplai nutrisi ke janin terhenti akibat gangguan pada aliran darah. Selainan itu penyakit seperti diabetes dan hipertensi juga dapat menyebabkan keguguran berulang.
Hal yang perlu dilakukan ketika mengalami keguguran berulang
Kebanyakan dari kasus keguguran memang tidak bisa dicegah. Namun saat wanita mengalami keguguran lebih dari tiga kali secara berturut-turut, maka dibutuhkan obat dan pengawasan khusus dari dokter untuk menjalani kehamilan selanjutnya.
Masih dilansir dari laman Haibunda, berikut beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mencegah keguguran berulang:
1. Tes darah
Moms akan ditawari tes darah tertentu dan melakukan pemindaian untuk mengidentifikasi masalahnya.
Hasil dari tes darah digunakan untuk mengetahui ada tidaknya kelainan, seperti APS dan kelainan kromosom. Pada kasus APS, kehamilan sehat bisa dijalani dengan pemberian obat pengencer darah dan pengawasan khusus oleh dokter. Sedangkan, pada kasus kelainan kromosom, kamu dan pasangan akan diminta untuk mendatangi dokter spesialis genetika guna melakukan perawatan selanjutnya.
2. Pemeriksaan ultrasonografi (USG)
Pemeriksaan USG dilakukan untuk mengetahui adanya masalah pada rahim. Jika ditemukan masalah, dokter kemungkinan akan melakukan tindakan operasi untuk mencegah keguguran terjadi kembali.
3. Menerapkan pola hidup sehat
Upayakan makan dengan gizi seimbang, dengan memasukkan buah dan sayuran ke dalam menu setiap hari. Jaga berat badan ideal sebelum hamil dan lakukan tindakan pencegahan terhadap infeksi dalam masa kehamilan, seperti rubella.
Selain itu, hindari rokok dan alkohol, serta penggunaan obat-obatan tanpa pengawasan dokter, selama merencanakan dan dalam masa kehamilan.
Keguguran berulang mungkin membuat Moms merasa sedih. Tapi, jangan biarkan perasaan itu berkepanjangan. Konsultasi dokter untuk mengetahui penyebab dan cara mencegahnya, sehingga Moms dapat berupaya untuk memperoleh kehamilan yang sehat.