1. Pergerakan Usus yang Tidak Diinginkan
Saat persalinan terjadi, otot yang biasa digunakan saat membuang kotoran akan beralih fungsi sebagai otot untuk membantu mengeluarkan bayi. Tidak heran jika ada beberapa ibu yang tanpa disadari "kebablasan" hingga akhirnya buang air besar. Tapi tenang, itu adalah hal yang sangat wajar terjadi. Selain itu, Epidural, yang membuat mati rasa pada bagian bawah tubuh, dapat meningkatkan kemungkinan pergerakan usus yang tidak terkendali.
2. Mual dan Muntah
Dilansir dari Parents, mual dan muntah tidak hanya terjadi di awal kehamilan saat sedang morning sickness. Pasalnya, hal ini juga dapat terjadi selama masa persalinan. Terutama ketika Mommy berada dalam tahap aktif persalinan dan ketika Mommy sedang berusaha mendorong bayi keluar. Hal ini disebabkan akrena wanita yang sedang mendapatkan epidural berpotensi mengalami penurunan tekanan darah yang dapat menyebabkan muntah.
3. Durasi Persalinan Lama
Tahap persalinan mungkin akan terjadi sangat lama. Periode pertama meliputi fase laten (persalinan dini), fase aktif, dan fase transisi. Sayangnya terkadang fase-fase ini tidak terjadi secepat yang seharusnya. Fase laten yang berkepanjangan adalah ketika persalinan berlangsung lebih dari 20 jam untuk ibu yang baru pertama kali melahirkan dan lebih dari 14 jam pada ibu yang pernah melahirkan sebelumnya. Jika ini terjadi, persalinan dapat menjadi hal yang sangat melelahkan, bahkan dapat membuat frustrasi calon ibu.
4. Durasi Persalinan Lebih Cepat
Selain persalinan dapat terjadi sangat lama, beberapa wanita malah ada yang mengalami persalinan dengan durasi lebih cepat dari biasanya. Persalinan cepat ini biasanya menggambarkan persalinan yang hanya memakan waktu kurang dari tiga jam setelah kontraksi pertama dimulai. Mungkin ini dapat menjadi hal yang terkesan baik, tetapi persalinan yang terlalu cepat dapat meningkatkan risiko robeknya serviks dan vagina, pendarahan dari rahim atau vagina, dan risiko infeksi pada bayi dari persalinan yang tidak steril.
5. Robeknya Vagina
Robeknya vagina merupakan hal yang cukup umum, khususnya di bagian perineum (daerah antara vagina dan anus). Bagian ini biasanya akan robek saat persalinan jika lubang vagina tidak cukup lebar untuk dilalui bayi. Ketahui juga bahwa ini sangat biasa terjadi di mana sekitar 90 persen wanita mengalami robekan vagina selama persalinan.
6. Robeknya Rektum
Selain bagian vagina, proses persalinan juga dapat merobek rektum. Namun, robekan yang ini sebenarnya cukup jarang terjadi. Salah satu cara untuk mengurangi robekan ke dalam rektum adalah dengan mengompres hangat ke perineum selama fase persalinan. Anda juga bisa mencoba proses pijatan pada area perineum. Rutinitasi memijat pangkal vagina dengan minyak atau pelumas berbahan dasar air dianggap melembutkan jaringan sehingga membuatnya lebih kenyal dan meningkatkan fleksibilitasnya.
7. Retensi Plasenta
Setelah bayimu keluar, Mommy mungkin berpikir persalinan sudah selesai. Sayangnya, itu belum tepat. Pasalnya, ada kontraksi lanjutan untuk mengeluarkan plasenta dari dalam rahim. Dalam hal ini, kontraksi juga akan terjadi untuk mengurangi terjadinya pendarahan.
Itulah beberapa hal yang perlu Mommy ketahui menjelang masa persalinan. Semoga informasi ini bermanfaat, ya!