Hidup Dari Sapu Lidi

Seperti dilansir dari laman NewsDetik, Nenek Dayyarah (82), warga Kecamatan Gapura, Kabupaten Sumenep ini sama sekali belum tersentuh bantuan dari pemerintah yang sudah banyak dikucurkan.

Nenek Dayyarah hidup sebatang kara di sebuah gubuk bambu berukuran kurang lebih 5 X 2 meter di Dusun Dikkodik, Desa Gapura Timur. Dalam kondisi yang sudah lanjut usia, ia mengaku hanya bisa membuat sapu lidi untuk menyambung hidup.

Hidup Dari Sapu Lidi
"Setiap hari saya bikin sapu lidi sehari dapat satu. Kalau dua saya gak mampu," kata Nenek Dayyarah.
source: https://news.detik.com/

Sapu lidi tersebut biasanya dijual kepada pedagang langganannya. Harganya cuma Rp1 ribu untuk sapu lidi ukuran genggaman tangan orang dewasa. Pedagang langganannya biasanya datang mengambilnya setiap seminggu atau dua minggu sekali.

Makan Beras Campur Jagung

Jangankan membeli makanan enak dan bergizi tinggi. Menurut Nenek Dayyarah, uang hasil menjual sapu lidi tersebut ia gunakan untuk membeli beras yang dicampur jagung biar dapat lebih banyak. Setiap hari Nenek Dayyarah memasak satu kali, satu cangkir beras jagung. Nasi tersebut kadang dimakan dengan ikan atau kadang hanya dengan mangga sebagai pengganti ikan.

Makan Beras Campur Jagung
"Tiap hari saya makan secangkir terus dimakan sama mangga sebagai pengganti ikan," imbuhnya dengan berbahasa Madura.
source: https://news.detik.com/
baca juga

Akhirnya Dapat Bantuan dari Pemerintah

Masih dilansir NewsDetik, mendengar cerita Nenek Dayyarah yang hidup sebatang kara, Wakil Bupati Sumenep Ahmad Fauzi mengaku prihatin. Ia mengaku baru mendengar cerita hidup Nenek Dayyarah beberapa hari lalu. Yang membuat ia miris, Nenek Dayyarah tidak pernah mendapatkan bantuan apapun dari pemerintah.

Akhirnya Dapat Bantuan dari Pemerintah
source: https://news.detik.com/
"Dia tidak punya siapa-siapa jadi termasuk kategori terlantar mencari nafkah sendiri. Kalau dia sakit ini kan jadi persoalan. Mungkin ini akan menjadi PR ke depan bagaimana ada program khusus ke depan," terang Ahmad Fauzi.
source: https://news.detik.com/

Keadaan miris nenek Dayyara mendapat perhatian khusus Pemkab Sumenep. Bahkan Wakil Bupati Kabupaten Sumenep, Achmad Fauzi menyempatkan datang ke rumah nenek Dayyara membawa bantuan sembako.

Fauzi berjanji akan terus memantau kondisi lansia yang hidup sebatang kara tersebut. Ia juga mengajak warga yang lain ikut memperhatikan dan melaporkan kepada pemerintah apabila melihat orang-orang yang hidup sebatang kara agar mendapat perhatian dan bisa hidup lebih layak.

Setelah membaca kisah Nenek Dayyarah yang hanya berpenghasil Rp 1000/hari dan makan nasi jagung, apa Moms masih mau mengeluh? Yuk, perbanyak bersyukur.