Pada 7 Januari 2020, Anji menceritakan keadaan Sigra yang sedang tantrum saat bersamanya. Sigra menangis-nangis di Bandara Ngurah Rai, Bali. Saat itu, ada petugas Bandara yang melihat anak bungsu Anji dengan pandangan seolah menghakimi.
"Anak bungsu saya Autism. Tadi di Bandara Ngurah Rai, dia nangis-nangis. Ada Petugas yang melihat dengan pandangan menghakimi, entah apa di pikirannya.
Menyebalkan," tulis Anji di akun Twitter @duniamanji.
Masih dalam tweet yang sama, Anji mengatakan bahwa negara Indonesia harus menjadi negara inklusif. Agar anak-anak dan orang-orang istimewa tidak dianggap aneh atau dikasihani. Bahwa anak-anak dan orang-orang yang berkebutuhan khusus ini dianggap sama.
Anji menyebutkan 1 dari 10 orang Indonesia adalah penyandang Disabilitas. Namun, jarang terlihat di sekeliling kita. Hanya sekali-sekali saja. Hal ini membuat Anji berspekulasi bahwa penyadang disabilitas sering dianggap aneh.
"Apakah karena malu? Takut dikasihani?" lanjut Anji.
"Anak/orang istimewa tidak perlu dikasihani, tapi diterima" lanjut Anji.
Menurut Anji, lingkungan sekolah seperti guru, murid dan orang tua murid harus inklusif. Sehingga mereka akan terbiasa dengan anak atau orang yang istimewa.
Tweet Anji tersebut saat ini sudah di-retweet sebanyak 11.600 dan disukai sebanyak 31.600. Banyak respon positif menanggapi isi tweet Anji. Bahkan beberapa juga menyampaikan cerita yang sama. Seperti salah satu akun Twitter, @aphrodeaths, ketika ia membawa adiknya yang terkena down syndrome ke tempat umum dan adiknya tersebut menangis, orang-orang melihat dengan pandangan menghakimi. Ia mengungkapkan hanya bisa terus sabar.