Seperti dilansir NewsDetik, baru-baru ini, viral kejadian seorang siswi berusia 14 tahun dari salah satu SMP Negeri di bilangan Jakarta Timur melakukan aksi bunuh diri. Beredar kabar, korban yang diketahui bernama Nadia itu, nekat melompat dari lantai 4 gedung sekolah karena di-bully. Polisi masih mendalami terkait benar-tidaknya dugaan itu.

Polisi masih mendalami kasus kematian seorang siswi SMP di Ciracas, Jakarta Timur, usai melompat dari gedung sekolah. Orang tua korban bakal dimintai keterangan.

Kronologi Kematian Siswi SMP Diduga Korban Bullying yang Lompat Bunuh Diri di Sekolah
source: https://news.detik.com/
"Untuk keluarganya nanti hari Senin kita baru minta keterangan," ujar Kasat Reskrim Polres Jaktim AKBP Heri Purnomo, ketika dihubungi detikcom, Minggu (19/1/2020).
source: https://news.detik.com/

Peristiwa itu terjadi pada Selasa (14/1) sore ketika berlangsung kegiatan ekstrakurikuler (ekskul). Saat itu korban berada di depan kelas yang terletak di lantai 4.

"Kemudian dia melangkahkan ke kanopi di bawah, lalu jatuh ke bawah, ke lapangan upacara, tepatnya di pinggir lapangan," Kapolres Jaktim Kombes Kombes Arie Ardian kepada detikcom.

Korban kemudian dilarikan ke RS Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur. Korban sempat dirawat selama 2 hari dan meninggal dunia pada Kamis (16/1).

Polisi menyebut tidak ada unsur kekerasan terkait kematian siswi SMP di Ciracas, Jakarta Timur. Polisi menduga korban bunuh diri.

"Enggak ada (indikasi kekerasan). Informasi sejauh ini kecelakaan, ternyata memang ada indikasi dia bunuh diri, dia lompat," kata Kasat Reskrim Polres Jakarta Timur AKBP Heri Purnomo.

Kronologi Kematian Siswi SMP Diduga Korban Bullying yang Lompat Bunuh Diri di Sekolah
source: https://www.instagram.com/duniapunyacerita/

"(Kejadiannya) sudah pulang sekolah pukul 14.15 WIB, tapi di bawah masih ada ekskul teman-temannya, (korban) nonton di atas terus tiba-tiba jatuh ke bawah," tuturnya.

baca juga

Menurut akun instagram @duniapunyacerita, kronologi kematian Nadia diungkap oleh beberapa netizen secara gamblang. Berdasarkan screenshot chat WhatsApp yang beredar, terungkap bahwa Nadia merupakan korban bully secara verbal di sekolahnya.

Sebelum memutuskan untuk bunuh diri Nadia diketahui sedang sakit kepala dan memutuskan untuk beristirahat di Unit Kesehatan Sekolah atau UKS.

Kronologi Kematian Siswi SMP Diduga Korban Bullying yang Lompat Bunuh Diri di Sekolah
source: https://www.instagram.com/duniapunyacerita/

Saat bangun dan kembali ke kelas, Nadia kaget ketika tas sekolahnya telah disita oleh gurunya.
Diduga sang guru tidak mengetahui jika Nadia sedang beristirahat di UKS. Nadia lalu kesal karena teman-teman sekelasnya tidak memberikan info apapun ke sang guru mengenai keberadaannya.

''Kalian semua kan tidak suka sama aku, sampai tidak mau beritahu guru kalau aku sakit tidur di UKS. Tenang aja, nanti jam 15.30 aku juga sudah ga ada kok untuk selamanya'' tulis diduga pesan Nadia ke teman-temannya.

Selang beberapa lama kemudian, benar saja, gadis 14 tahun ini memutuskan untuk mengakhiri hidup dengan melompat dari gedung sekolahnya.

Bunuh Diri Akibat Bullying

Kasus bunuh diri remaja akibat bullying seperti Nadia, bukan kali pertama di Indonesia. Perkara bullying tidak bisa disepelekan. Pada remaja, bullying merupakan pintu masuk bagi berbagai gangguan kesehatan mental seperti depresi, dengan bunuh diri senbagai ujung paling tragis.

Ada kemungkinan Nadia tidak hanya merasa tertekan terhadap perilaku bullying yang dilakukan teman-temannya, namun juga merasa tidak aman untuk kembali ke rumahnya. Ironi, sebab seharusnya keluarga adalah rumah pertama dan sekolah adalah rumah kedua bagi siswa, tidak terkecuali Nadia.

Bunuh Diri Akibat Bullying
source: https://www.instagram.com/duniapunyacerita/

Data global dari World Health Organization (WHO) pada 2018 menunjukkan masalah bunuh diri merupakan penyebab kematian terbanyak pada kelompok usia 15-29 tahun. Hasil survei dari Global Schoola-Based Student Health Survey di Indonesia pada 2015 menemukan, satu dari 20 remaja pernah merasa ingin bunuh diri.

Ide bunuh diri mencapai 5,9 persen pada remaja perempuan dan 3,4 persen pada remaja laki-laki. Sebanyak 20,7 persen remaja juga pernah mengalami bullying. Dikutip dari CNN, studi terbaru dari California Healthy Kids Survey pada 2019 menunjukkan, bullying memiliki efek jangka pendek dan jangka panjang bagi remaja.

Remaja yang di-bully oleh teman-temannya karena alasan apa pun memiliki dampak kesehatan mental jangka panjang yang lebih buruk daripada anak-anak yang diperlakukan buruk oleh orang dewasa.

Wah Moms, cukup memprihatikan, ya. Semoga kasus Nadia ini menjadi kasus terakhir dan tidak ada lagi korban bullying yang berjatuhan.