Kiat menghadapi anak yang suka marah

Karakter agresif dan pemarah memang muncul pada sebagian anak, hal ini akan terlihat ketika usia mereka memasuki dua tahun. Mereka akan menunjukkan sifat agresifnya dengan marah dan memukul orang lain atau bahkan melampiaskannya pada benda di sekitarnya. Tentu hal ini membuat banyak orang tua khawatir.

Meski sifat ini akan berkurang atau menghilang seiring bertambahnya usia anak, tetapi tentu hal ini juga memerlukan peran aktif orang tua agar anak mampu mengontrol dirinya dengan baik. 

Si Kecil Suka Marah-marah? Lakukan 6 Cara Ini Untuk Mengatasinya, Moms
source: https://thriveglobal.com/stories/helping-your-child-cope-with-anger/amp/

Jangan biarkan si kecil masuk ke dalam kondisi dan kebiasaan yang tidak baik, karena hal ini bisa membuat anak dikucilkan atau di hindari oleh teman-temannya dalam lingkungan sekolah ataupun lingkungan bermainnya. Dan hal ini akan membuat anak terkucil dan merasa minder. Jika ini terjadi, tentu tidak baik bagi kondisi mental anak. Untuk itu, Moms perlu tahu cara tepat menangani anak yang memiliki sifat pemarah tersebut.

1. Cek kondisi anak

Coba Moms perhatikan asupan makanan si kecil, kapan terakhir kali ia makan. Moms perlu mengetahui, karena apabila si kecil dalam kondisi lapar maka sangat wajar jika ia marah. 

Perhatikan juga kondisi kesehatannya, jika ia sedang sakit pun mungkin saja ia menjadi sering marah karena merasa ada yang tak enak di dalam tubuhnya.

Si Kecil Suka Marah-marah? Lakukan 6 Cara Ini Untuk Mengatasinya, Moms
source: https://spiritualityhealth.com/blogs/downward-blog-a-life-in-yoga/2015/12/23/julie-peters-spirituality-anger

2. Jadilah role model yang baik

Anak adalah pengamat dan peniru ulung. Ia sangat mudah meniru apa yang ia lihat dalam kehidupan sehari-hari. Jika Moms dan Dads kerap bertengkar di depan anak, berteriak atau mengumpat dengan kata-kata kasar, tak menutup kemungkinan si kecil akan meniru perilaku orang tuanya.

Namun jika Moms dan Dads baik hati dan lemah lembut, maka anak pun akan menjadi baik hati dan lemah lembut. Biasanya anak yang tumbuh dalam keluarga yang saling menyayangi, perduli dan menghargai satu dengan yang lainnya akan bertindak serupa dengan orang lain.

baca juga

3. Dengarkan dan perhatikan cerita anak

Mendengarkan dan memperhatikan apa yang sedang diceritakan si kecil tidaklah sulit, namun banyak orangtua mengabaikannya. Ketika anak sedang bercerita, orangtua asyik melakukan kegiatan lain tanpa memperdulikan cerita si kecil.

Akibatnya si kecil merasa diacuhkan orang tuanya. Mereka merasa tidak penting bagi orang tuanya, sehingga hal ini menyebabkan anak melampiaskan perasaan kesal terhadap orang tuanya dengan memukul atau membanting benda di sekitarnya. Jadi, sebaiknya jangan mengabaikan atau menyepelekan ucapan dan curhatan anak. Anak-anak juga perlu teman untuk berkeluh kesah dan bahkan anak juga memerlukan saran dan pendapat dari orang tuanya.

Si Kecil Suka Marah-marah? Lakukan 6 Cara Ini Untuk Mengatasinya, Moms
source: https://www.ourfamilywizard.com/blog/behavioral-issues-children-after-divorce

4. Menasihati anak di waktu yang tepat

Jika si kecil sedang meluapkan emosinya dengan marah-marah, jangan lantas memarahinya kembali dengan berteriak-teriak apalagi di depan umum. Hal ini tentu saja akan menjatuhkan harga diri sang anak. 

Sebaiknya Moms mengajak si kecil ke rumah dulu, lalu bertanya apa yang membuatnya marah dan menasihatinya dengan sabar dan pelan. Setelah itu peluklah si kecil, usap lembut kepala dan punggungnya dan katakan bahwa Moms sangat mencintai dan menyayanginya. Katakan pada anak jika ia harus menjadi anak yang pintar, anak yang baik dan selalu melakukan hal-hal terpuji. Dengan demikian anak akan lebih tenang dan tidak menjadi anak yang agresif.

5. Ajarkan empati pada anak

Moms perlu mengajarkan anak untuk lebih peka terhadap penderitaan orang lain, sehingga anak mengerti alasan kemarahannya tidaklah sebanding dengan penderitaan orang tersebut.

Ajaklah anak mengunjungi panti asuhan, panti jompo atau melihat anak-anak yang hidup di jalanan. Hal tersebut akan melatih kepekaan sosialnya akan penderitaan orang lain juga mengajarkan kepedulian kepada sesama pada saat yang bersamaan.

Si Kecil Suka Marah-marah? Lakukan 6 Cara Ini Untuk Mengatasinya, Moms
source: https://www.google.co.id/amp/s/www.todaysparent.com/family/parenting/3-simple-ways-to-teach-kids-to-have-empathy-for-others/amp/

6. Seleksi tontonan dan bacaannya

Cobalah untuk lebih peka terhadap apa yang ditonton dan dibaca si kecil. Karena saat ini banyak sekali tontonan yang tidak mendidik, acara lawakan yang terkesan membully. Bahkan sinetron yang mempertontonkan adegan kekerasan, seperti memukul, memaki atau adegan negatif lainnya. Bagi usia kanak-kanak hal ini akan direkam dalam otaknya dan mempengaruhi mentalnya kelak. Maka bersikaplah selektif dalam memilih acara televisi. Pilihlah acara yang bersifat edukatif dan sesuai dengan usia anak-anak.

Dampingi setiap kali anak menonton televisi atau membaca suatu buku cerita. Jika ada adegan yang kurang pantas, Moms lantas bisa mengkoreksi bahwa hal tersebut tidak boleh dicontoh dan tidak baik.

Berikut tadi beberapa cara menghadapi sifat temperamen si kecil. Pada intinya berikan perhatian lebih untuk anak dan berikan kepercayaan padanya untuk menjadi anak yang lebih baik. Ajarkan pada anak arti kasih sayang sesama manusia, terutama pada teman dan keluarganya. Dengan demikian anak akan tumbuh menjadi anak yang lebih bermoral dan beretika.