Rasanya sulit memang menghindari makanan manis pada anak usia prasekolah atau balita. Namun yang terpenting adalah Moms sebaiknya mengurangi makanan-makanan manis tersebut karena sangat berpengatuh terhadap tumbuh kembang anak.
Seperti dilansir dari Haibunda, seorang psikolog anak, Dr Richard Woolfson, PhD, PGCE, MAppSCi, CPsychol, FBPsS, mengatakan bahwa anak prasekolah yaitu usia 3-6 tahun perlu mengonsumsi makanan yang mudah dicerna dan kaya nutrisi. Di usia tersebut anak berkembang secara mental dan fisik, serta membutuhkan kalori yang cukup untuk tumbuh tanpa makan terlalu banyak yang bisa membuatnya kelebihan berat badan.
Menurut Woolfson setidaknya ada 4 jenis makanan yang harus dihindari atau dikurangi untuk anak prasekolah dan balita, yaitu:
1. Gula Rafinasi
Makanan olahan seperti permen, kue kering serta sereal manis untuk sarapan hanya mengandung sedikit atau bahkan tidak ada nilai gizi yang disempurnakan. Selain itu, makanan-makanan tersebut dapat menyebabkan gigi rusak dan meningkatkan berat badan. Tak hanya itu, makanan manis yang tinggi gula rafinasi juga menyebabkan konsentrasi dan rentang perhatian yang buruk, mudah marah serta kelelahan.
2. Makanan Cepat Saji
Makanan cepat saji mengandung banyak garam, gula, pemanis, zat aditif seperti pewarna buatan, pengawet, perasa, lemak jenuh serta tak memiliki nilai gizi. Tingginya lemak trans dalam makanan cepat saji memperlambat proses pencernaan, peredaran darah dan menyumbat pembuluh darah sehingga meningkatkan risiko penyakit.
3. Kafein dan Minuman Berkarbonasi
Tak hanya dalam kopi atau teh, kafein juga ditemukan pada cokelat dan beberapa minuman berkarbonasi atau soda seperti cola. Kafein dapat berpengaruh pada perubahan suasana hati. Minuman manis dan bersoda juga mengandung tambahan gula, pewarna dan pemanis buatan, kafein, dan pengawet. Serta tinggi kandungan mineral fosfor yang menghambat penyerapan kalsium.
4. Aditif dan Pengawet
"Setiap makanan olahan dengan umur simpan yang panjang kemungkinan termasuk pengawet. Menurut penelitian, aditif dapat memengaruhi satu dari tujuh anak," kata Woolfson.
Walaupun tak semua zat aditif berbahaya, beberapa di antaranya, seperti pewarna oranye makanan tartrazine (E102), dikaitkan dengan hiperaktif pada anak-anak yang sensitif. Serta menjadi penyebab potensial alergi, ingatan yang buruk, depresi, hingga perubahan suasana hati.