1. Keinginan yang Tidak Terpenuhi
Tahukah Moms, tantrum biasanya mulai terjadi saat anak memasuki usia 15 bulan, namun paling sering terjadi antara usia dua dan empat tahun. Penyebab tantrum pada anak yang pertama biasanya yakni jika keinginan Si anak tidak terpenuhi. Hal ini terjadi karena anak belum mampu menjelaskan apa yang menjadi keinginannya dengan kata-kata. Inilah penyebab sehingga emosi mereka meledak dan menjadi tantrum. Nah, untuk mengatasinya sebaiknya Moms memahami jenis tantrum pada anak sehingga bisa lebih mudah untuk mengatasi emosinya.
2. Kurang Perhatian Orangtua
Kurang perhatian orangtua bisa jadi penyebab lain anak menjadi sering tantrum. Misalnya anak kurang dapat perhatian karena kedua orangtua bekerja atau Moms sibuk mengurus Sang adik sehingga perhatian untuk kakaknya berkurang. Karena ia merasa kurang perhatian orangtua, maka anak akan melakuka hal-hal agar diperhatikan. Misalnya menangis kencang, berguling-gulingan di lantai, mengamuk, dan menjerit-jerit merupakan hal umum yang akan ia lakukan. Nah, pada masa-masa inilah orangtua harus peka dan bisa mengembalikan mood anak agar kembali baik.
3. Tidak Nyaman dengan Lingkungan Sekitar
Penyebab anak menjadi tantrum selanjutnya adalah karena faktor lingkungan yang membuat Si kecil tidak nyaman. Misalnya anak merasa kesepian karena tinggal di lingkungan yang jarang terdapat teman-teman sebayanya. Hal ini bisa membuat anak merasa bosan karena hanya bermain seorang diri dan bosa dengan mainannya. Saat-saat seperti inilah Moms harus mencari cara untuk memcah kebosanan Si kecil agar tidak terus menerus tantrum.