Jika diingat-ingat ini adalah pengalaman yang paling berkesan selama saya mengandung anak pertama saya Aruna. Pengalaman yang memberikan begitu banyak hikmah tersendiri bagi saya pribadi dan bagi para pembaca semoga ada hikmah juga yang dapat dipetik dari Nitta Story kali ini.

Saat usia kandungan saya 35 minggu, dokter kandungan saya yang bernama dr. Astri Diah Anandita, Sp.OG Sub Spesialis Fetomaternal menyarankan agar saya segera rawat inap di rumah sakit untuk melakukan transfusi darah. Padahal sebelumnya saya baru saja keluar rawat inap di rumah sakit dikarenakan saat usia kandungan saya 30 minggu, saya mengalami demam tinggi 39-40 derajat celsius selama beberapa hari dan tidak kunjung stabil meskipun sudah diberikan obat penurun demam yang aman untuk ibu hamil.

Ternyata setelah rawat inap selama lima hari dapat diketahui penyebab demam tinggi saya adalah sistem imun tubuh yang bereaksi terhadap bakteri, dilihat dari hasil pemeriksaan darah dan urine dikala saya rawat inap. Melalui pemeriksaan darah lengkap dapat diketahui bahwa kadar leukosit (sel darah putih) saya sangat tinggi, di atas 15 gr/dl. Untuk pengetahuan saja bahwa kadar leukosit dalam tubuh ibu hamil itu normalnya antara 10-15 gr/dl namun jika berlebihan penting sekali untuk mengetahui penyebab dan bahaya yang ditimbulkannya. Leukosit berperan penting dalam sistem kekebalan tubuh untuk melawan infeksi, baik infeksi karena bakteri maupun virus. Jadi jika kadar leukosit saya tinggi maka ada infeksi di dalam tubuh saya yang harus segera diobati dan jika dibiarkan dapat membahayakan kondisi janin. Saat itu saya terkena infeksi bakteri, entah bakteri dari mana dan karena apa yang jelas setelah saya rawat inap Alhamdulillah saya sembuh dan kadar leukosit saya kembali normal.

Saat ini saya tidak akan bercerita lebih jauh mengenai leukosit dan infeksi bakteri yang saya alami saat hamil tetapi saya akan bercerita lebih jauh mengenai betapa pentingnya kadar hemoglobin (protein dalam sel darah merah) pada ibu hamil. Karena hemoglobin lah yang mengantarkan saya untuk segera melakukan transfusi darah menjelang waktu persalinan.

Setelah pemeriksaan darah lengkap, tidak hanya kadar leukosit saja yang dapat diketahui pada tubuh saya yang sedang hamil tetapi juga kadar hemoglobin yang saat itu jauh di bawah angka normal. Normalnya kadar hemoglobin untuk ibu hamil, yaitu minimal 11 gr/dl sedangkan saya hanya 7 gr/dl. Saya kira setelah selesai rawat inap dan sembuh dari infeksi bakteri, masalah saya sudah selesai tetapi ternyata muncul masalah lain, yaitu saya terkena anemia dikarenakan rendahnya kadar hemoglobin tadi.

Anemia pada ibu hamil harus segera ditanggulangi karena ibu hamil dengan anemia beresiko terhadap kesehatan ibu dan bayinya selama masa kehamilan apalagi saat proses persalinan. Berdasarkan artikel kesehatan mengenai anemia pada ibu hamil yang saya baca, anemia dapat menyebabkan terjadinya keguguran, kelahiran prematur, pertumbuhan janin terganggu, kematian janin, cacat bawaan, hingga bayi dengan berat badan lahir rendah. Untuk itu perlu penanganan lebih lanjut oleh dokter kandungan untuk menanggulangi anemia pada ibu hamil dengan menaikkan kadar hemoglobin, salah satunya melalui tindakan transfusi darah.

https://www.instagram.com/p/BRojEOaAAYu/

Hemoglobin ini memiliki peran yang sangat krusial bagi ibu hamil, bahkan menjadi salah satu penentu keberhasilan suatu persalinan, baik secara normal maupun caesar. Bagi ibu hamil yang menderita anemia (kadar hemoglobin rendah) seperti saya lalu akan menjalani persalinan perlu dilakukan transfusi darah sebelumnya agar respon tubuh baik dan mencegah infeksi serta terjadinya pendarahan saat bersalin dan sesudah persalinan.

Hemoglobin sangat diperlukan selama masa kehamilan. Fungsinya adalah mengangkut oksigen ke seluruh tubuh ibu dan janin yang ada di dalam kandungan. Untuk mendapatkan kadar hemoglobin yang normal dalam tubuh ibu hamil diperlukan makanan bergizi yang kaya akan zat besi, vitamin B12, dan asam folat.

https://www.instagram.com/p/BQlvK_9AM3B/

https://www.instagram.com/p/BQypTcDgP3_/

https://www.instagram.com/p/BREsdPjg11T/

Kadar hemoglobin yang rendah pada tubuh saya disebabkan karena kurangnya asupan makanan bergizi yang mengandung zat besi pembentuk sel darah merah, mengingat sejak awal kehamilan sampai trimester akhir saya sering mengalami mual muntah sehingga pola makan terganggu dan asupan gizi pun berkurang ditambah saya juga mengalami hypersalivasi (air liur berlebih) selama masa kehamilan hingga persalinan yang menyebabkan saya menjadi tidak nafsu makan sama sekali dan dampaknya pada berat badan saat hamil yang selalu turun. Cerita tentang payahnya masa-masa kehamilan akan saya ceritakan lain waktu pada Nitta Story berikutnya ya.

Pantas saja moms selama kehamilan saya sering mengalami pusing, mudah lelah, lemas, wajah pucat, pandangan kunang-kunang jika terlalu lama beraktivitas, dan menurunnya kebugaran tubuh. Pernah beberapa kali saat ingin bepergian, di tengah perjalanan saya merasakan pandangan kabur dan kepala terasa berputar-putar terus hingga akhirnya saya putuskan kembali pulang lalu memilih untuk beristirahat saja di rumah.

Memang wajar jika ibu hamil pernah mengalami hal-hal tersebut, seperti pusing, mudah lelah, lemas, wajah pucat, dan lainnya tetapi jika terlalu lama dan sering terjadi harus segera diatasi. Bisa jadi itu merupakan gejala anemia.

Beruntung anemia yang terjadi pada diri saya saat hamil dapat diketahui melalui pemeriksaan darah lengkap saat usia kandungan saya memasuki trimester tiga dan dokter kandungan saya segera memberikan keputusan untuk tindakan transfusi darah sebelum terlambat.

Seharusnya pemeriksaan darah lengkap sudah dilakukan saat awal kehamilan, bahkan lebih baik lagi sebelum merencanakan kehamilan karena dengan mengetahui gejala anemia lebih awal maka dapat dilakukan upaya peningkatan hemoglobin sejak awal kehamilan. Jadi, saya terlambat karena saat usia kandungan memasuki trimester tiga, saya baru melakukan pemeriksaan darah lengkap. Yah, lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali kan, Moms !

https://www.instagram.com/p/BEw1nrAp2K3/

"If you're pregnant, you're at an increased risk of iron deficiency anemia because your iron store have to serve your increased blood volume as well as be a source of hemoglobin for your growing baby" (anemia support's instagram account)

Bersambung...