Dulu......idealisme sebelum punya anak, akan mengasuh dan mengurus sendiri tanpa bantuan orang lain. Kenyataannya, saya butuh bantuan untuk mendelegasikan urusan Fatih sejak usianya tiga bulan. Alasannya, saat itu saya sedang sekolah di Bandung dan kami tinggal berdua saja. Saat ke kampus, saat itulah Fatih harus di daycare (tempat penitipan anak) karena tidak memungkinkan membawanya ke kampus yang saat itu saya banyak beraktivitas di laboratorium.

Pertimbangan memilih daycare waktu itu adalah yang jaraknya dekat dengan tempat tinggal saya. Tujuannya untuk memudahkan saya mengantar jemput dengan berjalan kaki. Selain itu durasi waktu saat akan mengantar ke daycare sedikit sehingga aktivitas di laboratorium bisa dilaksanakan tepat waktu. Saat menjemput juga tidak terlambat yang berakibat penambahan biaya karena keterlambatan menjemput.
Keputusan menitipkan anak di daycare bagi saya lebih baik dibandingkan menggunakan jasa pengasuh. Selain tempat tinggal yang berukuran kecil (kamar kost), keamanan anak menjadi taruhannya. Bila terjadi hal yang tidak diinginkan (anak dibawa lari), akan menjadi masalah baru lagi mengingat saya hanya tinggal berdua bersama anak. Sementara saya di kampus, Fatih di daycare diasuh oleh orang yang berpengalaman dan juga mendapatkan stimulasi sesuai tumbuh kembangnya.

Menitipkan anak di daycare bukan berarti moms melepaskan tanggung jawab mengurus dan mengasuh buah hati. Harus ada kompensasi untuk itu, misalnya saat bersama anak dengan memaksimalkan waktu dan kesempatan yang ada untuk membersamai. Bersama anak dengan menghadirkan fisik, hati dan pikiran dalam beraktivitas. Tidak sekadar hadir secara fisik tetapi pikiran sedang di tempat lain dan hati tidak hadir menikmati momen yang tidak akan terulang lagi.

Pertimbangan memilih daycare waktu itu adalah yang jaraknya dekat dengan tempat tinggal saya. Tujuannya untuk memudahkan saya mengantar jemput dengan berjalan kaki. Selain itu durasi waktu saat akan mengantar ke daycare sedikit sehingga aktivitas di laboratorium bisa dilaksanakan tepat waktu. Saat menjemput juga tidak terlambat yang berakibat penambahan biaya karena keterlambatan menjemput.
Keputusan menitipkan anak di daycare bagi saya lebih baik dibandingkan menggunakan jasa pengasuh. Selain tempat tinggal yang berukuran kecil (kamar kost), keamanan anak menjadi taruhannya. Bila terjadi hal yang tidak diinginkan (anak dibawa lari), akan menjadi masalah baru lagi mengingat saya hanya tinggal berdua bersama anak. Sementara saya di kampus, Fatih di daycare diasuh oleh orang yang berpengalaman dan juga mendapatkan stimulasi sesuai tumbuh kembangnya.

Menitipkan anak di daycare bukan berarti moms melepaskan tanggung jawab mengurus dan mengasuh buah hati. Harus ada kompensasi untuk itu, misalnya saat bersama anak dengan memaksimalkan waktu dan kesempatan yang ada untuk membersamai. Bersama anak dengan menghadirkan fisik, hati dan pikiran dalam beraktivitas. Tidak sekadar hadir secara fisik tetapi pikiran sedang di tempat lain dan hati tidak hadir menikmati momen yang tidak akan terulang lagi.