Maa shaaallah. Perempuan tuh kuat banget ya :’)
Setelah ditempa selama hamil, melahirkan dan sekarang menyusui + mengasuh bayi selama hampir 5 bulan terakhir, aku jadi makin paham banget deh betapa mulianya seorang wanita, seorang ibu.
Tapi, mungkin karena sebegitu tough nya tugas jadi ibu, membicarakan tentang hal ini juga jadi agak... RISKAN.
Jujur, tadinya di awal-awal saat hamil dan baru melahirkan, aku excited banget untuk sharing banyak hal tentang maternity dan motherhood. Tapi di suatu hari yang kelabu (?), mataku terbuka oleh fakta di dunia maya yang selama ini nggak pernah terlalu kuperhatikan, yaitu betapa mudahnya kita bisa menyinggung sesama ibu tanpa kita berniat menyinggung, atau betapa mudahnya kita jadi korban gunjingan dan judgement, hanya dengan bercerita inosen tentang anak atau pengalaman jadi ibu.
Yaaa nulis tentang tema apapun sebenarnya pasti kaya gitu juga efeknya di dunia maya. Tapi serius deh, tema maternity dan motherhood punya “level drama tersendiri”.
Nggak usah kita cerita di sosmed pun, kita berdiri aja pegang bayi, bisa ada random stranger yang dengan senang hati nyamperin kita dan “ngajarin” kita cara yang benar “menurut dia” tentang jadi ibu.
Itu sih oke lah ya... Aku masih open sama saran dan nasihat kok. Ya walaupun kadang cara ngasih tahunya jelas-jelas seperti berusaha membuat yang dinasehati itu terkesan “salah”, atau “nggak paham” (padahal siapa tahu dia yang salah dan nggak paham). Tapi yang sedihnya, ada juga sesama ibu yang, bisa langsung merasa tersinggung dan tersaingi, semata-mata karena melihat kita melakukan apa yang kita lakukan ke anak kita sendiri, yang dilakukan secara natural aja tanpa maksud memberi efek apa-apa terhadap orang lain.
*lalu digosipin rame-rame oleh sesama ibu*
I mean, come on. We are all mothers. Junjungan. First schools of human beings. Why the negativity?
Aku cukup kaget dan sedih sih... tapi, adanya mereka-mereka itu somehow jadi pengingat, kalau kita harus selalu rendah hati dan lebih berempati. Terkadang memang, kemulusan dalam menjalani kehamilan, persalinan, mengurus anak, bikin kita terlalu senang hati, terbuai, dan... ya, TANPA kita sadari dan maksudkan, ((bisa saja)) kita jadi berbangga dan tinggi hati, dan jadi mengeluarkan bahasa-bahasa yang kurang berempati sama perasaan ibu lain yang nggak seberuntung kita (sekali lagi, proses maternity dan motherhood memang berat! Wanita memang sangat kuat!) 💪🏻❤️
itu juga jadi bikin aku belajar, untuk lebih berpikiran positif sama sesama ibu. Ketika aku baca / dengar cerita mereka, aku coba untuk selalu mencerna bahwa mereka simply berbagi kebahagiaan tanpa ada maksud merasa yang paling baik atau apa. Ya kalaupun terasa banget ada unsur yang nggak enak, ya... ya udah lah, berusaha nggak dipikirin / dianggap serius.
Karena sebenarnya, kalau ada kesan negatif yang terasa, kemungkinannya bisa dua hal kan:
Mereka / kita yang tukang pamer dan nggak berempati, atau ego mereka / kita yang terlalu tinggi sehingga nggak bisa menerima ada yang lebih dari kita?
Terlebih, dalam parenting, cara nggak selalu sama, tapi kadang cenderung ada saling menyalahkan.
Kita /Mereka yang salah, atau kita / mereka yang selalu merasa benar padahal kita / mereka nggak tahu segalanya yang ada / terjadi di dunia? Wallahu a’lam.
Kalau ada kata-kataku yang sekiranya nggak enak di postinganku yang udah-udah atau yang akan kutulis, aku mohon maaf ya... nggak ada maksud menyinggung, menantang, menyaingi, apalagi menyakiti...
Semoga kita sesama ibu bisa saling merangkul, mendukung, dan nggak saling menjatuhkan ya mommies.... selalu mohon petunjuk dan perlindungan Allah supaya kita bisa jadi orang tua yang sebaik-baiknya untuk anak-anak kita ❤️
Dan dengan adanya aura negatif di antara sesama ibu di dunia nyata dan maya, aku harap kita semua nggak menyerah untuk mencoba berbagi pengalaman dengan cara yang sebaik dan seefektif mungkin, karena biar bagaimanapun, pasti akan banyak yang terbantu dan terinspirasi karenya ^_^