Berawal dari proses kelahiran Fatih yang tidak direncanakan (SC) membuat idealisme saya menyusuinya secara langsung ikut berubah. Jika sebelum melahirkan berharap akan selalu membawa Fatih ikut serta ke kampus, kenyataannya Fatih harus di daycare. Semangat memberi ASI untuknya membuat saya banyak belajar dan berjuang maksimal agar tetap bisa memberinya ASI. Upaya yang saya lakukan adalah dengan menjadi Breastfeeding Mom.
Perjuangan breastfeeding mom dimulai dari memerah ASI secara konvensional alias menggunakan tangan. Selain membutuhkan waktu yang lama, kesalahan teknik memerah mengakibatkan lecet pada puting susu. Akhirnya melirik alat pompa ASI, dan pompa ASI pertama yang saya miliki adalah manual yang dibeli oleh suami. Karena kurangnya ilmu tentang memerah ASI dan permasalahannya, ternyata pompa ASI tersebut tidak direkomendasikan alat pompanya.

Didasari keinginan memberikan yang terbaik buat Fatih (baca ASI), saya terus belajar tentang Air Susu Ibu Perah (ASIP). Hingga akhirnya memutuskan membeli pompa ASI yang baru dan kali ini mencoba yang elektrik. Rutin menyusui langsung dan memerah setiap 2-3 jam sekali menjadi kunci pamungkas keberlanjutan produksi ASI. Hampir tiga bulan menyetok ASIP sebagai bekal Fatih saat harus di daycare memberikan ketenangan dalam diri saya.

Tidak sampai disitu...akhirnya saya memutuskan meng-upgrade alat tempur memerah. Karena pemakaian yang intensif membuat pompa ASI (merek Little Giant) kewalahan dan membuat puting terasa sakit. Membeli pompa ASI baru menjadi solusi dan pilihannya Medela Swing. Harga berbanding lurus dengan kualitas dan kepuasan, setidaknya itu yang saya alami selama menggunakan pompa ASI merek ini. Ketersediaan ASIP pun tidak membuat saya khawatir saat meninggalkan Fatih di daycare.
Perjuangan breastfeeding mom dimulai dari memerah ASI secara konvensional alias menggunakan tangan. Selain membutuhkan waktu yang lama, kesalahan teknik memerah mengakibatkan lecet pada puting susu. Akhirnya melirik alat pompa ASI, dan pompa ASI pertama yang saya miliki adalah manual yang dibeli oleh suami. Karena kurangnya ilmu tentang memerah ASI dan permasalahannya, ternyata pompa ASI tersebut tidak direkomendasikan alat pompanya.

Didasari keinginan memberikan yang terbaik buat Fatih (baca ASI), saya terus belajar tentang Air Susu Ibu Perah (ASIP). Hingga akhirnya memutuskan membeli pompa ASI yang baru dan kali ini mencoba yang elektrik. Rutin menyusui langsung dan memerah setiap 2-3 jam sekali menjadi kunci pamungkas keberlanjutan produksi ASI. Hampir tiga bulan menyetok ASIP sebagai bekal Fatih saat harus di daycare memberikan ketenangan dalam diri saya.

Tidak sampai disitu...akhirnya saya memutuskan meng-upgrade alat tempur memerah. Karena pemakaian yang intensif membuat pompa ASI (merek Little Giant) kewalahan dan membuat puting terasa sakit. Membeli pompa ASI baru menjadi solusi dan pilihannya Medela Swing. Harga berbanding lurus dengan kualitas dan kepuasan, setidaknya itu yang saya alami selama menggunakan pompa ASI merek ini. Ketersediaan ASIP pun tidak membuat saya khawatir saat meninggalkan Fatih di daycare.