Hallo mommies, memasuki fase-fase anak usia 2 tahun ini memang beragam ya. Dimana anak sudah mulai menunjukan tingkah lakunya, tidak mau diatur, sudah bisa menjawab kalau diberitahu orang tua, bahkan ada yang sangat hyperactive.
Anak saya termasuk anak yang aktif bergerak, dia diam kalau tidur saja. Kadang bingung ya bagaimana mengatasi anak super aktif, padahal ya di rumah setiap sore anak saya sering bermain dengan teman seusianya. Setelah saya cari-cari informasi tentang anak aktif, ternyata memang harus disalurkan energinya. Lalu saya terfikir “ apa saya sekolahkan saja ya “ kemudian saya ngobrol sama suami dan suami setuju.
Saya mencari-cari sekolah yang hanya seminggu sekali dan memang ada kelas untuk usia anak 2 tahun dan menggunakan bahasa indonesia, selain kosakata yang belum lancar-lancar sekali, saya juga ingin anak saya banyak berinteraksi dengan guru atau temannya agar energi berlebih dia bisa tersalurkan serta kemampuannya lebih bertambah.
Beruntungnya di dekat rumah saya di daerah ciputat ada sebuah sekolah bertema budaya yang mana memiliki kelas untuk anak berusia 2 tahun. Yang paling saya semangat lagi adalah saya tidak perlu membayar bulanan ke sekolah tersebut karena saya hanya diwajibkan membayar perkedatangan.
Pertama saya mengantar anak sekolah jam 09:00 pagi, rasanya happy banget dan gak nyangka anak saya juga sangat happy, saat tiba di sekolah, anak saya disambut oleh beberapa guru dan diberikan susu uht serta roti tawar untuk sarapan.
Wah pertama kali anak saya masuk ke sekolah dia sudah antusias sekali lihat mainan, seperti prosotan, ayunan dll. Setelah beberapa teman-teman anak saya datang, mulailah kegiatan sekolah, pertama anak-anak diajak bernyanyi bersama, salah seorang guru menggunakan gitar untuk mengiringi lagu. Saya lihat anak saya yang biasanya aktif sendiri malah antusias ikut joget dan bernyanyi.
Setelah kegiatan bernyanyi, anak saya mulai masuk kelas, di dalam kelas banyak sekali kegiatan, seperti berdoa, membaca cerita, makan bersama, cuci tangan, mengenal bentuk dan warna, berinteraksi sesama murid dan guru serta membuat keterampilan yang bisa dibawa pulang.
Sepanjang sekolah kurang lebih 1 jam 30 menit, saya melihat anak saya tidak terlalu suka mendengarkan cerita yang terlalu lama, jadi dia aktif sendiri mencari-cari mainan yang ada disekitar. Saya langsung berfikir “ wah anak saya kurang fokus nih “ tapi ketika guru mengeluarkan bahan untuk mengenal bentuk dan warna, anak saya antusias sekali untuk mencocokkan ditambah anak saya juga antusias dalam mengikuti permainan dan membuat karya seni.
Saya langsung berfikir “ anak saya kan anak aktif, memang tidak akan mudah membuat dia duduk diam mendengarkan cerita yang lama “. Sekolah dilakukan sampai sudah berkali-kali, anak saya yang biasa energinya tidak tersalurkan menjadi tersalurkan, kosakata yang biasanya itu-itu saja menjadi bertambah dan yang paling penting anak saya memiliki rasa untuk berbagi terhadap sesama teman, mau mengikuti perintah serta saya jadi tahu bahwa anak saya sangat antusias sekali untuk hal-hal seperti membuat karya seni.
Semenjak anak saya sekolah banyak sekali hal-hal baik yang didapat, anak saya bisa berbagi terhadap sesama, bisa mendengarkan perintah, kosakatanya bertambah, mengenal bentuk, warna, angka dan huruf walaupun belum fasih sekali dan yang pasti energi berlebihnya tersalurkan ke hal-hal positif. Hal ini juga dirasakan oleh suami saya. Tidak ada usaha yang sia-sia memang dan sekolah ini sangat membantu saya dalam mendidik anak saya menjadi anak yang baik perilakunya.
Jadi memang tidak ada salahnya menyekolahkan anak di usia dini, yang penting anak nyaman dan tidak dalam tekanan serta tujuan orangtua menyekolahkan anak tercapai untuk membuat anak menjadi pribadi yang baik.