Masih dalam rangka merayakan Hari Ayah Nasional, meski sudah terlewat sekitar seminggu yang lalu tetapi saya tidak mau melewatkan moment ini untuk berbagi Nitta Story mengenai My Super Husband alias Aruna's Super Papa !



Sejak menikah di pertengahan tahun 2015, tanggung jawab papa sebagai seorang suami semakin terlihat. Ia tidak hanya bertanggung jawab memenuhi kebutuhan finansial keluarga tetapi juga menjadi bala bantuan nomor satu saat saya mengerjakan pekerjaan rumah tangga.

Sosok kepala keluarga yang tidak sungkan untuk mengerjakan pekerjaan rumah tangga, mulai dari mencuci baju, memasak nasi, mengepel lantai, menyikat kamar mandi, menjemur pakaian, sampai memasang sprei.

Ah, saya seharusnya malu kalau masih suka mengeluh ini itu sama papa !



Selang lima bulan setelah hari pernikahan tepatnya di awal tahun 2016, saya mengandung Aruna dan tanggung jawab papa sebagai seorang suami dan calon ayah semakin tampak saja padahal papa sama sekali belum pernah bertemu dengan Aruna.

Papa yang rela bangun lebih pagi disaat saya yang sedang hamil masih tertidur pulas, menyisihkan waktu untuk memotong buah-buahan, membuat teh manis hangat, menyiapkan sarapan, makan siang, dan sore yang papa beli di warung makan dekat rumah, serta tidak lupa juga cemilan bergizi dari minimarket. Semua rutinitas yang papa lakukan dengan rasa sayangnya kepada saya yang sedang hamil, setiap pagi sebelum berangkat kerja.

Papa yang rela sepulang kerja menyempatkan waktu sebelum sampai rumah hanya untuk sekedar mencari makanan atau cemilan permintaan saya yang sedang hamil di rumah padahal saya tahu papa pasti lelah karena perjalanan dari kantor ke rumah, walaupun terkadang makanan atau cemilan itu hanya dimakan sedikit saja oleh saya bahkan dikeluarkan lagi dari perut saking tidak kuatnya saya menahan mual dan muntah.

Papa yang rela tidur nyenyaknya terganggu saat tengah malam hanya untuk mengambilkan saya minum, mengoleskan badan saya yang gatal-gatal dengan minyak kayu putih, memijat punggung dan pinggang saya yang pegal-pegal, mengipasi tubuh saya yang kegerahan karena keringat, atau hanya untuk sekedar menemani saya mengobrol saat tidak dapat tidur akibat insomnia yang sering datang. Papa juga yang tidak merasa jijik saat membersihkan (mohon maaf) muntahan saya yang saat itu tidak tertahankan lagi. Papa yang dengan senang hati membacakan dongeng atau mengarang cerita sendiri untuk Aruna yang masih di dalam perut saya.

Betapa bersyukur dan beruntungnya saya, saat hamil didampingi oleh papa yang sangat sabar, tidak pernah mengeluh, dan senang membesarkan hati istrinya.



Saat beberapa bulan sebelum akhir tahun 2016, saya akhirnya melahirkan Aruna. Kala itu papa yang paling panik saat ketuban saya mulai pecah dan terus mengeluarkan air, papa yang terlihat terburu-buru mengantarkan saya ke rumah sakit agar segera mendapatkan penanganan. Papa yang hanya dapat menunggu di luar ruangan operasi sambil terus berdoa dan berharap yang terbaik untuk saya dan Aruna.

Papa kuat begadang hampir setiap malam, menggantikan saya mengurus Aruna new born. Papa juga pintar memandikan Aruna new born disaat saya masih takut untuk memandikannya, menggantikan popok, dan memakaikan pakaian Aruna.



Sampai sekarang papa masih membantu saya mengurus Aruna, menyuapi Aruna, menggendong Aruna sampai tertidur saat rewel di malam hari, mengajak Aruna bermain selepas pulang kerja.

Papa membiarkan saya untuk tidak mengurus Aruna saat weekend dan menawarkan dirinya untuk menggantikan saya mengurus Aruna, baginya saya sangat butuh 'me time' atau sekedar relax melepas penat setelah mengurus Aruna dan pekerjaan rumah tangga seharian selama weekday.

Alhamdulillah, bahagianya saya mempunyai papa yang berbesar hati menjaga kebahagiaan dan kewarasan saya.

Doa saya agar papa selalu diberikan kesehatan, kebahagiaan dunia akhirat, dikaruniakan keberkahan umur panjang agar selalu dapat bersama-sama dengan keluarga, dan ditetapkan hatinya untuk selalu mencintai dan menyayangi keluarga. Semoga Allah selalu menjagamu, Pa. Aamiin !

Terima kasih untuk segala sesuatu yang diperjuangkan.
Terima kasih untuk selalu ada dalam segala situasi.
Terima kasih untuk rasa aman yang selalu diberikan.
Terima kasih untuk bersedia meluangkan waktu di sela kesibukan.
Terima kasih untuk semangat dan energi positif yang ditularkan.
Terima kasih untuk rasa sayang dan cinta.
Terima kasih untuk selalu menomorsatukan keluarga.



Papa adalah inspirasi terbesar bagi saya dan Aruna.

Selamat Hari Ayah, Papa ! Doa kami selalu menyertai papa...

Sampai bertemu kembali di Nitta Story selanjutnya. Jangan lupa share dan komennya di bawah tulisan ini ya !

Trims,
Nitta Yunitasari