Assalaamu Alaikum, Konnichiwa, Mommies, aku mau cerita yaa..  

Jadi kemarin aku habis ajak bayiku, Archie, pergi Baby Spa ditemanin sama sahabatku, Vika. 

Setelah Baby Spa, kami mampir ke mall di dekatnya untuk makan dan solat.  

Ternyata saat di tengah-tengah makan, Archie ngantuk dan agak gelisah (tadinya dia tenang ngeliatin kami di strollernya, dan sepanjang jalan pun dia tidur sendiri di CarSeat-nya).

Karena aku kasihan lihat Archie gelisah, yup! GeOs a.k.a Gendongan Kaos to the rescue! Digendong sebentar doang pakai itu, dia langsung pulas. 

Akhirnya kami selesai makan, dan mulai menuju musholla untuk sholat. Vika bilang dia mau ke toilet dulu. Jadilah aku ke musholla duluan sendirian. 

Stroller diparkir di depan musholla, dan aku bawa Archie yang masih pulas dalam gendongan, serta tas yang isinya barang-barangku dan Archie masuk ke dalam musholla. Penampilanku tuh kaya “sasaran empuk” banget kali ya? Ibu muda, sendirian, bawa anak bayi dan barang-barang. Hmmm...

Di dalam musholla, aku taro tas di atas karpet dan gelar alas untuk membaringkan Archie di situ. 

Iya, Archie kalau udah pulas di gendongan, mau kok ditaro. Jadi bukan yang harus terus menerus tidur di dalam gendongan. Yaaaa kecuali kalau lagi GROWTH SPURT / MENTAL LEAP ya. Itu beda kasus dong. 

Setelah gelar alas, aku berdiri lagi untuk lepas Archie dan gendongannya dari badanku. Iya, aku BERDIRI lagi, soalnya kan lepas geos itu berarti maksudnya lepas kain itu melewati kepalaku. Kadang saat aku lepas, Archie kaget dan bangun. Kadang juga nggak, smooth aja. Nah kalau pas dia kaget, aku masih dalam keadaan berdiri, enak kan, lebih mudah buat aku langsung ayun-ayun dia lagi supaya langsung pulas. Ya menurutku lebih mudah sih daripada ayun-ayun dalam keadaan udah duduk. 

Intinya, aku terbiasa melepas kain gendongan Archie dalam keadaan masih berdiri. Nah, saat aku lagi lepas gendongan itu, ada mbak-mbak di seberang sana musholla ngeliat ke kami sambil senyum. Aku balas senyum balik. Setelah itu dia ngeliat ke depan lagi. Aku juga kembali fokus ke Archie.

Aku duduk dan perlahan naro Archie di atas alas. Dan berhasil. Archie berbaring dalam posisi miring ke kanan. Eh tapi sekitar beberapa menit kemudian, Archie tiba-tiba berbalik badan telentang dengan gerakan cepat, dan... dia KAGET SENDIRI -_- Jadilah dia nangis sambil geleng-geleng kiri kanan dan mata masih terpejam.

Aku coba menenangkan dia dengan menepuk-nepuk lembut sambil “shhh... shhhh... sayang...” sementara ada 1 lagi mbak di sebelahku yang baru selesai solat, ngeliat ke Archie dan ke aku dengan tatapan seperti nahan ketawa. 

Akhirnya, karena kaget itu, Archie jadi nggak mau tidur lagi begitu aja, masih nangis, dan aku kasihan jadi langsung kuangkat lagi di pelukanku. 

Dan mbak-mbak yang tepat disampingku langsung ngomong gini : “Ck. Anaknya udah kebiasaan digendong ya?” Dengan tatapan yang.... kaya merendahkan dan mengasihani gitu. *sigh* 

Aku langsung jawab dengan cepat, “nggak kok, ini karena dia kaget aja...” lalu senyum singkat ke dia dan balik fokus ke Archie. Lalu dia pergi keluar musholla.

Archie masih nangis. Ya nangisnya sebenarnya nangis biasa, bukan yang suaranya besar gitu. Lebih kaya merengek.

Akhirnya aku coba bawa berdiri lagi dan kuayun lagi untuk menenangkan sebentar, dengan niat kalau sudah agak tenangan, mau kususui. 

Lalu mbak-mbak yang diseberang sana tiba-tiba bicara “mau nyusu kali mbak itu anaknya!” 

Aku senyum dan bilang “Iya, mau saya tenangin dulu sebentar, kasihan tadi dia kaget.” *masih sambil menimang-nimang Archie*

Archie mulai agak tenang, lalu si mbak di seberang itu bicara lagi “makanya kalau naro anaknya itu sambil posisi duduk dong mbak, jangan sambil berdiri terus ditaro.”

Aku langsung.... KRIK KRIK KRIK. Siapa jugaaaaa yang naro Archie sambil berdiri??? 😨 Kenapa juga si mbak ini langsung ngajarin aku dari seberang musholla begitu. 

Akhirnya aku jawab singkat, padat, cepat, “Iya mbak... saya udah biasa kok...” *masih tetap senyumin dia, lalu aku nggak lihat-lihat dia lagi, duduk, masang nursing apron, dan lanjut nyusuin Archie yang udah mulai tenang dan mulai nyusu* 

Udah nggak repot-repot lagi aku jelasin kalau aku nggak melakukan seperti yang dia tuduhkan (?), hihi. Dia juga jadi langsung diam. 

Vika datang saat aku lagi nyusuin. Dan beberapa saat kemudian Vika bilang, ada mbak-mbak yang pas mau keluar dari musholla, ngeliat terus ke aku sama Archie kaya gimana banget gitu (itu mbak-mbak yang di seberang sana tadi). 

Ya udah, aku cerita sama Vika apa yang terjadi tadi. Vika kaget dan dongkol dong.

 

Hiks. Sedih ya. 

Cuma karena lihat bayi nangis dan ibunya memutuskan buat menggendong, langsung diberi tatapan merendahkan sambil ditanya “anaknya kebiasaan digendong ya?”, seakan-akan kegiatan gendong menggendong itu sesuatu yang salah atau buruk. 

Aku menghargai pilihan orang yang maunya membiasakan anaknya untuk nggak digendong. Terserah. Pasti dia punya alasan sendiri, dan plus minusnya juga kan dia yang rasa sendiri. 

Begitupun aku, aku pro menggendong, dan aku anggap menggendong itu perlu di saat-saat tertentu. Pro menggendong bukan berarti bayi digendong setiap saat. Tapi aku juga nggak mencoba membiasakan anak untuk nggak digendong di saat jelas-jelas dia kelihatan butuh digendong (walau lama-lama kalau digituin nanti dia terbiasa “tenang sendiri” tanpa digendong). Ya pilihan aku itu juga ada plus minusnya. Dan aku berharap ibu lain juga menghargai pilihan itu.

Lalu, ada lagi orang asing yang bersikap seakan kita nggak becus mengurus anak kita sendiri. Ya, kaya mbak-mbak di seberang yang ngatain aku naro Archie di karpet dengan posisiku sambil berdiri. 

Kedua mbak-mbak itu, dari penampilannya dan cara bicaranya, kurasa sih juga sesama ibu. 

Kejadian kaya gini pasti nggak cuma aku yang alamin kan? Pasti. Pilihan parenting-nya dihakimi atau disalah-salahkan sama orang lain, anak menangis langsung dianggap orang tuanya yang nggak becus, dan lain sebagainya. Dan mirisnya, kadang yang begitu itu ya orang asing yang baru lihat kita beberapa menit, ya. Hahahah. 

Mereka nggak tahu aja tuh kalau kita mungkin malah dipuji-puji sama orang-orang yang kenal sama kita, karena pintar mengurus anak. Hehehehe. 

Nah, biasanya aku berusaha menjaga mood-ku tetap baik ya dengan cara seperti itu. Mengingat-ingat keluarga dan kerabat yang sering bilang aku pintar mengurus anak, atau betapa mereka suka banget sama Archie. Apalah artinya komen-komen orang asing selewat-selewat itu. Hihi.

Semoga kita bisa jadi rekan sesama ibu yang baik untuk ibu-ibu lainnya ya, Mommies. Kalau memang sekiranya kita melihat di tempat umum ada sesama ibu yang perlu dibantu, ayo dekati dengan kata-kata dan gesture yang hangat, bukan dengan sikap menghakimi apalagi menggurui ❤️