“Kalo Mamanya sering dan suka makan daging-dagingan pas hamil anaknya cowok tuh...”

“Wah Mamanya sukanya makan kacang sama sayuran pasti anaknya cewek deh ituuu”

Sering gak sih denger ‘orang dulu’ ngomong begini? Sepertinya banyak yang gagal paham soal hal ini. Banyak yang berpendapat, kalau saat hamil muda kita banyak mengonsumsi makanan tertentu akan menghasilkan jenis kelamin janin yang kita inginkan. 

Setahuku, mengatur makanan yang dikonsumsi untuk berupaya memiliki buah hati berjenis kelamin perempuan atau laki-laki malah seharusnya saat promil dimulai. (Iya ini juga hasil belajar setelah pengalaman yang aku rasain sendiri). CMIIW yah.

Kalo yang aku pernah browsing soal Ilmu kedokteran sih, penentu jenis kelamin ada di (sperma) laki-laki, tapi sperma juga kan tergantung kondisi vagina, makanan yang dikonsumsi ibu sebelum hamil emang bisa mempengaruhi jenis kelamin bayi, walaupun bukan jadi faktor penentu satu-satunya.


Image source : easybabylife.com

Makanan yang dikonsumsi dapat mempengaruhi suasana asam-basa vagina, yang berpengaruh pada sperma mana yang bisa bertahan hidup dan membuahi sel telur, apakah sperma X (pembawa unsur kelamin perempuan) atau Y (pembawa unsur kelamin laki-laki).  Saat banyak mengonsumsi daging, suasana vagina akan menjadi basa, yang menguntungkan bagi sperma Y untuk membuahi sel telur, sehingga anak hasil pembuahannya pun cenderung berjenis kelamin laki-laki.

Sebaliknya, konsumsi sayur dan kacang-kacangan bisa membuat vagina menjadi asam yang meningkatkan peluang sperma X (pembawa unsur kelamin perempuan) untuk pembuahan. Dan Sperma Y tidak tahan asam. Saat kondisi vagina asam maka sperma X yang lebih aktif dan melakukan pembuahan pada sel telur dan menghasilkan jenis kelamin perempuan. Itu sih yang sekilas aku baca.

Jadiii.. Makanan yang kita konsumsi itu mempengaruhi kondisi vagina saat sebelum pembuahan. Bukan saat hamil.

Seperti pengalamanku saat hamil anak pertama dan kedua. Hamil anak pertama, entah kenapa perut ini maunya masuk makan daging-dagingan, seafood dan sushi terus. Makan sayur, muntah. Makan nasi, muntah. Makan daging, nambah. Lalu keluarlah bayi berjenis kelamin Laki-laki.

Selang 2 tahun, hamil lagi anak kedua. Mulut dan perut sinkron gak minat liat daging. Liat aja ogah, apalagi makan. Maunya sayur-sayuraaaann aja. Yang lalap, yang direbus, yang ditumis, semua sayur terasa enak padahal sebelumnya gak doyan banget makan sayur. 

Semua orang bilang, “waah anaknya perempuan nih”

Dalem hati, “iya juga yah ngidam dan kebiasaannya beda soalnya” 

Lalu sampai di minggu-minggu yang tepat untuk bisa cek jenis kelamin dan saat USG, dokter bilang “Ibu, ini anak keduanya laki-laki lagi ya.. tuh penisnya sudah terlihat” 

Dan aku masih gak percaya hahaha.

“Masa sih dok?” 

“Kok kebiasaan makan aku beda ya dok?”

“Serius cowok lagi dok?”

“Dokter gak salah liat kan?”

Dokternya ketawa. Mungkin dikira gua ibu-ibu stress kali ya gak nerima kenyataan. Hahaha lalu lahirlah anak laki-laki (lagi) yang dikira orang dulunya aku hamil anak perempuan. Hhhh...

Dan karena pengalaman sendiri itu sih sampe akhirnya aku browsing soal hal ini dan mengerti bahwa MAU DAGING APE SAYUR YANG BANYAK DIKONSUMSI KAGAK MEMPENGARUHI JENIS KELAMIN BAYIK! 

 

Percayalah. Tuhan yang Maha Menentukan.

 

Kesimpulan yang sebenarnya adalah pas hamil disuruh makan daging itu agar asupan protein, zat besi dan unsur zinc terpenuhi dan kalau banyak makan sayur saat hamil bisa membantu asupan tubuh bumil berupa vitamin, kalsium, serat, pottasium, protein, asam folat daaan banyak lagi yang memang dibutuhkan si jabang bayi agar terlahir sehat. Gitu.

Image source : newkidscorner.com 

Oke, segitu dulu curhatan soal salah kaprahnya aku. Banyak baca & belajar itu memang perlu. Note to self, jangan terlalu banyak terpengaruh mitos-mitos belaka hihihi.

 

With love,

Nova Andria