Rasa takut orang tua karena bentuk kepala bayi yang proporsional sering membuat mereka mencari cara untuk segera memperbaikinya. Salah satu cara yang banyak dilakukan adalah dengan menggunakan bantal. Padahal, pada kenyataannya kepala bayi akan kembali menyesuaikan bentuk aslinya seiring berjalannya waktu. Selain itu, penggunaan bantal pada bayi juga malah berdampak buruk bagi si kecil.
Risiko Bayi Tidur Dengan Bantal
Nah, berikut ini adalah beberapa bahaya yang berisiko terkena pada si kecil apabila kamu ia menggunakan bantal saat tidur :
- Bantal membuat kepalanya lebih tinggi sehingga berisiko membuatnya sesak nafas dan tersedak.
- Apabila ada bagian bantal yang rusak, isian bantal dapat keluar dan masuk ke dalam mulut atau hidung bayi. Hal ini juga dapat menyebabkan bayi menjadi tersedak.
- Jika bayi tidur dengan menggunakan bantal U, ia akan kesulitan untuk menolehkan atau memutarkan kepalanya saat akan gumoh atau mudah. Situasi ini berisiko membuat bayi tersedak muntahannya sendiri.
- Hasil penelitian juga menyebutkan bahwa bantal diindikasi sebagai salah satu penyebab sindrom kematian mendadak pada bayi, yang biasa disebut dengan SIDS atau Sudden Infant Death Syndrome.
Sudden Infant Death Syndrome
SIDS adalah suatu sindrom di mana bayi ditemukan tewas tanpa alasan yang jelas saat tidur. Bayi dengan kondisi tubuh sehat pun dapat mengalami SIDS. Biasanya, kondisi ini terjadi pada bayi dengan usia di bawah 1 tahun. Meskipun belum diketahui secara pasti penyebabnya, beberapa peneliti mengindikasi kondisi ketidaknormalan otak bayi dalam mengendalikan pernapasan.
Tidak hanya itu, kebanyakan bayi yang mengalami SIDS ditemukan meninggal dalam keranjangnya saat tertidur dengan bantal dan boneka-boneka. Kemungkinan, benda-benda tersebutlah yang menghalangi nafas bayi yang terbilang masih lemah saat tidur.
Untuk itu, awasi dengan baik lingkungan tempat bayi tertidur. Pastikan nafasnya dapat berjalan dengan baik. Hindari bantal dan boneka besar yang langsung berdekatan dengan posisinya saat tidur.