Seorang perempuan yang bekerja kantoran dan akan punya anak pasti sebelumnya pernah mengalami dilema ini. Iya nggak Moms? Kalo iya, senasib kita. Sebelum benar-benar memutuskan resign, saat hamil anak pertama, saya sibuk mencari info sana-sini soal biaya babysitter dan daycare. Just in case, nggak jadi resign saya harus udah punya keputusan dong menitipkan anak di mana selagi saya bekerja. Pertimbangannya buanyak buanget sampai pusing sendiri padahal udah dibantu diskusi sama suami. Hahahaha.
reactiongifs.me
Saya nggak mau ribet mikirin pasca lahiran karena mau fokus ngurusin baby dan recovery aja nanti, jadi saya pengennya semua sudah diputuskan sebelum persalinan tiba. Entah itu resign jadi ibu rumah tangga, atau melanjutkan bekerja dan anak dititipkan.
Pilihan ketika anak dititipkan itu cuma 3: Titipin di Daycare, Hire Babysitter/ART atau titipin di orang tua. Akhirnya jadi breakdown dong plus minus (versi saya) untuk ketiga pilihan tersebut.
1. DAYCARE
Cari info soal pricelist dan review soal daycare di sekitaran rumah, di perjalanan arah pergi dan pulang kantor sampai di sekitaran kantor. Saya ((( menyelami ))) forum-forum ibu-ibu, visit blog sana-sini dan menghubungi satu persatu daycare yang sekiranya bakalan jadi kandidat seleksi.
Yah namanya juga daycare, bayar tenaga profesional. dapet lunch dan snack, plus anak kita diurusin dari mulai makan, mandi sampai tidur siang, belum lagi yang ada fasilitas CCTV Onlinenya jadi pasti biayanya WOW (monggo artikan sendiri WOW ini apa, hahaha)!
tenor.com
Tapi kebanyakan daycare juga membatasi jam operasionalnya, kalau kita nggak jemput anak sesuai jamnya atau telat ya kena charge lagi deh. Dari situ, jadi mikirin kan perhitungan waktunya gimana apalagi waktu itu jarak dari rumah ke kantor sekitar 2 - 2.5 jam pakai mobil atau 1 - 1.5 jam pakai motor, syukur-syukur kalo lancar bisa 45 menit (which is jarang banget kan ya hari kerja jalan Kuningan situ lancar). Kalau suami yang anter jemput daycare gimana? Nah, masalahnya adalah jam kerja suami lebih random alias pulangnya bisa lebih malam daripada saya yang office hours. So, nggak memungkinkan juga. Pilihan satu-satunya adalah daycare di sekitaran kantor yang ternyata biayanya bisa menghabiskan setengah gaji saya bahkan bisa lebih, WOW BANGET! HAHAHAHA (ini ketawa miris ya, Moms! Maklum gaji cungpret bukan gaji direktur).
giphy.com
So, we put down this option, yang nantinya bisa dipakai kalau saya bisa pindah atau dapat kantor yang deket rumah.
2. BABYSITTER/ART
Option ini pun akhirnya saya hilangkan karena 'trauma'. Banyak ngalamin cerita nggak enak tentang ART di masa kecil seperti berantem, melihat kelakuan ART yang macem-macem, cerita dari teman-teman soal drama ART yang bikin mereka 'bongkar-pasang' dan pontang-panting cari pengganti bikin saya mantap untuk nggak ambil pilihan ini.
3. TITIP KE ORANG TUA
So, yang tersisa adalah pilihan yang ini. Tapi kalau mau menitipkan anak ke orang tua akan melibatkan pilihan no.2 yaitu hire babysitter/ART. Saya nggak mau orang tua yang malah ngurus dan jagain anak, saya pengennya mereka sekedar jadi supervisor atau pengawas aja. Kita aja yang masih muda fisiknya suka kewalahan kan ngurusin bayik apalagi fisik orang tua. Menurut saya pribadi, udah bukan umurnya mereka ngurusin bayi lagi. Biarkan mereka dengan kegiatan/rutinitasnya yang tidak terganggu dengan kegiatan lain yang menyita waktu atau mengubah kegiatan/rutinitas mereka. Kalau cuma mengawasi aja saya pikir sih nggak akan membutuhkan waktu dan effort yang lebih. Saya juga akan siapkan kegiatan untuk menemani bayi bermain dan segala perlengkapan yang dibutuhkan. Orang tua tahu beres aja. Tapi karena melibatkan pihak ketiga inilah saya jadi ragu dan akhirnya hilanglah opsi 2 dan 3. Lalu muncul opsi alternatif yang baru yaitu RESIGN!
Jadi persiapan selanjutnya udah nggak mikirin lagi tuh mau nitipin anak di mana tapi lebih ke persiapan mental untuk RESIGN. Nggak mudah memang karena saya sudah ((( mengarungi ))) dunia perkantoran 9 tahun lamanya. Bakalan kaget nggak ya? Bakalan bosen nggak ya? Dan sejumlah pertanyaan lainnya yang muncul. Akhirnya, melewati berbagai hal dan diskusi alot dengan suami, kesiapan mental untuk resign dan menjadi ibu rumah tangga itu justru muncul pasca persalinan.
Kalau ditanya sekarang, kangen kerja kantoran lagi nggak sih? Iya, kangen!
Terus, nyesel dong udah resign? Nggak dong!
Kan udah ga bingung mikirin mau nitipin anak di mana dan sama siapa, malah bisa ngurusin dan menyimak tumbuh kembangnya 24 jam. For me, that's enough and priceless.
photo courtesy: @diniisme
Daycare, Babysitter atau Titip Orang Tua?
source: https://doy9lykf9ter0.cloudfront.net/photo/temporary/7dc5bfb299914855a1bb3503c1b86752.jpeg
Komentar Artikel Ini
{{comment_count||0}}
Sort by{{sorted_by}}
Like!
Newest
Reply
- {{ comment.nam }}{{ comment.commented_at }}EditDelete{{comment.gd}} Likes{{comment.bd}} BadsThis comment was deleted.
more comments
Loading...