Hallo Hallo moms!
Mau melanjutkan sharing saya tentang menyapih dan toilet training, nih. Boleh ngga? Boleh deh ya.. hehehe. Saya jadi mau berbagi pengalaman juga setelah baca tulisan mba Steny tentang
toilet training kilat. Cerita saya nggak sekilat Mba Steny, tapi niatnya sama yaitu mau sharing.
Beberapa hari lalu saya sudah cerita pengalaman menyapih anak. Sekarang mau sharing pengalam Toilet training. Kenapa sih share 2 hal ini berdekatan? Karena 2 hal ini yang bisa dibilang jadi prestasi seorang ibu. Hahaha, iya nggak ? Kalau saya pribadi sih, iya. Tapi tunggu dulu. Ini bukan soal prestasi orang tua dan anak siapa yang lebih cepet bisa disapih atau orang tua dan anak mana yang paling cepet bisa toilet training yah. Ini soal prestasi ibu dan anak yang berhasil melewati fase sapih dan toilet training meski mungkin dengan drama sekalipun.
SOURCE :123rf
Tentunya moms sudah tahu sebaiknya tidak melakukan sapih dan toilet training ini berbarengan. karena bisa jadi pressure buat anak. Sapih dan toilet training mungkin di mata orang dewasa cuma hal biasa, tapi untuk anak, belajar 2 hal ini sungguh luar biasa. Siapa tau ada moms yang lagi mau toilet training, bisa ambil secuil manfaat dari tulisan ini.
Waktu Zidan masuk usia 18 bulan, ada beberapa yang bertanya kenapa Zidan kok masih pakai pampers, kenapa nggak dilatih toilet training, dan sebagainya. Karena memang katanya seorang anak sudah bisa dilatih sejak usia 18 bulan. Tapi teori itu ternyata nggak berlaku buat Zidan. Hehehe. Saya hanya bisa jawab, “sudah dicoba”. Ternyata nggak habis disitu, adalagi komentar “ini mesti mama papanya males nggak berusaha, si anu aja udah dari 8 bulan loh”. Kalo ada yang bilang begitu kasih senyum saja. Tiap anak itu unik dan beda, begitu juga dalam hal siap atau nggaknya potty training. Jangan pernah membandingkan.
source : toiletingtots
Jujur, di rumah anaknya suka banget dengan buku potty, video potty song, dan apapun yang berhubungan dengan toilet training. Tapi ternyata ya anaknya belum menunjukkan tanda-tanda kesiapan. Dia masih kenalan sama si WC dan belum mau duduk di situ. Dia suka perhatikan cara mama papanya BAK dan BAB ke toilet. Anaknya suka tiba-tiba masuk WC dan membuyarkan konsetrasi hahaha. Tapi mungkin itu cara dia cari tahu. Dia perhatikan detail apa yang orang tua nya lakukan. Akhirnya saya dan suami menunggu anaknya siap.
Sampai di usia 2 tahun, anaknya masih tertarik dengan tema potty tapi belum juga menunjukkan kesiapan. Usia 3 tahun Zidan sekali-sekali sudah mau BAK dan BAB di toilet, tapi itu moment sekali-sekali kalau dia benar-benar mau. Jadi tetap nggak kita paksa, bahkan kita kasih reward kalau dia mau ke toilet atas kemauan sendiri. Karena buat anak kecil, berganti kebiasaan itu luar biasa usahanya ya, moms. Termasuk kebiasaan BAK dan BAB di pempers yang harus pindah ke toilet. Dengan kasih pujian atas usahanya bisa jadi sesuatuu banget buat si anak.
Nnaahh.. Usia 3 tahun 5 bulan, Zidan mulai kasih tanda siap dengan saya mengajak dia ke WC dan dia nggak nolak sama sekali duduk di toilet. Posisi dia memang masih pakai pempers saat itu tapi saya ingatkan dia untuk BAK dan BAB di toilet bukan di pempers. Beginilah awal mula belajarnya :
-Hari 1-3 : Dimulai dengan ke toilet sejak bangun tidur kemudian diulang 1 jam sekali, yeaay pempersnya kering terus! karena selalu ke toilet.
-Hari 4-6 : Lanjut ke toilet sejak bangun tidur dan diulang 2 jam sekali, horee! pempersnya tetap kering bahkan ketika dia tidur siang dan tidur malam.
-Hari 7-8 : Zidan mulai saya lepas pempersnya, 2 jam sekali ke WC. Sambil saya terus ingatkan untuk BAK dan BAB di toilet bukan di celana dan kasur.
-Hari 9-10 : Zidan sudah bisa bilang kalau mau BAK atau BAB di WC. Bahkan besok-besoknya dia mulai masuk WC sendiri kalau bener-bener kebelet. Saya sediakan bangku kecil di setiap WC supaya dia bisa naik turun sendiri. Kadang dia malah flush sendiri, bersih-bersih sendiri. Yeaayyy Alhamdulillah! You did it, son! We did it!
Zidan seneeeeng banget akhirnya dia berhasil toilet training. Mukanya bersinar senyam senyum setiap dia bilang dia mau ke toilet untuk BAK atau BAB. Hamdallah, saya legaaa banget ternyata toilet training Zidan perjalanannya mudah plus menyenangkan. Buat kami yang penting anaknya happy dengan proses yang dia jalanin tanpa kita push keras-keras.
So, in my humble opinion, ikuti fitrah anak. Sabar dan nggak usah terpengaruh sama peer pressure atau group mamak-mamak di sosmed atau di HP. Moms yang tahu kapan anak nya siap dan kapan anaknya mau. Menurut saya, Zidan lulus potty training memang karena dia sudah puas observasi selama 3 tahun, dia sudah merasa siap dan dia merasa mampu melakukan hal itu. Batas usianya juga sudah cukup. Artinya moms adalah pelatih dan fasilitator yang harus bersabar, selebihnya memang anaknya yang ready. Tinggal pinter-pinternya moms menangkap sinyal itu.
http://www.chattanooga-charm.com/wp-content/uploads/2016/09/tgredf52etd62y72u8edi2u2.png
Oh iya Moms, ini ada To do list sebelum benar-benar melaksanakan Toilet Training. Mudah-mudahan bisa berguna :
1. Baca dan dengarkan cerita ibu lain tentang cara mereka potty training, siapa tahu pengalamannya yang bisa kita jadikan pelajaran. Saya pun tanya sana sini untuk observ.
2. Terus bacakan buku tentang potty yang gambarnya menarik ada seri boy dan ada seri girl.
ini penampakan bukunya, moms
3. Print gambar tema toilet training dan tempel di tempat yang sering dia lihat.
4. Terus ingatkan anak kalau sebentar lagi sudah tidak pakai pempers, tapi belajar BAK dan BAB di toilet seperti mama dan papa.
5. Kasih lihat video potty song by ping fong, baby bus dan little baby bump
Sediakan travel potty seat dan training potty (ini nggak berlaku buat Zidan, dipijemin sepupunya travel potty tapi dia malah nggak mau, jadi kita nggak beli)
6. Ingatkan diri moms untuk tidak memarahi anak ketika dia sekali-sekali ngompol atau kececer pipis di ubin. Tapi ingatkan baik-baik dan pelan-pelan supaya dia nggak trauma (Alhamdulillah Zidan cuma ngompol 1x di kasur pas tidur siang dan saya nggak masalah..namanya juga belajar)
7. Sebaiknya tidak cerita dengan nada mengejek di depan anggota keluarga apalagi orang lain tentang anaknya tadi malam ngompol di kasur atau di mobil misalnya. Hal itu bisa merusak kepercayaan anak sama kita dan anaknya malu. Bisa-bisa dia malah jadi sedih dan takutnya nggak mau belajar lagi.
Segitu aja deh ceritanya. Kalau cerita moms yang lain kira-kira gimana? Yuk sharing juga, moms! Saya mohon maaf yaa kalau ada tulisan yang kesannya menggurui. Serius nggak ada maksud menggurui yaa moms.. peace! Hanya sharing pengalaman aja. Mudah-mudahan bermanfaat cerita saya tadi. Selamat toilet training, moms and kiddos! semangaaaatt! *kiss*
Toilet Training itu Saaangat Menyenangkan :D
source: https://doy9lykf9ter0.cloudfront.net/photo/temporary/9f1a1da549f6fc8093d545e54abb5661.png
Komentar Artikel Ini
{{comment_count||0}}
Sort by{{sorted_by}}
Like!
Newest
Reply
- {{ comment.nam }}{{ comment.commented_at }}EditDelete{{comment.gd}} Likes{{comment.bd}} BadsThis comment was deleted.
more comments
Loading...