Sejak menjadi ibu, anak pasti menjadi prioritas utama ya, Moms. Apalagi di masa-masa setelah melahirkan, 24 jam waktu kita seperti tersita penuh untuk mengurusi si bayi. Istilahnya, kita bisa mandi dan bisa makan aja sudah cukup, hehe. Saking sibuknya kita mengurus anak, terkadang sampe lupa bertanya sama suami, "udah makan belum pah?" , tapi selalu ingat waktunya si anak makan.Terkadang juga suami mau berangkat kerja, sampe lupa tadi tidak menyiapkan baju nya, tapi selalu ingat jika menyiapkan baju si anak. Kemudian rutinitas yang terjadi adalah suami sibuk kerja pagi hingga sore bahkan malam hari, sedangkan kita sibuk di rumah full mengurus anak yang tiada henti dan juga mengurus pekerjaan rumah (bagi yang tanpa nanny dan tanpa ART seperti aku ya). Malam harinya, suami dan istri bertemu dalam keadaan lelah dengan pekerjaan masing-masing. Hal itu tanpa disadari membuat quality time antara suami-istri berkurang. I mean, pasti akan ada momen dimana merindukan masa-masa dulu saat masih pacaran, saat masih asyik-asyiknya berdua, saat segalanya terasa romantis, makan malam berdua dengan obrolan ringan, dan lain-lain. Iya gak sih? Tapi sejak memiliki bayi, seakan dunia kita tertarik pada anak dan obrolan tak lebih dari membicarakan tentang anak. Iya kan? Kemudian lambat laun keadaan seperti itu bisa membuat keharmonisan suami-istri berkurang (tentunya karena tidak memiliki waktu yang berkualitas berdua), bisa membuat kejenuhan, dan bisa menjadi amat sangat buruk dampaknya.

Aku pernah baca ungkapan bahwa "Pernikahan yang bahagia adalah kado terbaik bagi anak". Aku mikir sejenak dengan kalimat itu lalu meng-IYA-kan. Istilahnya gini Moms, misal suami-istri bertengkar, pasti itu berpengaruh banget kan buat psikis anak. Walaupun anak belum mengerti, tapi percayalah dia bisa merasakannya. Lain halnya dengan suami-istri yang tetap menjaga hubungan nya meski telah memiliki anak, yang masih tetap meluangkan waktu yang berkualitas untuk berdua, akan membuat hubungan nya bahagia, dan berdampak pada kebahagiaan anak juga, Moms.

Pacaran setelah punya anak artinya bahwa kita memiliki "quality time" bersama suami. Tapi kadang kenyataannya sulit ya terutama Ibu tanpa ART dan tanpa nanny, karena pertanyaan nya adalah "MENITIPKAN ANAK KE SIAPA KALO KITA MAU QUALITY TIME ATAU JALAN SAMA SUAMI?" . I'm so sorry, the answer is TITIPKAN SAJA PADA ANGGOTA KELUARGA YANG DEKAT, bisa titipkan ke orang tua kita, ke tante nya, dan anggota keluarga kita yang lain yang bisa dipercaya. Menitipkan anak selama beberapa jam tidak dosa kok Moms hukumnya, malahan bisa berdampak amat sangat baik bagi kita, suami, dan anak. Believe it !

Pacaran setelah punya anak bisa dilakukan dengan jalan-jalan berdua, makan di luar berdua, nonton bioskop, tidak perlu jauh-jauh Moms, karena yang terpenting adalah seberapa berkualitasnya, bukan jarak atau tempatnya. Bahkan di rumahpun bisa lho quality time berdua, misal menonton film kesukaan di TV setelah anak tidur, mengobrol di ruang makan sambil ngemil makanan kesukaan, dan lain-lain yang tentunya tanpa diganggu anak, hehe. 
Percayalah, suami istri yang bahagia, suami istri yang hubungan nya harmonis, akan membawa aura positif di rumah, dan itu bisa dirasakan oleh anak. Prinsip aku, suami bahagia, aku bahagia, maka anak pasti merasa bahagia. Jangan sampai karena sudah memiliki anak, jadi lupa akan hal terpenting dalam rumah tangga, yaitu menjaga selalu keharmonisan, kelucuan, kekonyolan keromantisan dalam hubungan. Tetaplah pacaran dengan suami meski telah memiliki anak, supaya hubunganpun ter-recharge terus! :))