Lagi rame ya Moms, gegara ditemukannya kelainan seksual jenis baru. Yaitu sekelompok orang dengan kecenderungan seksual tinggi terhadap para ibu yang menggunakan kain jarik atau kain basahan. Kelainan seksual ini bernama Fetish. Fetish adalah suatu keadaan di mana seseorang cenderung melakukan hal tertentu yang spesifik, untuk memenuhi hasrat bercinta mereka dan mencapai kepuasaan. Hal-hal tertentu yang dilakukan dalam fetish bermacam-macam, mulai dari yang normal hingga yang paling aneh dan tidak terpikirkan orang kebanyakan. Fetish bisa berupa tindakan atau barang-barang tertentu yang membuat seseorang bergairah, dan sering kali dilakukan orang tersebut setiap kali bercinta.
Kain jarik sendiri di Indonesia bukanlah barang baru. Penggunaannya pun masih tetap terjaga hingga saat ini. Baik itu digunakan sebagai pakaian sehari-hari, maupun aksesoris atau pelangkap penampilan, hingga kain gendongan. Saya sendiri masih menggunakan jarik sebagai jenis gendongan anak yang paliiiing nyaman, sekalipun sekarang sudah banyak sekali jenis gendongan bayi yang ready to use.
Para pelaku sendiri memiliki komunitas di jaringan media sosial lho Moms. Mereka membagikan foto para wanita yang menggunakan jarik untuk kemudian dijadikan bahasan guna memuaskan nafsu mereka. Foto yang mereka dapat pun umumnya berasal dari koleksi foto di media sosial. Ada bebera tips yang bisa Mommies terapkan agar para penjahat seksual tidak menyalahgunakan foto Mommies.
1. Biasakanlah menggunakan pengaturan Private Account di Instagram
Intagram merupakan salah satu jenis media sosial yang paling sering di akses. Terlebih IG sendiri menawarkan fitur tampilan foto yang memukau. Tapi Moms, tidak semua orang yang berteman dengan Mommies di IG memiliki niat yang mulia. Lebih baik mawas diri. Buatlah IG Mommies menjadi Private Account. Maka orang yang tidak berteman dengan Mommies, tidak dapat melihat koleksi foto Mommies.
2. Biasakanlah menggunakan pengaturan Privacy Account di Facebook
Penggunaan Privacy Account di FB tidak hanya dapat mengontrol siapa sajakah yang dapat melihat serta berkomentar di status Mommies, tapi juga menjaga data pribadi semisal alamat, nomor hp dan email, foto di album FB, lama yang di Like, daftar pertemanan, hingga pembatasan data Mommies di mesin pencari.
Penggunaan Pivacy Account ini bisa Mommies terapkan di semua sosial media yang digunakan. Memang sih, ada yang menilai “sok ngartis” karena akunnya di gembok, but….. ini lebih aman kan Moms.
3. Jangan mudah menerima pertemanan dari orang yang tidak dikenal
Di IG sendiri, memiliki banyak Followers akan menjadi nilai tambah bagi si pemilik akun, terlebih bagi para pemilik olshop atau pun selebgram. Tapi Moms, bagi kita yang hanya ibu-ibu biasa dan cenderung tidak membutuhkan kehadiran penggemar, maka selektif dalam memilih permintaan pertemanan tidaklah salah. Saya sendiri menggunakan Private Account dari awal IG saya dibuat.
4. Jangan sembarang memfollow atau join dengan suatu group
Moms, ternyata para penjahat seksual juga dapat mengetahui perihal akun Mommies dari grup yang Moms ikuti lho. Karena umumnya para ibu hobinya join ke group parental and kids, makanan, fashion dan sejenisnya, maka mereka akan menyisir group tersebut. Sekali lagi Moms, jangan mudah menerima permintaan pertemanan dari orang yang tidak dikenal.
Selektif dalam pertemanan tidak hanya dilakukan di dunia nyata ya Moms, tapi dunia maya. Karena modus kejahatan sudah semakin kreatif dan beragam, maka kita harus semakin bijak dan mawas diri dalam menggunakan media sosial. Have nice dy Moms….. ^_^