- Bayi Tenggelam
- Terjadi Infeksi
Ketika kamu mengejan untuk mengeluarkan bayi kandungan, akan ada kemungkinan kotoran juga akan keluar dari perutmu. Hal ini biasa dan sangat normal terjadi. Namun, jika kotoran tersebut keluar di dalam air tempat bayi akan keluar, maka air tersebut sudah tercemar dan berpotensi membawa kuman dan bakteri yang dapat menginfeksi si kecil.
- Risiko Pneumonia
Walaupun belum terbukti secara signifikan dalam penelitian, risiko radang paru-paru akibat air yang digunakan dalam proses persalinan perlu untuk kamu pertimbangkan. Pastikan suhu air tetap hangat dengan rentang suhu sekitar 36-37 derajat celcius. Setelah lahir, bayi juga harus langsung diangkat dan dikeluarkan dari air. Radang paru-paru ini biasanya mulai menginfeksi sejak 24-48 jam pertama akibat bakteri yang mengkontaminasi air tempat persalinan.
- Sindrom Aspirasi Mekonium
Sindrom aspirasi mekonium adalah sebuah kondisi saat bayi sudah buang air besar saat masih berada dalam kandungan. Kotoran ini mengkontaminasi air ketuban yang jika dihirup oleh bayi akan menyebabkan masalah dalam sistem pernapasan. Tim medis biasanya akan segera mengenalinya dengan tanda-tanda air ketuban yang berwarna hijau, kental, dan lengket akibat bercampur dengan mekonium. Jika kamu melakukan metode water birth, pastikan tindakan ini dapat cepat dilakukan karena akan sangat berbahaya bagi bayi.
- Rusaknya Tali Pusat
Bayi yang lahir dengan metode melahirkan di air akan segera diangkat ke permukaan setelah keluar. Akan tetapi, gerakan singkat mengangkat bayi seirngkali menimbulkan risiko robeknya tali pusat hingga terjadi pendarahan. Hal ini akan menyebabkan bayi mengalami anemia atau kekurangan darah.
Nah, itulah beberapa risiko yang harus kamu antisipasi saat akan memilih water birth sebagai metode persalinan kamu. Semoga bermanfaat, ya!