ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder)
ADHD adalah sebuah gangguan jangka panjang pada perkembangan otak anak yang mengakibatkan anak menjadi sulit berkonsentrasi, hiperaktif, dan pelupa. Gejala ADHD akan dapat diamati sejak anak mulai masuk sekolah. Bagi sebagian penderita, gejala akan berkurang perlahan seiring dengan pertambahan usia. Akan tetapi, ada juga yang gejalanya masih timbul meskipun sudah dewasa.
Berikut ini adalah ulasan mengenai gejala, penyebab, serta penanganan anak dengan ADHD yang bisa kamu simak untuk membantu kamu dalam menangani anak ADHD.
Gejala Anak ADHD
Tanda-tanda anak ADHD biasanya akan terlihat sejak masih berusia dini, yaitu pada usia 4-5 tahun saat ia mulai memasuki taman kanak-kanak. Selanjutnya, gejala-gejala akan semakin terlihat jelas saat ia sudah memasuki fase sekolah yang lebih formal, yaitu sekolah dasar. Pada umumnya, kasus anak dengan ADHD akan terdeteksi saat anak berusia 6-12 tahun dengan gejala-gejala seperti:
- Anak kesulitan dalam berkonsentrasi
- Perhatiannya mudah teralihkan
- Kesulitan dalam menjalankan instruksi
- Sering terlihat tidak mendengarkan perintah
- Ceroboh dalam menyelesaikan tugas
- Tidak bisa diam
- Tidak bisa sabar
- Anak sering lupa dan kehilangan barang pribadi seperti alat tulis.
- Sangat aktif secara fisik seperti tidak pernah kehabisan energi
- Tidak berhenti bicara.
- Tidak memahami bahaya atau konsekuensi
Penyebab ADHD
Sebenarnya, penyebab pasti timbulnya kelainan ADHD pada anak belum diketahui secara pasti. Akan tetapi, para peneliti lebih memusatkan penelitiannya pada kinerja dan perkembangan otak anak. Dari hasil penelitian selama ini, diketahui ada tiga faktor yang dianggap mengakibatkan kondisi ADHD pada anak, diantaranya :
- Faktor Genetik
Anak dengan ADHD biasanya memiliki orang tua yang atau saudara yang juga menderita ADHD. - Ketidakseimbangan Kimiawi
Kondisi ketidakseimbangan senyawa kimiawi pada otak (neurotransmitter) juga diindikasi sebagai salah satu faktor yang berpengaruh besar dalam perkembangan gejala ADHD. - Kinerja Otak
Anak penderita ADHD, memiliki area otak pengontrol perhatian yang tidak terlalu aktif jika dibandingkan dengan otak anak-anak yang tidak ADHD.
Penanganan ADHD
ADHD pada dasarnya tidak bisa disembuhkan secara total. Namun, sebagai orang tua, kamu dapat membantu menurunkan gejala yang timbul pada anak untuk membuatnya lebih mudah dalam belajar dan bersosialisasi. Secara umum, ada dua cara utama dalam mengendalikan gejala ADHD pada anak, yaitu dengan pemberian obat dan dengan melakukan terapi.
Dalam hal ini, obat-obatan yang diberikan dari resep dokter berupa stimulan, yang berfungsi untuk membantu mengontrol perilaku hiperaktif dan impulsif anak. Selain itu, obat-obatan ini juga membantu dalam peningkatan fokus atau perhatian anak.
Di sisi lain, penanganan berupa terapi juga dilakukan (psikoterapi) untuk melatih kemampuan sosial, tingkah laku, dan kognitif anak. Selain anak, para orang tua dan keluarga juga akan mengikuti pelatihan mengenai pengenalan kondisi anak dengan ADHD. Dalam pelatihan ini, orang tua akan diberikan arahan mengenai cara menghadapi gejala ADHD pada anak, pendekatan efektif yang digunakan, serta mendapat dukungan dalam menghadapi anak penderita ADHD.