"Home is the comfiest place to be". 

Adakah Moms yang merasakan hal sama dengan pernyataan di atas? Kutipan dari tokoh animasi, Winnie The Pooh, ini memang lumrah dirasakan oleh setiap orang. Tak terkecuali, saya dan keluarga saya.

Yeoup! Meskipun hunian saya saat ini masih berstatus "numpang" alias menyewa dari sang empunya rumah, ruang privasi saya dan keluarga ada di dalamnya. Di sana, saya bisa bebas memakai apa saja yang saya mau, dan melakukan apa saja tanpa perlu malu-malu.

Begitu pula dengan anak-anak saya. Dua bocah ini, kalau sudah ketemu tempat tidurnya, alias area "kekuasaan" mereka sendiri, bisa tidur dengan pulas, dengan posisi yang sudah nggak bisa diatur lagi. 


Walau berantakan bukan main, anak-anak saya paling betah kalau sudah ada di zona nyamannya: kasur tercinta. 

Tapi, pertanyaannya, sudah amankah rumah yang kita huni bagi anak-anak kita, terutama bagi anak-anak berusia di bawah 5 tahun? 

Jawabannya: belum tentu. 

Ternyata, rumah bisa menimbulkan bahaya untuk penghuninya, terutama anak-anak.

Dalam salah satu artikel di sebuah portal berita yang sempat saya baca, terdapat sebanyak 2 juta anak masuk IGD karena kecelakaan di rumah. Bahkan, dalam data Riskesdas (Riset Kesehatan Dasar) 2013, tertulis bahwa sebanyak 36,5% dari keseluruhan kecelakaan, terjadi di rumah, meliputi beragam jenis cedera, mulai dari luka lecet dan memar, terkilir, dan luka robek.

Jadi parno nggak sih? Rumah yang seharusnya jadi "pelindung" seisi keluarga, ternyata menyimpan berbagai bahaya. 

​​​Berhubung sekarang saya sudah berkeluarga dan memiliki anak yang masih cilik-cilik, hal ini menjadi salah satu fokus utama saya. Lantas, saya jadi mengingat kembali artikel-artikel lama yang pernah saya tulis di pekerjaan terdahulu saya. 

Jadi, Moms, terdapat beberapa hal berbahaya di rumah yang sering nggak disangka, namun bisa jadi momok menakutkan bagi keselamatan si kecil. Apa saja, ya?

1. Rumah Bertingkat, Tangga, dan Railing yang Minim Pengaman


Sumber: Cognikids.com

​​​​​​Tentu saja, rumah bertingkat menjadi hal yang menakutkan, terutama jika memiliki anak balita yang sedang aktif-aktifnya. Minimal, ketinggian antar lantai saja sudah 2,75 meter. Horor dan bikin was-was, kan?

Solusi:
Nggak perlu sampai pindah rumah kalau sudah terlanjur tinggal di hunian bertingkat. Kita bisa tinggal memakaikan pembatas masif di railing (pegangan) tangga ataupun di area void (area kosong yang jadi penyambung komunikasi antar lantai).

Tambahkan pula pintu pembatas kecil tepat di depan area tangga, agar si kecil bisa "dikunci" jika kita terpaksa meninggalkannya di lantai atas.

Tapi, sebaiknya, sih, jangan ditinggal ya Moms! Untuk amannya, bawa saja dan taruh si kecil di bouncer atau kursi atau tempat lainnya yang bisa terjangkau pandangan. 

2. Yang Licin, Basah, dan Rawan Terpeleset
​​​​​

Sumber: Beaumont Emergency Center

Terdapat beberapa area di rumah yang sering menyebabkan si kecil terpeleset. Biasanya, area ini merupakan area basah, seperti kamar mandi atau area servis (area cuci dan jemur); dan juga area dapur yang biasa dipenuhi bahan masakan yang licin, seperti minyak, kecap, dst.

Si kecil yang lagi gemar berlari-lari ke sana kemari, bisa terpeleset di area-area tersebut. Yang ditakutkan, si kecil bisa terjatuh dan mengenai bagian-bagian vital seperti kepala, dada, dan tulang ekor. 

Solusi:
Sebenarnya, bila Moms masih dalam proses membangun rumah, Moms bisa aplikasikan material-material lantai anti slip pada area-area tersebut, dengan ukuran kecil-kecil, dan tentunya memakai nat di antara kepingan lantai. 

Namun, kalau sudah terlanjur memiliki area licin, Moms bisa menggunakan karpet karet anti slip yang biasa digunakan di area basah dan licin. Jangan lupa untuk rajin membersihkan lumut di lantai kamar mandi dan mengepel lantai dapur yang licin oleh minyak ya! 

3. Listrik dan Api, Jauh-jauh Ya!


Sumber: Home Accident Prevention

Dua hal ini merupakan dua hal yang jelas-jelas berbahaya, tapi suka luput dari perhatian kita, lho!

Pertama, segala sesuatu yang berkaitan dengan listrik. Kadang, banyak orang yang lupa menutup atau membiarkan kabel-kabel tergantung begitu saja, namun masih tersambung dengan listrik. Dan, hal itu bisa dijangkau si kecil, lho!

Kedua, segala sesuatu yang berkaitan dengan api. Biasanya, hal ini ditemui di dapur. Tapi, hati-hati bila Moms memiliki suami perokok yang suka menaruh korek di mana saja! Bahaya banget!

Solusi:
Nggak cuma menjauhkan atau menutup stop kontak dan sakelar dari jangkauan si kecil, kita juga harus mencabut kabel-kabel yang tertempel dengan listrik dan bisa dijangkau tangan si kecil (salah satunya, kabel charger handphone, ya, itu ber-ba-ha-ya!). Tutupi stop kontak dengan bahan-bahan isolator yang nggak akan menghantarkan listrik, ya!

4. Racun di Mana-mana!


Sumber: Pinterest

Sadarkah Moms bahwa banyak banget zat-zat berbahaya (bila termakan atau terminum) yang mendekam di rumah kita? 

Mulai dari bahan pembersih, sabun, sabun cuci, pengharum ruangan, hingga obat nyamuk, semua mengandung senyawa kimia yang tentunya akan berbahaya bila masuk ke tubuh kita, apalagi tubuh si kecil. Masalahnya, si kecil kan sedang dalam masa keingintahuan yang tinggi, dan rata-rata belum mengerti bahwa benda-benda tersebut berbahaya bila dimakan.

Solusi:
Sebaiknya, taruh gerombolan produk pembersih rumah dalam satu area yang tak bisa dijangkau anak-anak. Berikan pula edukasi secara perlahan bahwa benda-benda tersebut berbahaya dan beracun, agar si kecil bisa mengerti. 

Untuk zat-zat yang berisiko terhirup si kecil, seperti pengharum ruangan, bisa Moms ganti dengan bahan-bahan alami, kok! Contohnya, untuk pengharum ruangan, Moms bisa menggunakan campuran lemon dan vanili, serta memanfaatkan biji kopi. Caranya bisa diintip di link berikut nih --> Pengharum Ruangan DIY.
​​
5. Rawan Jatuh dari Tempat Tidur


Sumber: kidandcoe.com

Nah, untuk kasus yang satu ini, saya pun pernah mengalaminya, terjadi pada anak pertama dan anak kedua saya (iya, dua-duanya sudah pernah benjol dan jatuh dari tempat tidur! Hiks!).

Hal ini biasa dialami ketika si kecil sudah mencapai usia-usia mulai berguling-guling, merangkak, dan awal-awal berjalan. Biasanya, mereka penasaran dengan apa yang ada di luar jangkauan kasur mereka, tanpa memberitahu atau meminta tolong orang tua. 

Solusi:
Kasur tipis dan karpet karet jadi pahlawannya! Lapisi area lantai keras di sekeliling tempat tidur dengan kedua benda tadi. Jangan lupa, gunakan juga bantal tinggi untuk menghalangi pergerakan mereka ketika tidur. 
​​​​​
​​​​​​Nah, kira-kira, adakah Moms yang punya tips lain untuk membuat rumah aman bagi si kecil? Yuk, share di kolom komen, biar kita saling menambah wawasan!