Keluarga yang ideal umumnya dibangun dalam satu atap rumah yang sama, tapi bagaimana halnya jika kondisi ideal tersebut tidak berlaku pada keluarga kita? Saya sendiri menjalani pernikahan jarak jauh sejak awal menikah sampai sekarang. Apabila sebelum memiliki anak, tantangan terbesar saya dan pasangan adalah bagaimana me-maintain komunikasi yang baik antara kami berdua. Setelah memiliki anak, ternyata muncul tantangan yang jauh lebih besar dari pada itu.
Mendidik anak bukan lah hal yang bisa dilakukan dengan asal. Meskipun banyak percobaan sana sini untuk mencari metoda yang paling tepat, bukan berarti kita bisa seenak udel dalam mendidik anak. Faktor terpenting dari mendidik anak sendiri adalah figur care giver yang mengasuhnya, care giver disini akan saya artikan sebagai orang tua, karena bagi saya baby sitter, nenek kakek atau pengasuh daycare hanyalah sistem pendukung orang tua dalam mengasuh anak.
http://mommymundo.com/wp-content/uploads/2016/02/10-parent-child-bonding.jpg
Ayah dan Ibu memiliki peran masing-masing sebagai orang tua, menurut dra. M Louise, MM, Psi jika orang tua sudah membagi peran sejak anak lahir, anak bisa mengindentifikasi peran ayah dan ibunya sejak dini. Ibu akan terasa lebih berperan di bagian menumbuhkan perasaan mencintai dan mengasihi pada anak melalui interaksi yang melibatkan sentuhan fisik dan kasih sayang, sedangkan Ayah akan lebih banyak berperan pada bagian membangun kecerdasan emosional anak melalui peran sebagai kepala keluarga. Seorang anak yang dibimbing oleh ayah yang peduli, perhatian dan menjaga komunikasi akan berkembang menjadi anak yang lebih mandiri, kuat dan memiliki pengendalian emosi yang lebih baik.
https://www.customizedinc.com/CCI/media/Blog/August-10-Dad-Time.png?ext=.png
Lalu bagaimana jika Ayah tinggal berjauhan dengan Ibu dan anak? Haruskah peran Ayah turut dikerjakan oleh Ibu? Jawabannya adalah tidak. Tinggal berjauhan memang akan membatasi kuantitas pertemuan antara anak dan Ayah, tapi tidak berarti setiap pertemuan tersebut tidak bisa jadi bermakna dan berkualitas. Jadikan setiap momen pertemuan antara Ayah dan anak menjadi bermakna meski sesedikit apapun waktu yang dihabiskan oleh mereka. Jangan sia-siakan waktu yang sempit dengan tidur terus menerus atau bermain gadget dengan alasan sudah lelah bekerja sepanjang minggu. Buang rasa capai itu demi memenuhi kebutuhan emosi anak kita yang tidak bisa dipenuhi secara optimal di hari-hari sebelumnya.
Anak bukan lah produk instan yang bisa berfungsi dengan baik secara otomatis, perlu banyak proses dan tahapan yang dilalui anak agar bisa tumbuh berkembang dengan optimal. Hal ini lah yang menjadi kewajiban orang tua untuk memfasilitasi proses itu semua. Maka bagi para orang tua yang tinggal berjauhan, singkirkan rasa capai dan penat yang terasa demi mengisi tahap-tahap perkembangan yang dijalani oleh anak kita.
Mengioptimalkan Peran Ayah Dalam Pernikahan Jarak Jauh
source: https://doy9lykf9ter0.cloudfront.net/photo/temporary/5f58d00ef20ef980b92a0a44bc62e4e7.jpeg
Komentar Artikel Ini
{{comment_count||0}}
Sort by{{sorted_by}}
Like!
Newest
Reply
- {{ comment.nam }}{{ comment.commented_at }}EditDelete{{comment.gd}} Likes{{comment.bd}} BadsThis comment was deleted.
more comments
Loading...