Teruntuk ibuku:
Selamat hari ibu untuk seluruh ibu dimana pun engkau berada, terutama untuk ibuku tercinta. Satu-satunya wanita terhebat dalam hidupku, satu-satunya wanita yang paling kucinta tapi nyatanya cintanya jauh lebih besar padaku, satu-satunya wanita yang tak ingin kusakiti tapi nyatanya dialah yang paling sering kulukai. Ibuku; wanita nomor satu yang ingin kubahagiakan tapi nyatanya dia yang selalu membahagiakanku. Maafkan aku ibu; yang masih sering melukai hatimu, yang kadang masih mempertahankan ke egoisanku tanpa menghiraukan perasaanmu. Engkau selalu berusaha membahagiakanku sampai kau lupa cara membahagiakan dirimu. Tidak bisa kubalas, bahkan jika bisa seisi bumi kuberikan padamu tetap tak akan mampu membayar semua pengorbananmu.
Terima kasih ibu, untuk cinta dan kasih sayang yang engkau berikan padaku bahkan sampai akupun kini menjadi ibu. Terima kasih atas doa-doa dalam setiap sujudmu, doa yang hanya untukku. Allah begitu baik menjadikan aku sebagai anakmu.
Teruntuk suamiku:
Suamiku sayang, menikah denganmu merupakan salah satu keputusan terbaik yang pernah kuambil. Allah begitu baik mengirimkan suami berhati sabar sepertimu. Begitu banyak kekuranganku yang tak pernah kamu permasalahkan, namun seringkali aku yang tak berterima kasih malah kerap mengecewakanmu.
Maafkan aku ya sayang karena sabarku masih sangat kurang tapi terima kasih atas besarnya rasa pengertianmu. Aku mohon jangan bosan melawan keras kepalaku. Tetaplah seperti ini, tetaplah jadi imamku hingga ajal memisahkan.
Terima kasih karena dulu tanpa ragu kamu memilihku menjadi istrimu padahal aku tahu, banyak wanita yang mendamba menjadi pendampingmu. Terima kasih karena kamu selalu melakukan yang terbaik untuk Alta dan aku, semoga setiap langkahmu menjadi ladang amal serta rezeki yang berkah untuk keluarga kita (aamiin). Teruntuk mama-mu (mertuaku), terima kasih karena mama telah melahirkan dan mendidik suamiku hingga menjadi lelaki sehebat ini. Terima kasih karena mama rela berbagi perhatian putramu kepadaku. Terima kasih karena mama mengizinkan aku menikah dengan putramu, aku tahu tidak mudah tapi mama berbesar hati memberikan restu.
Teruntuk Alta, anakku :
Nak... Hari ini semua orang merayakan hari ibu, Ibun pun begitu tapi karena nenek jauh maka Ibun hanya bisa menelponnya. Nak... Ini kali pertamanya ibun merayakan hari ibu tidak hanya sebagai seorang anak namun juga sebagai seorang ibu. Ibun bangga dan sangaaattt bersyukur karena Allah mempercayakan Ibun dan papa menjadi orang tua bagimu. Ibun tahu, diluar sana masih banyak orang-orang yang mendambakan kepercayaan itu, yang (mungkin) tiap malam tiba akan menangis merindukan suara-suara mungil si buah hati yang tak kunjung menghampiri. Betapa baiknya Allah telah mengirimmu untuk kami.
Nak... Terima kasih karena telah menjadi hadiah istimewa untuk ibun, hadiah yang paling mahal yang pernah ibun dapatkan. Terima kasih karena Alta hari ibun selalu dipenuhi kebahagiaan, Alta membuat ibun jatuh cinta berulang-ulang kali. Doakan ibun selalu sehat dan kuat, agar bisa menemani Alta sampai besar nanti, sampai Alta punya kehidupan sendiri. Ibun sadar, di dunia ini tidak ada yang kekal, begitu pun kita. Alta bisa kehilangan ibun, begitu pun sebaliknya. Namun nak, satu hal yang harus Alta tahu bahwa ibun mencintai Alta sepenuh jiwa raga, tak perlu ibun jabarkan betapa besarnya cinta ibun pada Alta.
Nak... Jika sudah besar nanti Alta bertemu seseorang yang rela berbagi hidupnya, siapa pun itu, ibun mohon cintailah dia sebagaimana Alta mencintai ibun, hormati dia sebagaimana Alta menghormati ibun, jangan pernah tinggalkan dia dengan alasan-alasan yang tak berguna. Jika ia sudah baik, maka jagalah. Jika ia belum baik, maka bantulah dia menjadi baik. Percayalah nak, setiap kesabaran akan selalu berbuah manis.
Terima kasih untuk kalian karena telah menjadikan aku seorang ibu, istri, dan juga anak.
Jakarta, 22 Desember 2017