moms, tiap orang punya cara sendiri untuk menyapih si kecil. Tapi kali ini saya mau share perjuangan panjang penyapih anak special saya.
Saya bukan wanita kantoran tetapi saya hanya wanita rumahan yang full 24 jam bersama si kecil, jadi dari bayi tidak ada asalan buat saya untuk memerah ASI atau memberikan susu formula sebagai tambahan nutrisi karena kebetulan ASI saya cukup hingga usia wajib mengASIhi, 2 tahun..
Saat ini arkan tepat usia 3 tahun. Diusia ini pula arkan berhasil move on dari zona nyamannya, “nenen sebelum bobo”.
Sejak usia 2 tahun saya sudah berusaha menyapih, segala macam tips dan trik dari nenek moyang sudah dicoba.  Dari yang katanya mengoleskan bratawali (tumbuhan menjalar yang rasanya aduhai pahit), mengoleskan betadian / lipstick berwarna merah menyala agar si kecil ngira itu darah lalu bakal jijik, mengoleskan jeruk nipis yang rasanya masam, dan macam-macam usaha dari leluhur. Namun tetap saja arkan ngenyot kaya gak ada rasa apapun. Pernah juga nitipin arkan ke saudara, karena katanya kalau pisah ranjang sama emak bakal lupa, pas ketemu sama emak tetap saja hal pertama yang dicari ya “nenen”. Belum lagi perjuangan buat dapat batang bratawali, jauh-jauh mak dikirim dari NTB (Nusa Tenggara Barat) ke bekasi, karena konon bratawali yang tumbuh di daerah NTB lebih topcer pahitnya.
Sekitar 3 bulan “usaha” ini tidak goyah, karena saya tipe emak yang tega melihat anak menangis. Namun akhirnya saya luluh juga, selama 3 bulan arkan jadi kurang tidur. Dalam 1 malam hanya tidur 3-4 jam sedangkan siang tidak tidur. Arkan jadi kurus , (maafkeun emak yang sudah menyiksamu nak), akhirnya memutuskan untuk kembali memberikan nenen.
Belakangan saya ngerti kalau anak autistic itu mempunyai berbagai macam gangguan sensorik. Salah satunya masalah indra perasa. Ada anak autistic yang sangat peka terhadap rasa, namun arkan justru masuk ke tipe tidak peka alias penyuka segala rasa, tidak heran rasa masam, pahit bahkan pedas dilahap begitu saja.
Dari sini saya berkelana mencari cara yang tepat untuk menyapih anak special saya hingga terus melatih kemampuan verbalnya agar ia bisa mengerti emak ngomong apa.
Penting diketahui kalau anak autis itu mempunyai keterlambatan komunikasi, jadi kita mau ngomong panjang lebar ia tidak akan mengerti, sehingga sangat penting membertikan terapi perilaku verbal.
Hingga akhirnya saya menemukan tips dan trik yang topcer. .
1. Konsisten

Jika niat sudah bulat utuk menyapih, hendaknya ya harus konsisten dengan segala rintangan yang mungkin menghadang, tentu rintangan yang tidak berbahaya untuk anak ya,, kalau rintangannya justru anak jadi kurus kering, perlu dikaji lagi “sudah cocokkah cara saya menyapih?”. Jika rintangannya, anak tantrum. Masih bisa dilanjutkan kok, tapi dengan syarat harus tega ya moms. Mau nangis sambil guling-guling bahkan salto, pura-pura gak lihat aja ya.
 
2. Memberikan pengertian
Karena keterbatasan komunikasi pada anak autis, saya hanya menggunkan dua kata yakni “sakit” dan “tidak boleh”, apabila terlalu banyak kata justru ia tidak akan mengerti. Jadi setiap si kecil ingat dan meminta nenen, saya selalu bilang “sayang (nunjuk dada) sakit, tidak boleh ya”, kata-kata itu terus diulang-ulang.
 
3. Dada di plester

Terkadang si kecil tidak akan percaya kalua hanya mengatakan “sakit, (nunjuk dada)” sehingga diperlukan persiapan lainnya yaitu dengan memberikan plester pada dada , jadi boleh lah baju sekali-kali dibuka sehingga si kecil bisa melihat “wah ya beneran sakit, ada plesternya”.
Namun sebelumnya sikecil harus diperkenalkan dulu apa itu plester dan apa fungsinya, kalua saya butuh waktu sekitar 2 minggu dan dibarengi adegan tangan kena pisau lalu berdarah yang butuh di obtain dengan plester.
 
4. Gunakan tameng (jaket)

Tameng sangat diperlukan jika sewaktu-waktu tangan si kecil meraba-raba, jangan sampai terjadi beralih ke “mentil”, jd selalu gunakan jaket yang tertutup rapat baik dimalam maupun siang hari.
 
5. Ritual pengganti

Nah ini sangat penting moms, jangan sampai disepelekan ritual penggantinya ya. Bahkan perlu observasi lama lho untuk mendapatkan ritual yang cocok dengan anak.
Ritual untuk arkan, saya biarkan aja ia salto-salto atau ngeguling-guling sepanjang Kasur, kalo sudah rada capek ia berhenti sendiri, baru deh kita ambil alih dengan ngelus-ngelus kepala sambil menceritkan sesuatu.
Kenapa saya tidak menggunakan membacakan buku cerita? Karena selama observasi jika menina bobo dengan membacakan buku cerita adanya arkan tidak akan bisa tidur, perhatian bisa teralih ke gambar-gambar yang ada dibuku, akhirnya saya sendiri yang harus menghapal isi buku cerita atau bikin cerita-cerita sendiri misalnya arkan suka film tayo, ya saya ceritakan tentang tayo.
 
Itulah moms cara saya menyapih anak special saya. Tentu mungkin akan berbeda dengan anak autis lainnya sehingga sangat penting ya kita memahami masalah sensory nya, agar tidak salah langkah seperti saya hihihi.
Okey moms , thanks ya sudah mampir dan selamat mencoba untuk yang mungkin sedang galau-galau nya menyapih. .  .