Setelah kita berhasil mengidentifikasi apa penyebab minimnya peran Ayah dalam mengasuh anak di keluarga kita, ada baiknya hasil identifikasi tersebut terlebih dahulu dikomunikasikan dengan pasangan kita. Tips agar pasangan tidak merasa tersudutkan dengan ‘hasil penemuan’ kita, hindari penjelasan yang melebar dari yang seharusnya. Fokus pada inti masalah dan tujuan yang ingin dicapai, kalau akar masalah yang ditemukan karena Ayah merasa kurang dipercaya Ibu, maka Ibu punya tugas untuk berlatih mempercayai kemampuan Ayah dalam mengasuh anak.


Apabila sudah diperoleh kesepahaman tentang tujuan dalam mengasuh anak bersama Ayah, Ibu dan Ayah bisa lanjut pada tahap berikutnya yaitu berlatih. Ingat, practice makes perfect. Jadikan kegiatan mengasuh anak sebagai rutinitas yang menjadi kebutuhan bagi orang tua itu sendiri, karena seyogyanya mengasuh anak tidak hanya memenuhi kebutuhan emosi anak tetapi kebutuhan orang tuanya juga. Melibatkan Ayah dalam mengasuh anak secara bersama-sama tidak perlu dilakukan dalam kegiatan yang rumit, mulai lewat kegiatan-kegiatan kecil yang justru apabila dilakukan tidak terasa sebagai kegiatan mendidik anak.



Hal ini bisa dimulai dari mengajak anak jalan-jalan di taman bersama-sama, makan sarapan pagi bersama-sama, menyuapi cemilan kesukaan anak sampai memandikan anak dan mengganti popok. Kegiatan-kegiatan tersebut tidak hanya akan memenuhi kebutuhan emosi anak, tapi juga akan melatih kepekaan Ayah pada rutinitas yang dilalui para Ibu sehari-hari. Dengan begitu, diharapkan tidak ada lagi pemikiran Ibu bekerja keras sendirian dalam mengurus anak, sementara Ayah terlalu larut dalam kesibukannya mencari uang untuk keluarga.