ASD (autism spectrum disorder) atau Autis, kata yang sudah sangat familiar,,,bahkan dizaman now kata “autis” dijadikan lelucon baik dikalangan remaja atau bahkan dikalangan orang dewasa. “ah lu autis”, begitulah candaan seorang remaja ketika mendapati temannya melakukan kesalahan.. autis menurut kebayakan orang (yang tidak faham) dikonatasikan dengan keadaan seseorang yang bodoh, tolol. Padahal autis itu sendiri merupakan gangguan perkembangan syaraf yang memengaruhi kemampuan komunikasi, sosial dan perilaku seseorang. Jadi sangat salah ketika autis diartikan dengan keadaan seseorang yang bodoh, karena menurut fakta banyak ilmuan dunia yang memiliki riwayat penyandang autis, sebut saja Albert Einstein, Nikolas Tesla, Mozart, Charles Darwin. Bahkan presiden ke 3 amerika serikat, Thomas Jefferson diketahui mempunyai perilaku yang merupakan gejala spectrum autis. Itu baru contoh ilmuan zaman dulu,,, Jacob Barnett, remaja yang memiliki IQ melebihi Albert Einstein dan digadang-gadangkan akan meraih nobel. Belum lagi kalau kita lihat, kehebatan-kehabatan anak autis dinegeri kita seperti Band Im Star.
Gelaja atau ciri-ciri autis sebetulnya sudah bisa terdeteksi sejak anak masih bayi, tergantung tingkat gangguan spectrum. Gejala autis berat sudah nampak bahkan dari bayi baru lahir atau 40 hari usia kehidupannya. Namun, untuk autis ringan butuh ketelitian dan observasi lama untuk bisa mendeteksi gejala-gejalanya, bahkan dilakukan berbagai pemeriksaan penunjang.
Dokter sendiri baru bisa memberikan diagnosa tegak anak mengalami gangguan autis atau tidak ketika usianya 2 tahun.
Dalam tulisan saya ini, saya akan share pengalaman dan kegalauan panjang saya, padahal saya sudah sadar bahwa anak saya, Arkan sudah memiliki gejala-gejala yang sebetulnya bisa digunakan untuk menegakan diagnosa autis. Namun atas keterbatasan ilmu dan pengalaman saya 1 tahun yang lalu, saya happy-happy aja ketika dokter mendiagnosa kalau arkan hanya mengalami gangguan lain,, padahal lumayan moms, 1 tahun galau-galau gak jelas yang bearti waktu terbuang sia-sia.
Kalau saja saya bisa memutar waktu, dan faham kalau gejala yang dimiliki arkan adalah autis, 1 tahun terapi tentu sudah membuahkan hasil yang lebih baik.
Namun menyesal bukanlah sesuatu yang dibenarkan, karena tidak ada kata terlambat.
Okey moms, ini gejala khusus yang ada dalam diri arkan ya. Setiap anak mungkin mempunyai gejala atau ciri-ciri yang berbeda. Namun untuk anak dibawah 2 tahun, gejala umumnya sama. . .
Bersambung~
ANAKKU BERBEDA (MENGENALI SEDINI MUNGKIN GEJALA AUTIS) bagian 1
source: https://doy9lykf9ter0.cloudfront.net/photo/temporary/88eb9ce961deca1986790521fe4c5202.jpeg
Komentar Artikel Ini
{{comment_count||0}}
Sort by{{sorted_by}}
Like!
Newest
Reply
- {{ comment.nam }}{{ comment.commented_at }}EditDelete{{comment.gd}} Likes{{comment.bd}} BadsThis comment was deleted.
more comments
Loading...