22. sering sembelit

Sejak mulai MP-ASI hingga usia 24 bulan arkan masih mengkonsumsi bubur dan buah2 yang lembek. Walaupun yang dikonsumsi adalah bubur dan makanan lembek, tapi tidak bisa pup/BAB secara normal, butuh waktu 3 sampai 5 hari untuk sekali pup. Sempat konsultasi ke DSA, dokter hanya menepuk-nepuk perutnya dan mengatakan tidak ada masalah, malah menyarankan agar arkan tidak makan bubur lagi. Dari situ saya tidak ada kekhawatiran lagi, sampai arkan bisa makan makanan utuh (nasi dan buah-buahan yg tidak dihaluskan). Sekalinya pup, kadang-kadang fesesnya seperti pup kambing atau terkadang lembek hingga encer. Lagi-lagi saya percaya mitos bahwa pup lembek hingga encer pada anak bearti menandai fase perkembangan anak untuk lebih pinter.
So moms, perlu diwaspadai ya jika menjumpai pup anak yang lembek hingga encer sedangkan intensitas pupnya tidak normal. Karena feses lembek yang keluar adalah yang bisa melewati tumpukan feses didalam perut. Dan tentu sembelit tidak hanya terjadi pada anak dengan gangguan spectrum namun pasti terjadi pada anak normal.
 
23. Feses utuh dan bau tak sedap
Meskipun yang dikonsumsi adalah bubur, tetap yang keluar bubur. Begitu pula makanan utuh lainnya, jika yang dimakan jagung maka yang keluar ya jagung. Ini dibearti makanan yang dimakan tidak tercerna dengan sempurana akibat rusaknya jaringan usus halus sehingga menghalangi penyerapan nutrisi secara efisien.
System pencernaan pada anak autis secara keseluruhan biasanya mengalami ganggun, enzim-enzim tidak diproduksi tubuh sebagaimana mestinya, sementara bakteri usus yang dalam keadaan normal bekerja sama dengan system pencernaan dalam membantu menghancurkan sisa-sia makanan, habis atau teranggu fungsinya sehingga menyababkan feses pada anak autis berbau busuk yang sangat menusuk (Kessick,Rosemary 2009). Lagi-lagi sebagai orang awam menganggap itu sebagai hal biasa karena dimana-mana feses memang bau, tetapi kalo baunya busuk menusuk harus waspada ya moms.
 
Itulah moms uraian gejala yang timbul pada arkan dari sejak berusia 6 bulan hingga saat di vonis kemarin, arkan di vonis autis ketika berusia 2 tahun 9 bulan atau 1 tahun setelah saya menyadari arkan “berbeda”, tentu setelah melakukan tes penunjang dan assessman beberapa kali serta terapi selama 7 bulan.
Anak tipycal aja unik apalagi anak atipycal jadi tiap anak pasti memiliki gejala yang berbeda-beda ya moms, belum tentu semua gejala yang ada pada arkan dimiliki anak lain, jika arkan hyperaktif bisa jadi anak lain hipoaktif, so selalu konsultasikan dengan dokter atau psikolog ya moms jika mendapati “keanehan” pada anak.
 
Terimaksih sudah membaca atau hanya sekedar nyasar. Semoga bermanfaat