Jika anak di bawah umur lima tahun ingin melakukan atau meminta sesuatu yang tidak baik, maka orangtua perlu melarang dengan berkata “tidak. Dengan mengucapkan kata “tidak” secara tegas, anak akan belajar bahwa orang tua benar-benar serius tidak menyukai atau menolak permintaannya.
Kata “tidak” juga membuat anak-anak belajar mengenai batasan apa yang boleh dan tidak boleh. Namun, menurut sebuah penelitian, banyaknya larangan yang diterima anak dapat memengaruhi sikapnya di kemudian hari. Bahkan, kemampuan bahasa anak bisa tidak berkembang jika ia sering menerima kata larangan dibanding kalimat-kalimat yang positif. Jadi, orang tua perlu mempelajari cara melarang anak yang bijak, yuk cek berikut ini:
1. Berikan Pemahaman Kepada Anak
Daripada berteriak marah-marah kepada anak yang sedang mengaduk-aduk dan membuang makanannya, orang tua bisa memberinya pengertian yang benar kepada anak mengapa ia tidak boleh membuang makanan. Misalnya seperti, “Makanan bukan untuk dimainkan, sayang, tapi untuk dimasukkan ke dalam mulut dan ditelan.” Dan jika si kecil melakukan sesuatu yang baik, seperti menghabiskan susunya, berilah pujian kepadanya.
2. Gunakan Kalimat Larangan yang Positif
Cara bijak lainnya melarang buah hati adalah dengan mengganti kata larangan dengan kalimat yang positif. Misalnya, daripada berkata “Jangan mencorat-coret tembok!”, lebih baik gunakan kalimat “Corat coretnya di kertas aja, yuk.” Atau jika ingin melarang anak untuk tidak terlalu banyak makan kerupuk, orang tua bisa mengganti kalimat larangan, “jangan makan kerupuk terus dong!” dengan “makan kerupuknya hanya boleh satu ya, hari ini.
3. Beri Contoh Langsung
Mendisiplinkan anak dengan memberikan contoh secara langsung juga bisa menjadi cara yang lebih efektif daripada hanya memberikan larangan. Contohnya, ketika anak merebut mainan dari anak lain, ibu bisa menjelaskan kepadanya, “Tidak boleh merebut mainan orang lain, ya. Kalau mau main, harus bilang ‘pinjam ya’. (sambil mencontohkan)”. Setelah itu, ajari anak untuk mengembalikan mainan yang sudah dipinjamnya dari orang lain, karena mainan tersebut bukan miliknya.
Bila anak membuang-buang mainannya dan membuat kamar menjadi berantakan, kamu bisa memberikan boxtempat menyimpan mainan kepadanya dan ajari ia untuk memunguti satu persatu mainannya, lalu memasukkannya ke dalam box. Dengan demikian orang tua jadi melatih si kecil agar bertanggung jawab atas perbuatannya.
5. Berkata ‘tidak’ Bila Terpaksa
Jika berbagai cara yang sudah disebutkan di atas tidak berhasil diterapkan pada anak, maka orangtua harus berkata “tidak”. Kata tersebut tidak boleh diucapkan dengan emosi, namun harus tegas, sehingga anak tahu bahwa kamu benar-benar serius melarang perbuatannya. Pertegas juga keseriusan dengan bahasa tubuh ketika melarang anak.
katakan tidak pada anak
source: https://doy9lykf9ter0.cloudfront.net/photo/temporary/3bd0d28772c340992f856b172fc8c583.jpeg
Komentar Artikel Ini
{{comment_count||0}}
Sort by{{sorted_by}}
Like!
Newest
Reply
- {{ comment.nam }}{{ comment.commented_at }}EditDelete{{comment.gd}} Likes{{comment.bd}} BadsThis comment was deleted.
more comments
Loading...