Suami saya kebetulan orangnya cukup pasif buibuk, bukan orang yang banyak omong dan banyak menuntut. Yang jelas kami itu opposite hehehe

Tetapi, dari awal saya hamil, kami sudah sama-sama belajar untuk saling membantu, terlebih saat arsen sudah lahir. Suami saya bukan pasangan romantis, yang menunggu didalam ruang operasi ketika saya melahirkan, atau yang ngasih hadiah tiap anniversary, sama sekali BUKAN!! Itu mungkin hanya ada dalam mimpi saya hehe tapi pengorbanan dia sangat banyak untuk saya dan arsen.

Waktu arsen baru lahir, suami saya bertugas untuk membantu menjaga arsen ketika pulang kerja, selama suami menjaga arsen, saya bisa melakukan ‘me time’ ala saya seperti mandi, mainan hp, nonton tv, atau sekedar ngemil dengan tenang. Kalau hari biasa suami tidak bangun ketika malam hari arsen poop atau nenen, tapi kalau weekend sudah pasti bangun dan membantu saya.

Ketika saya sudah mulai masuk kerja dan harus berangkat pagi hari, suami membantu untuk memandikan arsen. Menurut saya, sekedar memandikan saja akan menimbulkan bonding yang cukup besar antara ayah dan anak. Terbukti bahwa setiap hari dimandikan dengan suami, arsen selalu nangis kalau papanya berangkat kerja. Dan selalu menunggu papanya pulang kerja (kalo papanya ngga pulang, gak bakal tidur nyenyak tsaaay). Suami saya juga membantu untuk men-sterilkan botol-botol susu arsen setelah pulang kantor, pun masih bisa bercanda-canda sedikit sebelum arsen tidur.

Saat arsen sakit, suami sayalah yang menjadi penentu apakah arsen harus dibawa ke dokter, apakah harus dikasih obat, dan semua keputusan-keputusan lainnya, since saya lebih sering menghabiskan waktu untuk menggendong arsen.

Sekarang setelah saya full time di rumah, papaAcen memberikan kontribusi setiap weekend untuk full menjaga arsen, dari memandikan, suapin makan, ajak main, terkecuali nenenin yaa hehe. Jadi saya bisa me time ala saya setelah hampir seminggu menjaga arsen.

PapaAcen bertugas untuk memberikan contoh-contoh bagaimana seorang anak laki-laki harus bersikap. Jadi papaAcen juga memiliki tanggung jawab untuk selalu jadi role model anak.

Menurut saya quality dan quantity time antara ayah dan anak itu sangat penting. Kedekatan antara ayah dan anak bisa meningkatkan kecerdasaan untuk anak ketika besar, mempunyai emosi yang stabil, memberikan anak kepercayaan diri, dan mudah bersosialisasi. 
sumber : http://www.tribunnews.com/lifestyle/2015/01/04/survei-membuktikan-anak-dekat-ayah-lebih-cerdas-pintar-bergaul-masa-depan-cerah

Saya dan suami berharap arsen menjadi anak laki-laki yang seutuhnya dengan adanya kontribusi dari suami. Karena saat ini tidak hanya menjaga anak perempuan, anak laki-laki pun cukup sulit yaa hehe

Semoga arsen bisa melihat bagaimana perjuangan sesungguhnya seorang laki-laki dari papanya.