Setelah pengalaman melahirkan anak pertama dengan proses C-Section karena ada komplikasi kehamilan, maka ketika hamil anak kedua saya berusaha untuk melahirkan dengan metode VBAC (Vaginal Birth After Caesarean) yaitu mencoba lahiran normal pasca caesar.
Dimulai dari trisemester pertama saya pun mulai mengikuti komunitas vbac mulai dari komunitas persalinan maryam, komunitas gentle birth, mempelajari seluk beluk gentle birth dan tak lupa berdoa tiap harinya agar diberikan kesempatan untuk merasakan lahiran normal. Saya pun mulai mengajak janin didalam perut untuk bersama-sama berjuang dan berdoa agar kelak dilancarkan dan dimudahkan.

Source: google.
Saya pun mulai memilih dokter kandungan yang paham betul dan pro-vbac. Alhamdulillah saat itu syarat-syarat untuk melahirkan dengan vbac sudah terpenuhi saat trisemester dua hingga akhir. Mulai dari posisi janin, posisi plasenta, ketebalan bagian perut bekas jahitan, hemoglobin normal dan masih banyak lagi.
Di kehamilan trisemester akhir saya pun semakin rajin merutinkan senam hamil, jalan kaki yang lama, dan mencari induksi alami saat untuk menunggu kelahiran bayi (catatan: pasca caesar pertama apabila mau normal untuk anak yang kedua tidak dapat dilakukan induksi buatan). Dan yang berhasil membuat saya kontraksi alami saat itu adalah: jus durian 😄
Selang beberapa hari ternyata muncul darah segar dan kontraksi pun sudah mulai 5 menit sekali. Saya pun masih menunggu sambil melakukan aktivitas rumah sehari-hari seperti mengepel lantai, dll. Malamnya semakin terasa sakit dan semakin sering gelombang cinta itu. Akhirnya kami coba cek bagaimana kondisi janin, karena ada pendarahan yang sudah muncul dari pagi meski tidak banyak.
Singkat cerita setelah di cek oleh bidan dan dokter ternyata saya benar mengalami kontraksi asli yang sudah seharusnya masuk pembukaan, kenyataannya saat itu saat cek dalam saya tak mengalami pembukaan satupun! Hingga hampir 3 hari saya tunggu dan hasil nya masih sama saja.
Sehingga saya pun berdiskusi langsung dengan dokter kandungan. Saya pun mengutarakan apa yang saya harapkan pada proses C-Section mendadak ini karena kondisi saya semakin lemah. Adapun permintaan saya waktu itu yg bisa disepakati antara lain:
1. Semua tim operasi saya saat itu harus perempuan semua.
2. Suami wajib ikut dari awal hingga akhir (saksi kunci kalau ada kenapa-kenapa saat operasi 😄)
3. Saat bayi dikeluarkan dari perut, saya inginkan keluar dengan sangat lembut tanpa paksaan dorongan.
4. Saya dapat diijinkan untuk menyentuh langsung bayi saya setelah dikeluarkan langsung, untuk didekap dan inisiasi menyusui dini.

Meski sempat berdebat sedikit akhirnya tercapailah semuanya 😁. Proses kelahiran kali ini jujur sangat puas bagi saya dan ikatan batin saya dan anak kedua ini lebih terbentuk semenjak kelahirannya. Intinya komunikasi dengan dokter dan keluarga menjelang persalinan itu penting banget biar paham keinginan kita sebagai ibu seperti apa. Tetap bahagia dan legowo dengan setiap proses perjuangan saat melahirkan apapun prosesnya, kita patut bangga dan bersyukur sebagai ibu 😊
With love,
Elvira Chaerunnisa 💞
Dimulai dari trisemester pertama saya pun mulai mengikuti komunitas vbac mulai dari komunitas persalinan maryam, komunitas gentle birth, mempelajari seluk beluk gentle birth dan tak lupa berdoa tiap harinya agar diberikan kesempatan untuk merasakan lahiran normal. Saya pun mulai mengajak janin didalam perut untuk bersama-sama berjuang dan berdoa agar kelak dilancarkan dan dimudahkan.

Source: google.
Saya pun mulai memilih dokter kandungan yang paham betul dan pro-vbac. Alhamdulillah saat itu syarat-syarat untuk melahirkan dengan vbac sudah terpenuhi saat trisemester dua hingga akhir. Mulai dari posisi janin, posisi plasenta, ketebalan bagian perut bekas jahitan, hemoglobin normal dan masih banyak lagi.
Di kehamilan trisemester akhir saya pun semakin rajin merutinkan senam hamil, jalan kaki yang lama, dan mencari induksi alami saat untuk menunggu kelahiran bayi (catatan: pasca caesar pertama apabila mau normal untuk anak yang kedua tidak dapat dilakukan induksi buatan). Dan yang berhasil membuat saya kontraksi alami saat itu adalah: jus durian 😄
Selang beberapa hari ternyata muncul darah segar dan kontraksi pun sudah mulai 5 menit sekali. Saya pun masih menunggu sambil melakukan aktivitas rumah sehari-hari seperti mengepel lantai, dll. Malamnya semakin terasa sakit dan semakin sering gelombang cinta itu. Akhirnya kami coba cek bagaimana kondisi janin, karena ada pendarahan yang sudah muncul dari pagi meski tidak banyak.
Singkat cerita setelah di cek oleh bidan dan dokter ternyata saya benar mengalami kontraksi asli yang sudah seharusnya masuk pembukaan, kenyataannya saat itu saat cek dalam saya tak mengalami pembukaan satupun! Hingga hampir 3 hari saya tunggu dan hasil nya masih sama saja.
Sehingga saya pun berdiskusi langsung dengan dokter kandungan. Saya pun mengutarakan apa yang saya harapkan pada proses C-Section mendadak ini karena kondisi saya semakin lemah. Adapun permintaan saya waktu itu yg bisa disepakati antara lain:
1. Semua tim operasi saya saat itu harus perempuan semua.
2. Suami wajib ikut dari awal hingga akhir (saksi kunci kalau ada kenapa-kenapa saat operasi 😄)
3. Saat bayi dikeluarkan dari perut, saya inginkan keluar dengan sangat lembut tanpa paksaan dorongan.
4. Saya dapat diijinkan untuk menyentuh langsung bayi saya setelah dikeluarkan langsung, untuk didekap dan inisiasi menyusui dini.

Meski sempat berdebat sedikit akhirnya tercapailah semuanya 😁. Proses kelahiran kali ini jujur sangat puas bagi saya dan ikatan batin saya dan anak kedua ini lebih terbentuk semenjak kelahirannya. Intinya komunikasi dengan dokter dan keluarga menjelang persalinan itu penting banget biar paham keinginan kita sebagai ibu seperti apa. Tetap bahagia dan legowo dengan setiap proses perjuangan saat melahirkan apapun prosesnya, kita patut bangga dan bersyukur sebagai ibu 😊
With love,
Elvira Chaerunnisa 💞