Assalamu'alaykum, moms!

Kali ini saya ingin berbagi tentang pengalaman saya menyapih anak saya Akmal. 

Saya dan suami memang bertekad sejak awal berencana menyapih Akmal, kami tidak mau berpura-pura, karena bagi kami itu bagian dari membohongi anak. Kami yakin, bahwa cukup dengan memberinya pengertian berulang bahwa ia sudah besar, bahwa ia tidak boleh nenen lagi, dan lain-lain. Karena meskipun usianya masih kecil, saya yakin anak pasti akan mengerti.
 
Dari awal menyusui alhamdulillah saya tidak mengalami kendala yang berarti. Kecuali saat Akmal yang baru bisa menyusui di hari kedua kelahirannya. Setahun pertama Akmal, saya masih bekerja dan Alhamdulillah kebijakan kantor yang sangat menguntungkan kami para ibu bekerja, yaitu diperbolehkan membawa anak asal dengan pengasuhnya. Akmal menyusu langsung pada saya (direct breastfeed), kalaupun memompa Alhamdulillah karena Allah memberi saya limpahan ASI sehingga bisa bermanfaat untuk didonorkan kepada teman saya yang kurang produksi ASInya.


Source : Pinterest

Kalau kata orang bahwa Breastfeed makes baby addicted itu ada benarnya. Beberapa bulan sebelum Akmal genap berusia 2 tahun, saya dan suami seringkali sounding perihal menyapih kepada Akmal. “ Akmal tidak boleh nenen ya kalo sudah usia 2 tahun, dll…..” Tetapi semakin diberi pengertian, semakin menjadi-jadi. Semakin sering ia meminta menyusu.

Tepat pada hari ulang tahunnya yang ke-2 saya memutuskan untuk tetap menyusui Akmal minimal untuk beberapa bulan ke depan, karena kali ini bukan Akmal yang menjadi-jadi, tapi karena saya yang mendadak menjadi mellow. Saya belum siap mental untuk menyapihnya. Bukan apa-apa, saya khawatir bonding akan berkurang seiring dengan lepasnya Akmal menyusu.

Saya berjanji sebelum tahun 2017 berakhir, saya harus sudah berhasil menyapih. Toh hak Akmal menyusu selama 2 tahun sudah terpenuhi. Saya hanya perlu menyiapkan mental saya untuk tega.

Menyapih Tanpa Rencana

Sejujurnya hari ekseskusi menyapih Akmal dimulai tanpa rencana. Saat itu bulan Oktober, sebulan setelah Akmal genap berusia 2 tahun. Malam itu sesaat sebelum tidur, setelah kami membaca doa bersama, saya dan suami bercerita kepada Akmal. Semacam mendongeng. Sampai akhirnya Akmal tidur tanpa menyusu. Itulah kali pertama Akmal bisa tidur tanpa menyusu. Dari situlah suami saya bilang, kenapa tidak sekalian saja kita sapih. Entah kenapa saya seketika menjadi mellow, tapi saya harus tega.

Hari 1

Tengah malam sekitar jam 2, Akmal bangun seperti biasa meminta untuk menyusu. Saya hanya mengusap rambutnya sambil mengatakan "Akmal, Ibun minta maaf tidak bisa kasih Akmal menyusu Ibun" Dan drama tengah malam pun dimulai. Akmal menangis, mengamuk, berguling-guling. Tidak mau dipegang. Cukup lama juga dia menangis, mungkin ada sekitar satu jam. Tetap tidak bisa ditenangkan.

Hampir saja saya menyerah ingin menyusuinya lagi. Teriris hati saya melihatnya mengamuk seperti itu. Tapi suami saya melarang, bahwa kami harus selesaikan apa yang sudah dimulai. Saya katakan padanya "kalau Akmal mau susu, Ibun buatkan susu di gelas ya" Dia pun akhirnya mengangguk. Menyerah. Mungkin juga karena capek menangis. Dengan sigap suami saya yang sudah memanaskan air, membuatkan Akmal susu. Setelah hampir satu gelas habis diminumnya barulah Akmal bisa tertidur.


Source : Pinterest

Siang harinya kami pergi menjenguk saudara di rumah sakit daerah Jakarta. Memang kalau sedang bepergian, Akmal sebelumnya sangat jarang meminta menyusu, karena kami sudah siapkan susu UHT. Jadi sepanjang perjalanan kami lewati cukup mudah, hanya Akmal yang mengantuk dan memaksa menarik-narik jilbab dan baju saya.

Malam harinya sebelum tidur saya buatkan Akmal susu formula, harapannya agar dia bisa tidur dengan perut kenyang. Habislah satu gelas susu diminumnya. Malam kedua ini Akmal sudah mulai bisa mengerti, hanya menangis sebentar sebelum tidur, tapi setelah saya peluk dan saya usap-usap punggungnya ia bisa tertidur.

Hari 2

Tengah malam, Akmal terbangun lagi. Tapi sudah tidak sedrama hari kemarin. Suami saya juga sangat sigap membuatkan Akmal susu formula, kalau-kalau ia kelaparan tengah malam. Tapi tidak, Akmal cukup dipeluk dan diusap punggungnya sesekali minta digaruki, akhirnya tertidur lagi. Saya merasa cukup sedih karena kasihan. Duh, emakk.....

Hari 3

Sepertinya hari ke-3 ini dia sudah paham bahwa ia sudah tidak boleh menyusu lagi. Saya melihat Akmal kok jadi seperti sudah dewasa. Ya Allah maafkan mamakmu yang baper ini, nak.

Sudah 3 bulan lebih Akmal lulus menyusui, dan di bulan pertama masih ada sekitar sekali atau dua kali dia meminta menyusu sambil menarik baju saya. Tapi dgn lembut saya katakan "Lho Akmal kan sudah tidak menyusu". Dan dia pun tertawa...
 

Source : www.tafsirq.com

Menyapih adalah perjuangan dalam motherhood journey saya yang sangat berkesan dan cukup membuat baper. Bagaimana dengan pengalaman menyapih moms ?