Saat ini segala macam transaksi bisa dilakukan hanya dalam hitungan detik, mulai dari pembelian, pembayaran tagihan hingga pemindah bukuan sejumlah dana sekalipun dapat dilakukan dengan sangat cepat dan mudah. Bicara soal jual beli barang, sebagai ibu rumah tangga kita pasti melakukannya setiap hari. Dulu, saat membutuhkan sayur dan buah serta kebutuhan rumah tangga untuk memasak dilakukan secara konvensional, bisa belanja di pasar atau supermarket. Seiring perkembangan teknologi, belanja sayur buah dapat dilakukan secara online, tinggal pesan dan barang yang dibutuhkan akan segera tiba di rumah. Metode pembayaran pun jadi semakin mudah, tidak harus cash tapi bisa melalui e-money, e-wallet atau transfer bahkan kita juga dapat membayar dengan cicilan kartu kredit.
Wah, punya kartu kredit kayanya seru ya Moms, tinggal gesek dan tinggal nunggu barang. Nah, yang gak enak pas tagihannya datang deh. Moms, boleh gak sih ibu rumah tangga memiliki kartu kredit? Tentu saja boleh, namun dengan syarat sebagai berikut:

1. KURANGI BIAYA ADMIN
Saya termasuk selektif saat menentukan pilihan  kartu kredit. Sebelum saya mengajukan atau menyetujui kartu kredit dari salah satu bank, saya harus mengetahui dulu annual fee dan biaya admin yang dibebankan pada setiap tagihannya. Kemudian, saya juga menentukan pengiriman tagihan via email, bukan surat fisik yang dikirim ke rumah atau kantor. Ada beberapa bank yang membebankan biaya pengiriman tagihan jika berbentuk hard copy. Jika memungkinkan, saya mengajukan untuk tidak dibebankan annual fee pada kartu kredit yang saya ajukan atau saya setujui untuk mengurangi beban biaya yang harus dikeluarkan.
 


2. HINDARI DENDA
Moms, boleh memiliki kartu kredit dan menggunakannya untuk mengantisipasi jika kita membutuhkan dana darurat dan tidak membawa uang cash saat berpergian. Namun, gunakanlah kartu kredit ini dengan bijak. Beberapa hal yang menjadi perhatian untuk saya saat menggunakan kartu kredit yaitu menghindari denda dengan cara tidak terlambat membayar tagihan, tidak menggunakan tagihan melebihi plafond atau limit kartu kredit dan selalu membayar lunas tagihan kartu kredit.

Untuk menghindari denda dengan bunga tinggi, kita bisa membuat remainder di handphone untuk tanggal jatuh tempo pembayaran tagihan. Saya pribadi, menggunakan auto debet pembayaran kartu kredit untuk menghindari lupa membayar tagihan hingga lewat jatuh tempo.
Jika nilai tagihan tidak bisa dilunasi dengan sekali bayar, sebaiknya kita menghubungi pihak kartu kredit untuk berkonsultasi apakah dapat dicicil atau tidak. Jangan sampai sisa tagihan yang belum dibayarkan menumpuk dan berbunga sehingga jumlah tagihan semakin membengkak.
Ada beberapa bank yang memberikan kelonggaran untuk nasabahnya jika tidak mampu membayar lunas tagihan kartu kredit dalam satu waktu. Nasabah dapat memilih dibuatkan menjadi 3 kali pembayaran, memang masih dikenakan bunga tapi tidak terlalu menjerat dibandingkan kita membiarkan sisa tagihan tidak dibayar.



3. HINDARI UTANG KONSUMTIF
Nah ini juga penting, saya hanya menggunakannya pada saat tertentu bahkan sangat meminimalisir penggunaannya. Kartu kredit hanya sebagai alternative lain saat benar-benar mendesak. Jangan pernah menggunakan kartukredit sebagai alat bayar untuk kebutuhan konsumtif, seperti belanja pakaian, untuk nongkrong di café, makan mahal di restoran dan lainnya.



Kartu kredit boleh digunakan untuk membayar pengeluaran bulanan namun bukan untuk berutang. Artinya, kita sebenarnya sudah punya dana untuk mebayar tagihan listrik, telepon dll namun memilih untuk membayar dengan kartu kredit hanya untuk mendapatkan point, diskon dan keuntungan lain. Sekali lagi meskipun namanya kartu kredit namun tidak untuk digunakan berutang ya Moms.