Tahukah kamu bahwa usia anak-anak merupakan periode emas dalam pendidikan seseorang untuk menyiapkan kemampuannya dalam berpikir kritis? Hal ini terkadang diacuhkan oleh orang tua karena terlalu lelah dalam merespon keingintahuan anak yang luar biasa. Padahal, jika kamu dapat menjawab pertanyaan tersebut dengan baik, kamu dapat mengoptimalkan peluang mendidik anak dengan lebih maksimal sehingga otak si kecil dapat lebih terlatih dalam berpikir. Nah, berikut ini adalah beberapa langkah mendidik anak dengan menjawab pertanyaan anak yang unik dan kritis. Yuk, simak!
Pertanyaan Kritis Anak
Pada dasarnya, anak dapat dianalogikan sebagai kertas putih dan kosong yang siap untuk ditulis ataupun digambar. Tentu, setiap orang tua menginginkan anak tumbuh dengan "tulisan" dan "gambar" yang terbaik. Itulah sebabnya, ia perlu memahami prinsip dasar dalam kehidupan yang nantinya menjadi pegangan ia dalam berpikir dan bertindak.
source: http://www.comereason.org/
Pemahaman anak mengenai prinsip dan pengetahuan dasar tidak serta merta datang dari informasi yang diterima, melainkan juga dari rasa penasaran yang muncul karena ketidakpahaman yang ia rasakan. Itulah sebabnya para orang tua akan sering mendapatkan anak mempertanyakan sesuatu yang unik dan bahkan terkesan kritis, seperti misalnya konsep ketuhanan, bagaimana bayi bisa ada di dunia, mengapa kita harus sekolah, mengapa kita harus tidur, mengapa kita tidak boleh mengganggu orang lain, dan beragam pertanyaan lain.
Tips Menjawab Pertanyaan Anak
Daftar pertanyaan di atas hanyalah sedikit contoh dari beragam variasi pertanyaan mendalam dan detail yang sering muncul dari celoteh si kecil. Tentu hal tersebut perlu kamu respon dengan baik agar tidak menumpulkan perkembangan otak dan berpikir sang anak. Ini merupakan bagian dari cara mendidik anak agar dapat berpikir kritis dan cerdas. Agar tidak salah menjawab, ada beberapa hal penting yang harus kamu perhatikan, diantaranya :
Jangan Anggap Remeh Pertanyaan Anak
Sebagian orang tua menganggap remeh pertanyaan anak. Itulah sebabnya mereka cenderung menjawab pertanyaan si kecil dengan jawaban asal dan terkesan lucu. Padahal hal tersebut sangat berdampak buruk pada daya pikir dan nalar si kecil. Ia mungkin akan bingung atau yang lebih parah menganggap jawaban lelucon yang kamu berikan adalah benar. Dengan kata lain, jawablah pertanyaan anak sebagaimana kamu menjawab pertanyaan orang dewasa.
Apabila Anak Mempertanyakan Hal Sensitif, Jelaskan Dengan Baik
Sebagian pertanyaan sensitif seperti bagaimana bayi bisa ada, mengapa ibu dan ayah harus tidur bersama sedangkan ia dengan teman lawan jenisnya tidak boleh, dan pertanyaan lainnya mungkin akan membuat kamu sedikit memutar otak. Yang perlu kamu lakukan adalah menjelaskan perlahan dengan batasan informasi yang seharusnya. Ingat, ada beberapa hal yang perlu dipahami anak secara bertahap sesuai dengan usianya. Kamu dapat menjawab dengan jawaban yang tetap masuk akal anak dan mudah ia pahami.
source: https://health.usnews.com/
Tekankan Pendidikan Etika Dan Sopan Santun Pada Anak
Dalam mengamati perkembangan nalar dan berpikir kritis anak, kamu tidak boleh lupa untuk menanamkan nilai-nilai etika dan sopan santun. Misalnya dengan mengingatkan bahwa ia tidak boleh berteriak dalam bertanya, gunakan bahasa yang baik, tidak boleh mengancam atau sombong dengan ilmu yang ia ketahui.
Selanjutnya, dari berbagai pertanyaan anak, kamu sebenarnya dapat menganalisis minat dan kecenderungan anak dari rasa ingin tahunya pada satu hal. Apabila anak sudah semakin terlihat minat dan kecenderungannya, kamu dapat mengoptimalkan hal tersebut dengan memperkenalkan ia pada buku-buku informatif sesuai dengan usianya. Ajak ia ke toko buku atau perpustakaan untuk mencari tahu lebih dalam informasi yang ingin ia ketahui.
source: http://gastonlibrary.org/
Nah, itulah beberapa langkah yang bisa kamu lakukan dalam merespon berbagai pertanyaan unik dan kritis anak. Yang pasti, tetap optimalkan daya pikir dan kritis anak agar tumbuh kembang otaknya dapat lebih maksimal.