Apa Itu Dispraksia?
Dispraksia adalah sebuah gangguan perkembangan yang membuat anak mengalami masalah dalam keseimbangan, koordinasi, bahkan mempengaruhi kemampuan motorik dan sensorik sehingga anak jadi tidak terampil dan kesulitan berimajinasi. Jumlah anak yang mengalami dispraksia ini tidak bisa dianggap enteng. Menurut ahli, anak yang mengalaminya sekitar 2 hingga 10 persen dari populasi. Anak laki-laki lebih banyak mengalaminya daripada anak perempuan.
source: https://www.understood.org/
Penyebab
Setiap kelainan yang mempengaruhi kesehatan maupun perkembangan pasti ada yang menyebabkan. Diyakini oleh beberapa ahli dispraksia disebabkan karena ketidaksempurnaan perkembangan sistem informasi pada otak. Akibatnya, pesan tidak terkirim dan diolah dengan benar oleh otak. Umumnya risiko dispraksia ditemukan pada kasus bayi lahir prematur, bayi lahir dengan berat lahir rendah (BBLR), bayi yang lahir dari ibu merokok, minum alkohol dan mengonsumsi obat-obatan terlarang selama hamil.
Nah, agar bayimu tidak mengalami kelainan ini, makanya hindari hal-hal tersebut di atas ya, Moms, baik itu sebelum maupun selama hamil.
Nah, agar bayimu tidak mengalami kelainan ini, makanya hindari hal-hal tersebut di atas ya, Moms, baik itu sebelum maupun selama hamil.
source: https://www.torontowellnesscentre.ca
Gejala Dispraksia
Dispraksia tidak hanya mempengaruhi fisik seorang anak, namun juga seluruh perkembangan kemampuannya. Adapun gejala-gejala dispraksia yang sering dialami seorang anak di antaranya:
- Tanda-tanda awal dispraksia dapat dilihat pada bayi yang lambat untuk duduk, merangkak, berjalan dan sulit mengikuti latihan toilet training. Seiring dengan pertumbuhan usianya, anak-anak mungkin selalu mengalami kecerobohan seperti jatuh, terjungkal ataupun kecelakaan. Saat belajar mengendarai sepeda, anak dengan dispraksia akan membutuhkan waktu yang cukup lama.
- Anak dengan dispraksia juga akan mengalami kesulitan bahasa. Meski sudah mencapai usia dapat berkomunikasi, namun kadang kita tidak bisa memahami apa yang diucapkan anak.
- Saat masuk sekolah, anak akan kesulitan beradaptasi dengan aktivitas di kelas, seperti menulis, membaca, dan daya imajinasinya sangat terbatas. Itulah kenapa dispraksia sering didiagnosa sebagai disleksia, padahal kedua kelainan ini berbeda.
- Dispraksia juga membuat anak mengalami kesulitan bersosialisasi dan berkomunikasi dengan teman-temannya. Terkadang hal ini membuat anak menjadi tidak percaya diri dan introvert.
source: http://sugru.ie
Masih banyak gejala yang bisa dicurigai sebagai dispraksia. Oleh karena itu, ketika menemukan salah satu gejala ini pada diri anak, segeralah berkonsultasi dengan tenaga kesehatan dan psikolog agar anak segera diterapi. Tak perlu khawatir, karena dengan terapi gejala dispraksia akan membaik sehingga anak bisa berkembang normal seperti anak-anak lainnya. Semoga bermanfaat Moms!