Kehadiran, Bukan Hanya Keberadaan
Seringkali para ibu merasa bahwa anak memerlukan keberadaan ibu di sisinya selama 24 jam, seperti misalnya menemani saat bermain, tidur di sampingnya di waktu tidur siang, dan menyuapinya saat makan. Sayangnya, aktivitas tersebut ternyata tidak sekadar 'ada' untuk sang anak.
Keberadaan adalah sebuah kondisi di mana seorang ibu secara fisik ada di samping dan bersama sang anak setiap saat. Inilah yang sering menjadi patokan para orang tua untuk memastikan anak tumbuh dengan perhatian yang baik. Padahal, faktanya yang dibutuhkan anak bukanlah sekadar sebuah keberadaan, melainkan kehadiran.
Kehadiran Orang Tua
Pernahkah kamu menyuapi anak sambil sibuk menelepon tetangga atau teman baikmu? Atau mungkin menidurkan anak sambil bermain handphone melihat postingan gosip atau berita terbaru? Atau bahkan duduk di samping anak yang sedang bermain sambil asyik berbelanja online? Itulah bukti bahwa kamu memang ada untuk anak, tapi tidak hadir di sisinya untuk menemaninya.
Kehadiran orang tua untuk anak tidaklah hanya sekadar keberadaan orang tua bersama anak, tetapi juga didukung dengan dukungan emosional yang membuat anak lebih merasakan sosok orang tua di sampingnya. Kunci yang harus kamu tanamkan untuk selalu hadir saat bersama anak adalah pastikan bahwa kamu selalu emotionally available.
Contoh Orang Tua yang "Present but Absent" :
- Orang tua yang tidak pernah mengucapkan “I love you“ pada anak.
- Orang tua yang ada, tetapi sulit untuk dekat dengan anak.
- Orang tua yang selalu sibuk dengan urusannya saat bersama dengan anak.
- Orang tua yang jarang menunjukkan kasih sayang secara fisik seperti mencium, memeluk, atau bahkan sekedar mengusap kepalanya.
Dampak dari "Present but Absent Parenting"
Banyak yang tidak sadar bahwa anak yang bermasalah tidak selalu diakibatkan oleh orang tua yang melakukan kekerasan, bercerai, atau sibuk bekerja. Tidak hadirnya orang tua di saat anak ada juga memberikan dampak buruk pada tumbuh kembangnya. Anak dapat menjadi sosok yang minder, kurang percaya diri, dan takut karena merasa tidak diperhatikan saat sedang bersama dengan orang lain. Meskipun terlihat normal, anak dengan pola pengasuhan seperti ini tumbuh dengan kasih sayang dan perhatian yang kurang secara emosional.
Cara Menghindari "Present but Absent Parenting"
Tidak bisa dipungkiri, sebagai orang tua, kita juga membutuhkan waktu istirahat. Waktu di mana kita bisa bebas melakukan hal-hal yang kita inginkan. Hal ini penting untuk memastikan kondisi emosional dan kebahagiaan kita juga terjaga. Namun, bukan berarti kamu dapat menjadi seenaknya dalam beraktivitas. Nah, berikut ini adalah beberapa tips yang bisa kamu coba untuk mengatasi kondisi Present but Absent saat bersama anak :
- Batasi penggunaan smartphone, TV, dan laptop. Saat waktu-waktu bersama anak, fokuslah hanya pada anak. Jauhkan diri dari benda-benda yang menarik perhatianmu dari anak.
- Buatlah kebiasaan berkomunikasi dengan anak. Tanyakan pertanyaan sederhana dan dengarkan baik-baik apa jawaban mereka. Cara ini membuat anak merasa diperhatikan oleh orang tuanya.
- Jangan langsung memberikan hukuman atas perilaku buruk anak. Lakukan pemeriksaan jika ada sesuatu yang mengakibatkan dirinya melakukan hal tersebut.
- Minta maaf pada anak saat kamu sedang sibuk dan jauh dari anak. Dengan begitu, anak akan tetap merasa menjadi prioritas dan memahami kesibukan dan aktivitasmu.
- Berikan kasih sayang dalam bentuk sentuhan seperti ciuman, pelukan, atau belaian pada kepala untuk membuatnya lebih merasa dicintai oleh orang tuanya.
Nah, itulah beberapa hal yang perlu kamu ketahui mengenai isu pengasuhan present but absent yang ternyata sering terjadi pada masyarakat. Semoga bermanfaat, Moms!