Apakah Induksi Persalinan Itu?

Apakah Induksi Persalinan Itu?
source: http://acupuncturebalancedhealth.com

Upaya untuk melakukan percepatan atau inisiasi persalinan disebut dengan induksi persalinan. Inisiasi ini dilakukan jika bumil belum memasuki fase bersalin. Apabila kamu belum merasakan kontraksi reguler atau kontraksi yang sering dan konstan, belum merasa mulas, dan belum ada pembukaan jalan lahir, maka induksi akan dilakukan. Jadi, dengan induksi rahim akan dirangsang agar bisa berkontraksi.

 

baca juga

Kapan Harus Diinduksi?

Kapan Harus Diinduksi?
source: http://www.parenting.com

Induksi tidak dapat dilakukan sembarangan lho. Dokter akan melihat kondisi-kondisi yang bisa memengaruhi ibu dan bayi. Jika kondisi tersebut mengancam kondisi ibu, bayi, atau keduanya, maka dokter akan memutuskan untuk memberi induksi persalinan. Hal ini dilakukan untuk mencegah komplikasi lebih lanjut dan berbahaya bagi ibu dan bayi dalam perut. Beberapa contoh kondisi yang membahayakan, contohnya ibu memiliki riwayat darah tinggi, sehingga mengalami preeklampsia berat. Jika kehamilan diteruskan, maka kamu bisa kejang saat hamil. Ini tentu akan menimbulkan dampak berbahaya.
 

Selain dari sisi ibu, kondisi janin juga harus dilihat. Misalnya, ibu mengalami pecah ketuban sehingga air ketubannya masuk dan menyebar terus ke dalam rahim. Kondisi ini berisiko membuat janin terkena infeksi air ketuban. Selain itu, janin sudah tidak merespon ibu dan detak jantungnya mulai berantakan, atau kehamilan yang lewat bulan sehingga menghambat pertumbuhan janin. Kondisi-kondisi seperti inilah yang menjadi pertimbangan apakah bumil harus diinduksi atau tidak.

 

Jenis-Jenis Induksi

Ada dua metode induksi persalinan yaitu Induksi Mekanik dan Induksi Medical Mentosa.

1) Induksi Mekanik
 

Jenis-Jenis Induksi
source: http://doctorbond.in

Induksi mekanik dilakukan untuk merangsang kontraksi rahim dengan melakukan pemisahan antara dinding selaput ketuban dengan dinding rahim. Semakin banyak daerah yang terpisah, semakin cepat ia terinisiasi. Ada tiga alat yang dipakai untuk melakukan induksi, yaitu Laminaria, Foley Catheter, dan Stripping of the Membranes.

1) Laminaria adalah alat semacam batang lidi, dengan ukuran kurang lebih 5-7cm dan nantinya akan dimasukkan ke dalam rahim untuk memisahkan dinding rahim dengan selaput ketuban.

2) Foley Catheter adalah benda berbentuk selang kateter yang dimasukkan sampai ke mulut rahim. Di ujungnya, ada benda yang berbentuk seperti balon kecil yang berguna untuk merangsang pemisahan dinding rahim dengan dinding selaput ketuban.

3) Stripping of the Membranes adalah pemeriksaan digital menggunakan jari dokter, kemudian jarinya akan mengitari daerah serviks. Metode ini akan dilakukan jika bumil sudah pembukaan minimal 3-4cm.

 

baca juga

2) Induksi Medical Mentosa
 

Jenis-Jenis Induksi
source: https://www.pregnancyvideo.net

Metode induksi ini dilakukan dengan menggunakan obat-obatan. Nantinya obat-obatan ini akan bekerja di reseptor-reseptor dalam rahim. Nah, ada dua macam obat induksi yang digunakan, yaitu Oksitosin dan Prostaglandin E1. Oksitosin adalah obat yang berupa cairan, dan dimasukkan melalui selang infus. Sementara Prostaglandin E1 adalah obat yang berupa tablet dan bisa dimasukkan ke vagina dengan alat khusus (intravaginal), atau diminum. Dosis yang digunakan berbeda-beda pada setiap ibu.

 

Untuk memilih metode mana yang cocok antara Induksi Mekanik dan Induksi Medical Mentosa, dokter akan melihat sesuai dengan kondisi mulut rahim ibu. Mulut rahim akan dinilai apakah sudah matang atau belum. Jika belum matang, maka akan dilakukan Induksi Medical Mentosa. Begitu sudah matang, akan dilakukan Induksi Mekanik.

 

Kondisi Ibu yang Tidak Boleh Dilakukan Induksi Persalinan

Kondisi Ibu yang Tidak Boleh Dilakukan Induksi Persalinan
source: https://blogs.babycenter.com

Ternyata tidak semua ibu hamil dapat diinduksi lho. Kalau kamu mengalami hal berikut, maka dokter tidak mengizinkan induksi persalinan terjadi. Apa saja?
 

  • Kamu mengalami placenta praevia atau kelainan letak plasenta yang menghalangi jalan lahir.
  • Panggul yang sempit, sehingga bayi akan sulit keluar melalui panggul dan vagina. Perlu diingat bahwa tujuan dari induksi adalah agar ibu melahirkan lewat persalinan normal.
  • Riwayat operasi Caesar sebelumnya, apalagi masih kurang dari 2 tahun. Jika dilakukan induksi, maka akan terjadi kontraindikasi. Dinding rahim akan akan rentan sobek karena belum pulih total. Lebih baik tunggu hingga kamu mengalami kontraksi alami.

  • Kelainan letak janin (malposisi). Jika posisi bayi melintang atau kepalanya miring, maka ia akan menghalangi jalan lahir. Induksi akan percuma karena jalan lahir tertutupi.