Apa saja gejala Salmonellosis?
Gejala utamanya jika bayi mengonsumsi telur setengah matang dalam menu MPASI mereka adalah diare, tinja yang disertai darah, kram perut, muntah, demam dan sakit kepala. Sebenarnya tidak hanya telur setengah matang biasa, tetapi masakan yang mengandung telur yang dimasak setengah matang, seperti homemade mayonnaise, tiramisu, mousse, juga masih berisiko menimbulkan Salmonellosis.
Gejala muncul 12-72 jam setelah mengonsumsi makanan yang terkontaminasi Salmonella dan membaik dalam waktu 4-7 hari tanpa perlu pemberian antibiotik.
Berikut ini beberapa tips dari Ikatan Dokter Anak Indonesia terkait konsumsi telur yang perlu diperhatikan agar terhindar dari Salmonellosis:
- Hindari membeli telur yang kotor atau retak.
- Simpan telur di lemari pendingin pada suhu 0-4° C.
- Cuci tangan dan alat yang bersentuhan dengan telur mentah.
- Hindari mengonsumsi telur mentah atau setengah matang.
- Bagian putih dan kuning telur harus dimasak hingga mengeras. Bila memasak makanan yang mengandung telur, maka masakan harus dimasak hingga mencapai suhu minimal 71°C. Telur yang dimasak hingga matang tidak kehilangan kandungan nutrisinya, bahkan telur yang sudah matang tersebut lebih mudah dicerna oleh saluran cerna anak.
- Telur yang sudah matang harus dikonsumsi segera dan tidak dibiarkan dalam suhu ruang lebih dari 2 jam untuk menghindari kontaminasi kuman.
Nah, itulah penjelasan mengenai pemberian telur setengah matang sebagai makanan bayi. Yuk kita lebih aware mengenai pemberian makanan pada bayi agar aman ya, Moms!